Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 18972 | 25 Jun 2025
Klinis : Seorang laki-laki (65 th), dirawat di Geriatri, setelah masuk RS dari IGD, dengan keluhan sesak napas, kedua kaki terlihat bengkak, sesak bertambah jika bergerak, atau beraktifitas sehingga semua kebutuhan dibantu oleh keluarganya. Pasien mempunyai riwayat hipertensi sejak 2 tahun yang lalu. Hasil pemeriksaan TTV, TD: 160/90 mmHg, RR 32 x/mnt, S: 38 C, N: 94 x /mnt.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer berhubungan dengan penurunan curah jantung sekunder akibat gagal jantung, ditandai dengan edema perifer, gangguan toleransi aktivitas, dan perubahan tanda-tanda vital.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Perfusi Jaringan: Sirkulasi
- Kriteria Hasil:
- Pasien menunjukkan nadi perifer yang teraba
- Pasien menunjukkan pengisian kapiler kurang dari 3 detik
- Pasien menunjukkan ekstremitas hangat
- Pasien menunjukkan kadar oksigen jaringan yang adekuat
2. Toleransi Aktivitas
- Kriteria Hasil:
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal
- Pasien menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Perfusi Jaringan
- Monitor tanda-tanda vital, intake-output, berat badan harian
- Kaji sirkulasi perifer: nadi, pengisian kapiler, suhu ekstremitas
- Kolaborasi pemberian terapi farmakologis (diuretik, vasodilator, ACE inhibitor)
- Fasilitasi aktivitas sesuai toleransi pasien
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen aktivitas dan tanda-tanda komplikasi
2. Manajemen Aktivitas
- Kaji tingkat aktivitas dan toleransi pasien
- Bantu pasien dalam aktivitas sehari-hari sesuai dengan kemampuannya
- Ajarkan teknik menghemat energi dalam beraktivitas
- Berikan istirahat yang cukup setelah aktivitas
- Dorong keluarga untuk membantu dan mendukung aktivitas pasien
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan "Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer" dipilih karena sesuai dengan kondisi pasien yang mengalami sesak napas, edema perifer, dan intoleransi aktivitas yang mengindikasikan adanya gangguan pada perfusi jaringan. Hal ini dapat disebabkan oleh penurunan curah jantung akibat gagal jantung, yang diperkuat dengan riwayat hipertensi pasien.
Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat menunjukkan perfusi jaringan yang efektif, ditandai dengan nadi perifer yang teraba, pengisian kapiler yang adekuat, ekstremitas hangat, dan kadar oksigen jaringan yang cukup. Selain itu, diharapkan pasien dapat meningkatkan toleransi aktivitasnya sehingga dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen perfusi jaringan dengan memantau tanda-tanda vital, mengkaji sirkulasi perifer, kolaborasi pemberian terapi farmakologis, dan memfasilitasi aktivitas sesuai toleransi pasien. Selain itu, manajemen aktivitas juga diperlukan untuk membantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari, mengajarkan teknik menghemat energi, dan mendorong dukungan keluarga. -
Article No. 18973 | 25 Jun 2025
Klinis : Keluhan pusing masih dirasakan Pasien post rawat inap dengan vertigo
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi berikut:
Keluhan pusing masih dirasakan, Pasien post rawat inap dengan vertigo
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
1. Gangguan Keseimbangan (00133)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan posisi tubuh yang stabil dan terkoordinasi.
Karakteristik Definisi:
- Keluhan pusing yang masih dirasakan
- Riwayat vertigo atau gangguan keseimbangan
- Ketidakstabilan dalam berdiri atau berjalan
- Riwayat jatuh
Faktor yang Berhubungan:
- Gangguan sistem vestibular
- Gangguan sistem saraf pusat
- Perubahan lingkungan
- Kelemahan otot
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
1. Keseimbangan Tubuh Membaik (0202)
- Pasien dapat mempertahankan posisi tubuh yang stabil dan terkoordinasi
- Pasien dapat berjalan dengan langkah yang stabil dan aman
- Pasien melaporkan penurunan keluhan pusing
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
1. Manajemen Keseimbangan (4180)
- Mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan, seperti gangguan sistem vestibular, saraf pusat, muskuloskeletal, atau lingkungan
- Mengidentifikasi kemampuan pasien dalam mempertahankan posisi tubuh yang stabil
- Mengajarkan teknik latihan keseimbangan, seperti latihan berdiri, berjalan, atau latihan mengontrol gerakan kepala
- Memberikan lingkungan yang aman dan mendukung untuk latihan keseimbangan
- Melakukan monitoring terhadap perubahan status keseimbangan pasien
2. Manajemen Lingkungan: Keamanan (6486)
- Mengidentifikasi risiko jatuh dan potensi bahaya di lingkungan pasien
- Memberikan rekomendasi untuk memodifikasi lingkungan agar lebih aman, seperti menghilangkan karpet yang licin, menyediakan pegangan di kamar mandi, atau memastikan pencahayaan yang cukup
- Mengajarkan pasien dan keluarga untuk mengidentifikasi dan mengelola risiko jatuh di lingkungan
3. Latihan Mobilitas (0200)
- Mengkaji kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas mobilitas
- Memberikan latihan untuk meningkatkan kekuatan, keseimbangan, dan koordinasi gerak
- Memandu pasien dalam melakukan latihan mobilitas yang aman dan sesuai dengan kondisinya
- Memantau respons pasien terhadap latihan dan melakukan penyesuaian jika diperlukan
Penjelasan rinci:
Diagnosis keperawatan Gangguan Keseimbangan dipilih karena pasien mengalami keluhan pusing yang masih dirasakan dan riwayat vertigo atau gangguan keseimbangan. Hal ini menunjukkan adanya gangguan dalam mempertahankan posisi tubuh yang stabil dan terkoordinasi.
Luaran yang diharapkan adalah Keseimbangan Tubuh Membaik, yang mencakup kemampuan pasien untuk mempertahankan posisi tubuh yang stabil, berjalan dengan langkah yang aman, dan melaporkan penurunan keluhan pusing. Ini menunjukkan pemulihan dan peningkatan keseimbangan pasien.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi Manajemen Keseimbangan, Manajemen Lingkungan: Keamanan, dan Latihan Mobilitas. Melalui intervensi-intervensi ini, diharapkan pasien dapat meningkatkan kemampuan keseimbangan, mengelola faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan, dan memiliki lingkungan yang aman untuk latihan dan aktivitas. -
Article No. 18974 | 25 Jun 2025
Klinis : Klien post rawat dengan stroke Keluhan lemes anggota gerak kiri
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan untuk klien post rawat dengan stroke yang mengalami keluhan lemes anggota gerak kiri:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi klien post rawat dengan stroke yang mengalami keluhan lemes anggota gerak kiri adalah "Gangguan Mobilitas Fisik" (SDKI, 2017). Diagnosa ini menggambarkan adanya keterbatasan dalam melakukan pergerakan anggota tubuh secara mandiri, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti penyakit, cedera, atau kondisi lainnya. Dalam kasus ini, lemas pada anggota gerak kiri disebabkan oleh adanya stroke yang dialami klien.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan klien dapat mencapai luaran/output berikut:
1. Peningkatan Mobilitas (SLKI, 2019): Klien menunjukkan peningkatan kemampuan dalam melakukan pergerakan anggota tubuh secara mandiri atau dengan bantuan minimal.
2. Kemandirian dalam Aktivitas Kehidupan Sehari-hari (SLKI, 2019): Klien menunjukkan peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti mandi, berpakaian, makan, dan berpindah secara mandiri atau dengan bantuan minimal.
3. Integritas Kulit (SLKI, 2019): Klien menunjukkan integritas kulit yang baik, tidak terdapat luka atau kerusakan kulit yang disebabkan oleh mobilitas terbatas.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang diperlukan:
1. Manajemen Mobilitas (SIKI, 2018):
a. Lakukan assesmen komprehensif mengenai kemampuan mobilitas klien.
b. Berikan latihan range of motion (ROM) dan latihan penguatan otot anggota gerak kiri.
c. Ajarkan teknik-teknik mobilisasi yang aman dan sesuai dengan kondisi klien.
d. Kolaborasi dengan tim rehabilitasi untuk menyusun program latihan yang terstruktur.
2. Perawatan Kulit (SIKI, 2018):
a. Lakukan inspeksi kulit secara berkala untuk mendeteksi adanya kerusakan kulit.
b. Terapkan tindakan pencegahan luka tekan, seperti penggunaan matras anti decubitus.
c. Berikan perawatan kulit yang sesuai, termasuk perawatan area sensitif.
3. Perawatan Diri (SIKI, 2018):
a. Ajarkan teknik-teknik perawatan diri yang sesuai dengan kemampuan klien.
b. Berikan bantuan dan bimbingan dalam melakukan aktivitas perawatan diri.
c. Libatkan keluarga dalam proses pelatihan dan bimbingan perawatan diri.
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif dan terstruktur, diharapkan klien dapat mencapai luaran/output yang diinginkan, yaitu peningkatan mobilitas, kemandirian dalam aktivitas sehari-hari, dan integritas kulit yang baik. Evaluasi yang berkala terhadap kemajuan klien juga diperlukan untuk memastikan efektivitas asuhan keperawatan yang diberikan. -
Article No. 18975 | 25 Jun 2025
Klinis : Lemas, tidak nafsu makan, makan hanya 2-3 sendok, penurunan bb
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan rekomendasi yang rinci dan terperinci untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang paling sesuai untuk kondisi tersebut adalah "Defisit Nutrisi" (SDKI 2017). Defisit Nutrisi didefinisikan sebagai "Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik". Tanda dan gejala yang muncul pada kondisi ini meliputi lemas, tidak nafsu makan, hanya makan 2-3 sendok, dan penurunan berat badan.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Luaran atau hasil yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan untuk kondisi Defisit Nutrisi adalah:
a. Status Nutrisi: Klien menunjukkan perbaikan status nutrisi yang ditandai dengan peningkatan berat badan, tidak lemas, dan peningkatan nafsu makan.
b. Intake Nutrisi: Klien mampu mengonsumsi makanan dan minuman yang cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.
c. Pertumbuhan dan Perkembangan: Klien menunjukkan pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai dengan usia.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Defisit Nutrisi pada klien adalah:
a. Manajemen Nutrisi:
- Kaji kebutuhan nutrisi klien berdasarkan usia, jenis kelamin, dan aktivitas.
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi intake nutrisi, seperti mual, nyeri, atau kesulitan menelan.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan dan menyediakan makanan yang sesuai dengan kebutuhan klien.
- Pantau asupan nutrisi klien dan lakukan modifikasi jika diperlukan.
b. Edukasi Gizi:
- Berikan edukasi kepada klien dan keluarga tentang pentingnya asupan nutrisi yang adekuat.
- Ajarkan teknik makan yang tepat, seperti porsi kecil tapi sering.
- Berikan informasi tentang makanan yang mengandung nutrisi tinggi dan mudah dicerna.
c. Dukungan Psikologis:
- Identifikasi faktor-faktor psikologis yang memengaruhi nafsu makan, seperti depresi atau stress.
- Berikan dukungan emosional dan motivasi kepada klien untuk meningkatkan asupan nutrisi.
- Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan dan membantu klien mencapai tujuan.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan klien dapat menunjukkan perbaikan status nutrisi, peningkatan intake nutrisi, serta pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai dengan usia. Perawat harus terus memantau progres klien dan melakukan modifikasi intervensi jika diperlukan untuk mencapai luaran yang optimal. -
Article No. 18976 | 25 Jun 2025
Klinis : Tirah baring, tidak dapat berjalan. Terdapat luka dekubitus di pinggang kanan dan kiri derajat 2 ukuran 10cm. Dan terdapat kontrak tus di kedua kaki
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan imobilitas dan luka dekubitus
2. Keterbatasan Mobilitas Fisik berhubungan dengan kontraktur otot
3. Risiko Infeksi berhubungan dengan luka dekubitus
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Integritas Kulit Membaik: Luka dekubitus membaik dan tidak terjadi komplikasi
2. Mobilitas Fisik Meningkat: Pasien dapat melakukan pergerakan ekstremitas yang terbatas
3. Bebas Infeksi: Tidak terjadi tanda-tanda infeksi pada luka dekubitus
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan imobilitas dan luka dekubitus:
a. Lakukan perawatan luka dekubitus sesuai prosedur, termasuk pembersihan, aplikasi salep, dan penggantian balutan
b. Terapkan teknik mencegah tekanan, seperti penggunaan matras anti-dekubitus, alih-baring, dan massase area yang tertekan
c. Edukasikan pasien dan keluarga tentang pencegahan luka dekubitus, seperti menjaga kebersihan kulit, posisi berbaring yang tepat, dan tanda-tanda infeksi
d. Kolaborasi dengan tim multidisipliner (dokter, ahli gizi, fisioterapis) untuk penanganan luka dekubitus yang komprehensif
2. Keterbatasan Mobilitas Fisik berhubungan dengan kontraktur otot:
a. Lakukan latihan rentang gerak (ROM) pada ekstremitas yang terkena kontraktur
b. Terapkan posisi berbaring yang tepat untuk mencegah kontraktur lebih lanjut
c. Kolaborasi dengan fisioterapis untuk intervensi fisik yang lebih spesifik, seperti stretching dan pemberian alat bantu
d. Edukasikan pasien dan keluarga tentang pentingnya latihan gerak dan posisi berbaring yang tepat
3. Risiko Infeksi berhubungan dengan luka dekubitus:
a. Lakukan pemantauan tanda-tanda infeksi pada luka dekubitus secara berkala
b. Berikan antibiotik topikal atau sistemik sesuai rekomendasi dokter
c. Edukasikan pasien dan keluarga tentang tanda-tanda infeksi dan pentingnya menjaga kebersihan luka
d. Kolaborasi dengan tim multidisipliner (dokter, ahli gizi) untuk penanganan infeksi yang komprehensif
Sebagai perawat, saya akan memastikan implementasi intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif untuk mencapai luaran yang diharapkan bagi pasien. Pemantauan yang ketat, dokumentasi yang akurat, dan komunikasi yang efektif dengan tim kesehatan lainnya akan menjadi kunci keberhasilan asuhan keperawatan. -
Article No. 18977 | 25 Jun 2025
Klinis : POST JATUH LUKA LECET
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati saya akan membantu Anda menemukan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi "POST JATUH LUKA LECET".
1. Kode ICD-10:
- Kode: T14.0
- Deskripsi: Luka lecet pada bagian tubuh tidak spesifik
Penjelasan:
Kode ICD-10 T14.0 digunakan untuk mengkode luka lecet pada bagian tubuh yang tidak dispesifikasi. Hal ini sesuai dengan kondisi "POST JATUH LUKA LECET" yang tidak menjelaskan secara spesifik lokasi luka lecet.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.57
- Deskripsi: Perawatan luka minor, tidak memerlukan anestesi
Penjelasan:
Kode ICD-9-CM 93.57 digunakan untuk mengkode perawatan luka minor yang tidak memerlukan anestesi. Hal ini sesuai dengan kondisi "POST JATUH LUKA LECET" di mana luka yang terjadi dapat diklasifikasikan sebagai luka minor yang tidak memerlukan anestesi untuk perawatannya. -
Article No. 18978 | 25 Jun 2025
Klinis : DEMAM
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Untuk kondisi medis DEMAM, kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang sesuai adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R50.9
- Deskripsi: Demam, tidak terspesifikasi
Penjelasan:
- Kode R50.9 dalam klasifikasi ICD-10 digunakan untuk menggambarkan kondisi demam atau peningkatan suhu tubuh yang tidak memiliki penyebab yang jelas atau tidak dapat diklasifikasikan ke dalam kategori yang lebih spesifik.
- Kode ini digunakan untuk mencatat kondisi demam yang tidak dapat didiagnosis dengan lebih rinci berdasarkan informasi yang tersedia.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang spesifik untuk demam.
- Deskripsi: Tidak ada prosedur atau tindakan medis yang secara khusus dikaitkan dengan kasus demam saja. Penanganan demam biasanya melibatkan manajemen gejala, seperti pemberian obat penurun panas, cairan, dan istirahat.
Penjelasan:
- Demam adalah gejala atau tanda dari suatu kondisi medis, bukan merupakan prosedur atau tindakan medis itu sendiri.
- Penanganan demam umumnya dilakukan secara konservatif dengan terapi suportif, seperti pemberian obat penurun panas, menjaga hidrasi, dan memastikan istirahat yang cukup.
- Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang secara khusus dikaitkan dengan penanganan demam sebagai satu-satunya kondisi medis. Kode prosedur akan lebih terkait dengan penyebab atau kondisi yang mendasari demam. -
Article No. 18979 | 25 Jun 2025
Klinis : ISK
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi Infeksi Saluran Kemih (ISK).
1. Kode ICD-10:
- Kode: N39.0
- Deskripsi: Infeksi saluran kemih, lokasi tidak dispesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 59.8
- Deskripsi: Prosedur lainnya pada saluran kemih dan uretra, termasuk kateterisasi vesika urinaria.
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 N39.0 merupakan kode yang digunakan untuk menggambarkan infeksi saluran kemih yang tidak dispesifikasi lokasinya. Ini mencakup kondisi umum seperti sistitis, uretritis, dan pielonefritis yang tidak ditentukan secara spesifik.
2. Kode ICD-9-CM 59.8 adalah kode yang mencakup berbagai prosedur atau tindakan medis yang dilakukan pada saluran kemih dan uretra, termasuk kateterisasi vesika urinaria. Ini mungkin dilakukan sebagai bagian dari manajemen atau evaluasi pasien dengan ISK.
Pengkodean ini penting untuk dokumentasi medis yang akurat, penagihan yang sesuai, dan analisis epidemiologi yang tepat terkait kondisi Infeksi Saluran Kemih (ISK). -
Article No. 18980 | 25 Jun 2025
Klinis : Seorang anak perempuan ,usia 3 tahun dibawa ke puskesmas oleh kader posyandu dengan keluhan kurus dan lemah. Dari hasil anamnesa didapatkan anak belum bisa berjalan dan bicara. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan data BB: 8 kg, iga gambang, perut cekung, otot paha mengendor, RR = 35 kali/menit, T = 35,7°C, Nadi = 80x/menit. Masalah keperawatan utama pada kasus tersebut adalah a. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh c. Gangguan integritas kulit d. Intolerasi aktifitas e. Resiko infeksi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
a. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
Pada kasus ini, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Gangguan pertumbuhan dan perkembangan" yang ditandai dengan data-data berikut: anak belum bisa berjalan dan bicara, berat badan yang rendah (8 kg), dan tanda-tanda malnutrisi seperti iga gambang, perut cekung, dan otot paha mengendor. Kondisi ini menunjukkan adanya hambatan dalam proses tumbuh kembang anak secara optimal.
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Diagnosa keperawatan "Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh" juga sesuai untuk kasus ini. Hal ini ditandai dengan berat badan yang rendah (8 kg) dibandingkan usia anak, serta tanda-tanda malnutrisi seperti iga gambang, perut cekung, dan otot paha mengendor. Kondisi ini menunjukkan asupan gizi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan tubuh anak.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pertumbuhan dan perkembangan anak akan membaik sesuai usia.
2. Berat badan anak akan meningkat dan berada dalam rentang normal.
3. Tanda-tanda malnutrisi seperti iga gambang, perut cekung, dan otot paha mengendor akan membaik.
4. Anak dapat melakukan aktivitas sehari-hari sesuai usia secara mandiri.
5. Tidak terjadi infeksi.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Kaji status pertumbuhan dan perkembangan anak secara komprehensif.
2. Berikan asuhan gizi yang adekuat sesuai dengan kebutuhan anak, seperti pemberian makanan dengan kalori dan nutrisi yang seimbang.
3. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian suplemen atau intervensi medis lainnya jika diperlukan.
4. Ajarkan orang tua/pengasuh tentang pola makan yang sehat dan cara meningkatkan asupan gizi anak.
5. Pantau tanda-tanda infeksi dan lakukan tindakan pencegahan infeksi.
6. Berikan dukungan psikologis dan edukasi kepada orang tua/pengasuh untuk meningkatkan motivasi dalam merawat anak.
7. Libatkan tim kesehatan lain (nutrisionis, fisioterapis, terapis wicara) untuk membantu proses tumbuh kembang anak secara optimal.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan kondisi anak dapat membaik sesuai dengan luaran/output yang diharapkan. Saya berharap penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami pendekatan asuhan keperawatan yang sesuai untuk kasus tersebut. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 18981 | 25 Jun 2025
Klinis : Masalah keperawatan utama pada anak yang mengalami shunting adalah… a. Resiko kerusakan integritas kulit b. Resiko infeksi c. Resiko peningkatan tekanan intracranial (PTIK) d. Intoleransi aktivitas e. Resiko gangguan perkembangan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
c. Risiko peningkatan tekanan intrakranial (PTIK)
Penjelasan:
Anak yang mengalami shunting pada kraniosinostosis atau kelainan kongenital lainnya memiliki risiko peningkatan tekanan intrakranial. Peningkatan tekanan intrakranial dapat terjadi akibat adanya obstruksi aliran cairan serebrospinal, peningkatan produksi cairan, atau penurunan reabsorpsi cairan. Hal ini dapat menyebabkan gejala seperti sakit kepala, muntah, perubahan status mental, gangguan penglihatan, dan defisit neurologis.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Tekanan intrakranial dalam batas normal
2. Tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial tidak ditemukan
3. Tidak ada gejala atau komplikasi akibat peningkatan tekanan intrakranial
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan tanda-tanda vital dan tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial secara berkala
2. Mempertahankan posisi kepala dan leher yang netral untuk memfasilitasi drainase cairan serebrospinal
3. Manajemen nyeri dan pemberian analgesik sesuai indikasi
4. Pemberian terapi oksigen jika diperlukan
5. Kolaborasi dengan tim medis untuk memberikan terapi farmakologis atau intervensi bedah jika diperlukan untuk menurunkan tekanan intrakranial
6. Edukasi dan dukungan bagi keluarga mengenai kondisi anak dan pentingnya pemantauan tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan dapat mencegah dan mengelola risiko peningkatan tekanan intrakranial pada anak dengan shunting, sehingga luaran yang diharapkan dapat tercapai.