Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 8909 | 14 Dec 2024
Klinis : Unit perawatan memiliki 40 tempat tidur.Setiap harinya rata rata tempat tidur tersebut terisi 30 dengan tingkat ketergantungan pasien yang bervariasi. Berapakah BOR setiap harinya pada unit perawatan tersebut?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Selamat siang. Sebagai seorang perawat dan pakar di bidang keperawatan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
Berdasarkan informasi yang Anda berikan, yaitu unit perawatan dengan 40 tempat tidur yang terisi rata-rata 30 tempat tidur setiap hari dengan tingkat ketergantungan pasien yang bervariasi, maka diagnosa keperawatan yang dapat dirumuskan adalah:
1. Ketidakefektifan manajemen kapasitas unit pelayanan terkait tingkat hunian tempat tidur.
Penjelasan Singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)
- SDKI adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah keperawatan yang dialami oleh pasien.
- Dalam kasus ini, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Ketidakefektifan manajemen kapasitas unit pelayanan terkait tingkat hunian tempat tidur".
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- SLKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Luaran yang diharapkan dalam kasus ini adalah peningkatan efektivitas manajemen kapasitas unit pelayanan terkait tingkat hunian tempat tidur.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- SIKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan dalam kasus ini antara lain:
a. Melakukan analisis dan evaluasi terhadap tingkat hunian tempat tidur secara berkala.
b. Mengoptimalkan penggunaan tempat tidur sesuai dengan tingkat ketergantungan pasien.
c. Mengkoordinasikan dengan manajemen rumah sakit untuk mengatur alokasi tempat tidur yang efektif.
Perhitungan BOR (Bed Occupancy Rate):
Berdasarkan informasi yang Anda berikan, yaitu unit perawatan dengan 40 tempat tidur yang terisi rata-rata 30 tempat tidur setiap hari, maka perhitungan BOR adalah sebagai berikut:
BOR = (Jumlah hari perawatan / Jumlah tempat tidur tersedia) x 100%
= (30 / 40) x 100%
= 75%
Jadi, BOR (Bed Occupancy Rate) pada unit perawatan tersebut adalah 75% setiap harinya.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Silakan tanyakan jika ada hal yang perlu diklarifikasi. Terima kasih. -
Article No. 8910 | 14 Dec 2024
Klinis : Seorang perempuan, 70 tahun, mengeluh sulit untuk memanggil nama cucunya bahkan kadang-kadang salah pangil, tetapi klien tidak mau dikatakan dirinya pelupa. Hasil pengkajian, bila ada masalah lebih banyak diam dan menangis di kamar. Klien lebih suka menyendiri di kamar atau nonton TV. Apakah masalah utama yang dialami oleh klien ?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Fungsi Kognitif
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Gangguan Fungsi Kognitif didefinisikan sebagai keterbatasan dalam kemampuan berpikir, mengingat, dan/atau memproses informasi yang berdampak pada fungsi sehari-hari.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan pada kondisi ini adalah klien dapat menunjukkan peningkatan fungsi kognitif, seperti kemampuan mengingat nama-nama orang terdekat, kemampuan konsentrasi yang lebih baik, dan kemampuan mengikuti instruksi sederhana.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain stimulasi kognitif, terapi reminisens, dan pengaturan lingkungan yang mendukung. Tujuannya adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan fungsi kognitif klien.
Berdasarkan informasi yang diberikan, masalah utama yang dialami oleh klien adalah gangguan fungsi kognitif, terutama dalam hal mengingat nama-nama orang terdekat. Klien juga menunjukkan gejala isolasi sosial dan perubahan suasana hati. Pemantauan dan intervensi keperawatan yang komprehensif diperlukan untuk membantu klien dalam mengatasi masalah tersebut. -
Article No. 8911 | 14 Dec 2024
Klinis : Ruang perawatan terdiri atas 40 tempat tidur. Untuk membantu kebutuhan pasien, kepala ruang membagi perawat berdasarkan penugasan perawat seperti perawat bagian vital sign, perawat bagian injeksi, perawat bagian personal higiene serta perawat bagian medikasi atau perawatan luka. Apakah metode penugasan pada kasus di atas?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat pakar, saya akan memberikan analisis terkait kasus yang Anda berikan. Metode penugasan yang diterapkan pada kasus di atas adalah metode fungsional.
Metode fungsional adalah sistem pemberian tugas kepada perawat berdasarkan jenis tindakan keperawatan yang harus dilakukan, bukan berdasarkan kebutuhan individual pasien. Dalam kasus ini, kepala ruang membagi perawat berdasarkan tugasnya, seperti perawat untuk vital sign, injeksi, personal higiene, dan medikasi/perawatan luka.
Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah beberapa contoh diagnosa keperawatan yang mungkin muncul, beserta penjelasan singkat menggunakan standar SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan: Risiko Infeksi
- SDKI: Kemungkinan masuknya organisme patogen ke dalam tubuh dan menyebabkan reaksi inflamasi.
- SLKI: Pemantauan tanda-tanda infeksi, Pencegahan infeksi, Pengelolaan infeksi.
- SIKI: Manajemen Risiko Infeksi, Perawatan Luka.
2. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
- SDKI: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SLKI: Pengkajian Nyeri, Manajemen Nyeri.
- SIKI: Manajemen Nyeri, Manajemen Analgetik.
3. Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan Perfusi Jaringan
- SDKI: Penurunan sirkulasi darah ke jaringan tubuh.
- SLKI: Pemantauan Tanda-Tanda Vital, Manajemen Sirkulasi.
- SIKI: Manajemen Sirkulasi, Pemberian Cairan Intravena.
Penggunaan metode fungsional dalam pemberian tugas perawat dapat membantu menjaga konsistensi dan efisiensi dalam pelayanan keperawatan. Namun, perlu diperhatikan juga aspek kebutuhan individual pasien agar pelayanan yang diberikan tetap komprehensif dan berpusat pada pasien. -
Article No. 8912 | 14 Dec 2024
Klinis : Ruang perawatan terdiri atas 25 tempat tidur. Setiap 3-4 pasien dikelola oleh seorang perawat profesional untuk memberikan asuhan secara komprehensif. Apakah metode penugasan yang diterapkan pada ruangan tersebut?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Berdasarkan informasi yang Anda sampaikan, di mana ruang perawatan terdiri dari 25 tempat tidur dan setiap 3-4 pasien dikelola oleh seorang perawat profesional untuk memberikan asuhan secara komprehensif, maka metode penugasan yang diterapkan pada ruangan tersebut adalah metode tim.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko ketidakefektifan manajemen kesehatan (NANDA-I)
Definisi: Risiko mengalami kegagalan, pengurangan, atau perubahan dalam kemampuan untuk mempertahankan atau memulihkan kesehatan.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Risiko ketidakefektifan manajemen kesehatan adalah diagnosis keperawatan yang mengidentifikasi risiko individu, keluarga, atau masyarakat untuk mengalami kegagalan, pengurangan, atau perubahan dalam kemampuan untuk mempertahankan atau memulihkan kesehatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan dari diagnosis keperawatan ini adalah individu, keluarga, atau masyarakat dapat mempertahankan atau meningkatkan kesehatan secara efektif.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi risiko ketidakefektifan manajemen kesehatan antara lain edukasi kesehatan, konseling, koordinasi perawatan, pengawasan, dan dukungan sosial.
Metode Penugasan:
Dengan jumlah tempat tidur 25 dan setiap 3-4 pasien dikelola oleh seorang perawat profesional, maka metode penugasan yang diterapkan pada ruangan tersebut adalah metode tim. Dalam metode tim, sekelompok perawat bertanggung jawab atas perawatan pasien-pasien tertentu secara komprehensif. Anggota tim bekerja sama untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi asuhan keperawatan. -
Article No. 8913 | 14 Dec 2024
Klinis : Hipertermi pada pasien ALO minta data S dan data O
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi hipertermi pada pasien ALO dengan data S dan data O.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Hipertermia didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas 37,5°C (99,5°F) yang disebabkan oleh gangguan pengaturan suhu tubuh atau peningkatan produksi panas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan hipertermia adalah:
a. Suhu tubuh kembali normal
b. Tanda-tanda vital dalam batas normal
c. Tidak ada tanda-tanda komplikasi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani hipertermia meliputi:
a. Observasi tanda-tanda vital secara berkala
b. Pemberian cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan
c. Pemberian obat penurun demam (antipiretik) jika perlu
d. Menjaga lingkungan yang sejuk dan nyaman
e. Melakukan tindakan keperawatan untuk menurunkan suhu tubuh, seperti kompres hangat, mandi air hangat, atau kipas angin.
Data Subjektif (S):
1. Pasien mengeluhkan rasa panas di seluruh tubuh
2. Pasien merasa tidak nyaman dan gelisah
Data Objektif (O):
1. Suhu tubuh pasien 39,5°C
2. Nadi cepat dan kuat (110 kali per menit)
3. Kulit pasien terasa panas dan kering
4. Pasien tampak pucat dan lemah
Dalam kasus ini, pasien mengalami hipertermia yang perlu segera ditangani untuk mencegah komplikasi yang lebih serius. Langkah-langkah keperawatan sesuai dengan SDKI, SLKI, dan SIKI harus dilakukan secara komprehensif untuk memulihkan kondisi pasien. -
Article No. 8914 | 14 Dec 2024
Klinis : Seorang laki-laki, 40 tahun datang ke poliklinik jiwa untuk berkonsultasi tentang kehidupan rumah tangganya. Hasil pengkajian didapatkan bahwa klien merasa tidak puas terhadap istrinya, dan mengatakan bahwa istrinyalah yang menyebabkan kehidupan rumah tangganya tidak harmonis tanpa ada bukti apapun. Apakah mekanisme pertahanan diri pada klien diatas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, kasus tersebut dapat didiagnosis dengan Diagnosa Keperawatan "Distress Psikologis" menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) PPNI.
Distress Psikologis adalah keadaan emosi negatif yang menyebabkan ketidakmampuan individu beradaptasi secara efektif terhadap stressor, yang ditandai dengan perasaan cemas, sedih, marah, frustrasi, atau tidak berdaya.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang ditetapkan oleh PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) untuk memandu perawat dalam menegakkan diagnosis keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang menjelaskan hasil atau luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang menjelaskan tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Dalam kasus ini, mekanisme pertahanan diri yang tampak adalah proyeksi. Klien cenderung menyalahkan istrinya tanpa bukti yang jelas, sebagai upaya untuk mempertahankan diri dari perasaan negatif yang ia alami dalam kehidupan rumah tangganya.
Dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, saya dapat menjelaskan lebih lanjut bahwa proyeksi merupakan mekanisme pertahanan diri di mana individu menyalahkan orang lain atas perasaan atau perilaku negatif yang sebenarnya berasal dari dirinya sendiri. Hal ini dilakukan untuk melindungi diri dari kecemasan atau rasa bersalah yang mungkin muncul. Dalam kasus ini, klien tampaknya menggunakan proyeksi sebagai cara untuk menghindari pengakuan terhadap perasaan tidak puasnya terhadap pernikahan, sehingga ia menyalahkan istrinya sebagai penyebab utama. -
Article No. 8915 | 14 Dec 2024
Klinis : Ruang perawatan terdiri atas 30 tempat tidur, dibagi menjadi 3 kelompok kerja ( 10 pasien) setiap kelompok dipimpin oleh seorang perawat sebagai ketua, masing masing kelompok terdiri dari 8 perawat. Apakah metode penugasan yang diterapkan diruang tersebut?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI Standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Berdasarkan situasi yang Anda deskripsikan, dimana ruang perawatan terdiri dari 30 tempat tidur yang dibagi menjadi 3 kelompok kerja dengan masing-masing kelompok dipimpin oleh seorang perawat sebagai ketua dan terdiri dari 8 perawat, maka metode penugasan yang diterapkan di ruang tersebut adalah Metode Tim.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- SDKI merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi, merumuskan, dan mengelompokkan masalah atau respons pasien terhadap kondisi kesehatan.
- SDKI terdiri dari berbagai diagnosis keperawatan yang telah teridentifikasi dan terstandarisasi, sehingga dapat memudahkan perawat dalam menegakkan diagnosis keperawatan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- SLKI adalah standar yang digunakan untuk menggambarkan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang diberikan kepada pasien.
- SLKI membantu perawat dalam menentukan luaran yang realistis dan dapat diukur, serta memantau kemajuan pasien selama perawatan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- SIKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang akan diberikan kepada pasien untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- SIKI membantu perawat dalam memilih intervensi yang sesuai dengan diagnosis keperawatan dan kondisi pasien, serta memastikan intervensi yang diberikan efektif dan efisien.
Metode Penugasan Tim:
Dalam metode penugasan tim, perawat dibagi menjadi beberapa kelompok kecil, dengan setiap kelompok dipimpin oleh seorang perawat sebagai ketua. Setiap kelompok bertanggung jawab untuk merawat sekelompok pasien yang telah ditugaskan. Metode ini memungkinkan perawat untuk bekerja secara kolaboratif, saling mendukung, dan memberikan perawatan yang komprehensif kepada pasien. -
Article No. 8916 | 14 Dec 2024
Klinis : Penurunan curah jantung b.d Perubahan kontraktilitas d.d Distensi vena jugularis, Tekanan darah meningkat, Ejection fraction (EF) menurun.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan:
Diagnosa Keperawatan:
Penurunan Curah Jantung berhubungan dengan Perubahan Kontraktilitas yang ditandai dengan Distensi Vena Jugularis, Tekanan Darah Meningkat, dan Ejection Fraction (EF) Menurun.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Penurunan Curah Jantung: Ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Stabilitas Hemodinamik: Kemampuan untuk mempertahankan tekanan darah, curah jantung, dan perfusi jaringan yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen Sirkulasi: Serangkaian tindakan untuk mempertahankan dan/atau memperbaiki fungsi kardiovaskular.
Penjelasan Singkat:
Diagnosa keperawatan ini menggambarkan kondisi dimana jantung tidak mampu memompa darah secara efektif, yang ditandai dengan adanya distensi vena jugularis, tekanan darah meningkat, dan ejection fraction yang menurun. Hal ini dapat disebabkan oleh perubahan kontraktilitas jantung, seperti kardiomiopati, gagal jantung, atau kondisi lainnya yang memengaruhi kemampuan jantung dalam berkontraksi secara optimal.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, manajemen cairan dan elektrolit, serta pemberian terapi sesuai dengan kondisi pasien, seperti pemberian obat-obatan inotropik, diuretik, atau penanganan penyebab utamanya. Tujuan utamanya adalah untuk mempertahankan stabilitas hemodinamik dan mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 8917 | 14 Dec 2024
Klinis : Ny. M, seorang wanita berusia 40 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan pusing, lemas, dan mual selama empat hari terakhir. Ia juga mengeluhkan nyeri pada punggung bawah yang dirasakan terus-menerus dan bertambah berat saat berdiri lama atau beraktivitas. Pasien mengaku nafsu makannya menurun dan hanya makan dua hingga tiga sendok nasi setiap kali makan, dengan asupan cairan yang sangat sedikit karena merasa sering ingin muntah setelah minum. Ia mengatakan hanya buang air kecil satu hingga dua kali sehari dengan warna urine yang pekat. Saat dilakukan anamnesis lebih lanjut, Ny. M mengungkapkan bahwa ia memiliki pekerjaan sebagai buruh pabrik dengan jam kerja yang panjang. Ia juga mengaku kesulitan tidur selama seminggu terakhir karena merasa cemas memikirkan pekerjaannya yang menumpuk dan tekanan dari atasan. Dalam percakapan, ia tampak menangis dan mengatakan bahwa ia merasa tidak dihargai di tempat kerja dan sering merasa tidak berdaya. Hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 96 kali per menit, pernapasan 20 kali per menit, dan suhu tubuh 37,4°C. Berat badan pasien turun 3 kg dalam dua minggu terakhir, dan kulitnya tampak kering dengan turgor lambat. Laboratorium menunjukkan Hb 10,5 g/dL, Ht 32%, Natrium 135 mEq/L, dan Kalium 3,0 mEq/L. Pasien melaporkan nyeri punggung dengan intensitas 7/10 (skala NRS) yang membuatnya sulit untuk duduk atau berdiri dalam waktu lama.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk Ny. M:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2. Gangguan pola tidur
3. Nyeri kronis
4. Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan
Penjelasan singkat:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
- SDKI: Ketidakseimbangan Nutrisi
- SLKI: Peningkatan Status Gizi
- SIKI: Manajemen Nutrisi
Tanda dan gejala: Penurunan berat badan, asupan makanan dan cairan yang kurang, mual, dan perubahan laboratorium (Hb, Ht, Natrium, Kalium).
2. Gangguan pola tidur
- SDKI: Gangguan Pola Tidur
- SLKI: Pola Tidur Efektif
- SIKI: Manajemen Pola Tidur
Tanda dan gejala: Kesulitan tidur selama seminggu terakhir, kecemasan terkait pekerjaan.
3. Nyeri kronis
- SDKI: Nyeri Kronis
- SLKI: Pengurangan Nyeri
- SIKI: Manajemen Nyeri
Tanda dan gejala: Nyeri punggung bawah dengan intensitas 7/10 skala NRS, bertambah berat saat berdiri lama atau beraktivitas.
4. Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan
- SDKI: Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan
- SLKI: Perfusi Jaringan Efektif
- SIKI: Manajemen Perfusi Jaringan
Tanda dan gejala: Tekanan darah rendah, nadi cepat, kulit kering dengan turgor lambat, dan penurunan output urin.
Secara umum, diagnosa keperawatan tersebut mencerminkan kondisi Ny. M yang mengalami masalah terkait nutrisi, pola tidur, nyeri, dan risiko gangguan perfusi jaringan. Penanganan keperawatan yang komprehensif akan diperlukan untuk mengatasi isu-isu tersebut. -
Article No. 8918 | 14 Dec 2024
Klinis : Ny. M, seorang wanita berusia 40 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan pusing, lemas, dan mual selama empat hari terakhir. Ia juga mengeluhkan nyeri pada punggung bawah yang dirasakan terus-menerus dan bertambah berat saat berdiri lama atau beraktivitas. Pasien mengaku nafsu makannya menurun dan hanya makan dua hingga tiga sendok nasi setiap kali makan, dengan asupan cairan yang sangat sedikit karena merasa sering ingin muntah setelah minum. Ia mengatakan hanya buang air kecil satu hingga dua kali sehari dengan warna urine yang pekat. Saat dilakukan anamnesis lebih lanjut, Ny. M mengungkapkan bahwa ia memiliki pekerjaan sebagai buruh pabrik dengan jam kerja yang panjang. Ia juga mengaku kesulitan tidur selama seminggu terakhir karena merasa cemas memikirkan pekerjaannya yang menumpuk dan tekanan dari atasan. Dalam percakapan, ia tampak menangis dan mengatakan bahwa ia merasa tidak dihargai di tempat kerja dan sering merasa tidak berdaya. Hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 96 kali per menit, pernapasan 20 kali per menit, dan suhu tubuh 37,4°C. Berat badan pasien turun 3 kg dalam dua minggu terakhir, dan kulitnya tampak kering dengan turgor lambat. Laboratorium menunjukkan Hb 10,5 g/dL, Ht 32%, Natrium 135 mEq/L, dan Kalium 3,0 mEq/L. Pasien melaporkan nyeri punggung dengan intensitas 7/10 (skala NRS) yang membuatnya sulit untuk duduk atau berdiri dalam waktu lama.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Berlandaskan gejala penurunan nafsu makan, asupan makan yang sangat sedikit, serta penurunan berat badan sebanyak 3 kg dalam 2 minggu terakhir.
2. Intoleransi Aktivitas
Berlandaskan keluhan nyeri punggung yang bertambah berat saat berdiri lama atau beraktivitas, sehingga membatasi aktivitas pasien.
3. Kelelahan
Berlandaskan keluhan lemas, pusing, dan sulit tidur yang dialami pasien.
4. Ansietas
Berlandaskan pengakuan pasien mengenai kecemasan terkait pekerjaannya yang menumpuk dan tekanan dari atasan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Asupan Nutrisi
- Pasien dapat mengonsumsi makanan dan cairan sesuai kebutuhan.
- Pasien dapat mempertahankan berat badan dalam batas normal.
2. Toleransi Aktivitas
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa nyeri punggung.
- Pasien dapat mengelola nyeri punggung secara efektif.
3. Istirahat
- Pasien dapat memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur yang adekuat.
- Pasien dapat mengelola kelelahan secara efektif.
4. Kontrol Kecemasan
- Pasien dapat mengidentifikasi sumber kecemasan.
- Pasien dapat menerapkan strategi mengatasi kecemasan secara efektif.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Asupan Nutrisi
- Asesmen kebutuhan nutrisi.
- Kolaborasi pemberian nutrisi enteral atau parenteral, jika diperlukan.
- Edukasi tentang pentingnya asupan nutrisi dan hidrasi yang adekuat.
- Monitoring asupan dan output cairan.
2. Manajemen Nyeri
- Asesmen nyeri secara komprehensif.
- Pemberian analgetik sesuai indikasi.
- Intervensi nonfarmakologis, seperti kompres hangat, relaksasi, dan distraksi.
- Edukasi tentang manajemen nyeri.
3. Manajemen Kelelahan
- Asesmen faktor penyebab kelelahan.
- Intervensi untuk meningkatkan kualitas tidur dan istirahat.
- Edukasi tentang manajemen energi dan aktivitas.
- Evaluasi efektivitas intervensi.
4. Manajemen Kecemasan
- Asesmen faktor penyebab kecemasan.
- Intervensi untuk mengurangi kecemasan, seperti terapi relaksasi, teknik kognitif-perilaku, dan konseling.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan mental, jika diperlukan.
- Edukasi tentang manajemen kecemasan.
Penjelasan rinci dan terperinci di atas mencakup diagnosa keperawatan yang sesuai, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi pasien Ny. M secara komprehensif.