Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 8957 | 15 Dec 2024
Klinis : Pada saat pengkajian klien mengatakan Pasien mengatakan badan terasa lemas,panas naik turun, demam, menggigil, mual dan nafsu makan menurun,punggung kaki kanan sedikit bengkak, terdapat abses pada telapak kaki kananluas 1 cm,kemerahan,bagian tengah lunak dan ada sedikitcairan/nanah dibawah kulit TTV: TD: 160/70 mmHg, HR: 125 x/m, S: 39,1, RR: 20 x/m, Spo2 95 %,WBC 21,4,GDA 293 mohon buatkan DS dan DO sertakan diagnosa yg berhubungan dengan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan analisis dan penjelasan terkait kondisi pasien yang Anda deskripsikan sesuai dengan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia berhubungan dengan infeksi ditandai dengan suhu tubuh di atas normal, menggigil, dan demam.
2. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan nafsu makan ditandai dengan asupan makanan yang menurun.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum yang dirasakan pasien.
4. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya abses pada telapak kaki kanan.
Penjelasan Singkat:
1. Hipertermia berhubungan dengan infeksi:
- Gejala: Suhu tubuh meningkat, menggigil, dan demam.
- Disebabkan oleh adanya infeksi yang menyebabkan peningkatan metabolisme tubuh.
- Memerlukan intervensi untuk menurunkan suhu tubuh dan mengatasi penyebab infeksi.
2. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan nafsu makan:
- Gejala: Asupan makanan yang menurun, penurunan berat badan.
- Disebabkan oleh gejala infeksi yang menyebabkan penurunan nafsu makan.
- Memerlukan intervensi untuk meningkatkan asupan nutrisi dan mengatasi penyebab penurunan nafsu makan.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum:
- Gejala: Pasien merasa lemah dan tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari.
- Disebabkan oleh infeksi dan kondisi medis yang mempengaruhi kemampuan fisik pasien.
- Memerlukan intervensi untuk meningkatkan toleransi aktivitas dan memfasilitasi pemulihan.
4. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya abses pada telapak kaki kanan:
- Gejala: Adanya abses pada telapak kaki kanan, bengkak, kemerahan, dan cairan nanah.
- Disebabkan oleh infeksi lokal yang dapat menyebar dan menimbulkan komplikasi.
- Memerlukan intervensi untuk mencegah penyebaran infeksi dan menangani infeksi lokal.
Berdasarkan informasi yang diberikan, tampak bahwa pasien mengalami kondisi infeksi yang ditandai dengan gejala seperti demam, mual, penurunan nafsu makan, dan abses pada telapak kaki. Diperlukan penanganan komprehensif untuk mengatasi infeksi, menjaga status nutrisi, dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 8958 | 15 Dec 2024
Klinis : Resiko infeksi berhubungan dengan adanya abses pada telapak kaki kanan: - Gejala: Adanya abses pada telapak kaki kanan, bengkak, kemerahan, dan cairan nanah. - Disebabkan oleh infeksi lokal yang dapat menyebar dan menimbulkan komplikasi. - Memerlukan intervensi untuk mencegah penyebaran infeksi dan menangani infeksi loka mohon buatkan DS dan DO
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati saya akan memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosis Keperawatan:
Resiko Infeksi berhubungan dengan adanya abses pada telapak kaki kanan.
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Resiko Infeksi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan.
- Gejala dan tanda yang mendukung diagnosis ini adalah adanya abses pada telapak kaki kanan, bengkak, kemerahan, dan cairan nanah.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pencegahan Infeksi: Kemampuan individu untuk mencegah atau mengendalikan infeksi.
- Luaran yang diharapkan adalah tidak terjadi penyebaran infeksi dan infeksi lokal dapat diatasi.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Perawatan Luka: Tindakan untuk mempertahankan integritas kulit dan mencegah komplikasi.
- Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
- Debridemen luka untuk membersihkan jaringan nekrotik.
- Pemberian antibiotik topikal untuk menangani infeksi lokal.
- Perawatan luka secara aseptik untuk mencegah penyebaran infeksi.
- Edukasi kepada pasien tentang perawatan luka dan pencegahan infeksi.
Data Subyektif (DS):
- Pasien mengeluhkan adanya abses pada telapak kaki kanan.
- Pasien mengatakan rasa nyeri dan tidak nyaman pada area luka.
Data Obyektif (DO):
- Ditemukan abses pada telapak kaki kanan, dengan tanda-tanda infeksi berupa bengkak, kemerahan, dan cairan nanah.
- Vital signs dalam batas normal.
Sebagai seorang perawat, saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk mencegah penyebaran infeksi dan menangani infeksi lokal pada pasien. Intervensi keperawatan yang dilakukan akan berfokus pada perawatan luka secara aseptik, pemberian antibiotik topikal, dan edukasi kepada pasien tentang perawatan luka serta pencegahan infeksi. -
Article No. 8959 | 15 Dec 2024
Klinis : ketidakstabilan gula darah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi ketidakstabilan gula darah. Saya akan menjawab dengan nada akademis dan berperan sebagai seorang pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakstabilan Gula Darah
Definisi:
Ketidakstabilan gula darah adalah kondisi di mana terjadi fluktuasi yang tidak dapat diprediksi pada kadar glukosa darah, yang dapat mengakibatkan perubahan fisik dan psikologis.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Tanda dan gejala yang muncul pada ketidakstabilan gula darah antara lain rasa haus yang berlebihan, sering buang air kecil, perubahan penglihatan, kelelahan, iritabilitas, dan pusing.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari asuhan keperawatan pada pasien dengan ketidakstabilan gula darah adalah tercapainya stabilitas gula darah, tidak ada komplikasi, dan pasien dapat beradaptasi dengan perubahan kadar glukosa dalam darah.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemantauan kadar gula darah, pemberian insulin atau obat antidiabetes sesuai resep, edukasi tentang diet dan gaya hidup sehat, serta manajemen stres untuk mencegah fluktuasi gula darah.
Dengan pendekatan yang komprehensif berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang optimal dalam mengelola kondisi ketidakstabilan gula darah pada pasien. -
Article No. 8872 | 14 Dec 2024
Klinis : Seorang perempuan usia 40 tahun dirawat dengan fraktur cruris kanan. Pasien mengeluh nyeri pada daerah fraktur, bertambah nyeri bila melakukan alih posisi. Pada pengkajian ditemukan bengkak diarea fraktur. Perawat menegakkan masalah nyeri akut.Apakah intervensi keperawatan yang tepat? A. Beri kompres dingin B. Lakukan teknik distraksi C. Imobilisasikan area fraktur D. Monitor karakteristik nyeri E. Lakukan managemen praoperatif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut berhubungan dengan fraktur cruris kanan.
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Nyeri Akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Nyeri Akut adalah pasien akan melaporkan nyeri terkontrol, tidak ada tanda-tanda komplikasi, dan pasien dapat beraktivitas sesuai kemampuan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang tepat untuk mengatasi Nyeri Akut pada pasien fraktur cruris kanan adalah:
1. Imobilisasikan area fraktur (C)
2. Monitor karakteristik nyeri (D)
3. Lakukan manajemen nyeri, seperti pemberian analgesik, teknik distraksi (B), dan kompres dingin (A)
4. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk manajemen praoperatif (E)
Jadi, intervensi keperawatan yang tepat untuk mengatasi nyeri akut pada pasien fraktur cruris kanan ini adalah C, D, dan B. Kompres dingin (A) juga dapat dilakukan sebagai intervensi tambahan untuk mengurangi bengkak dan nyeri. Kolaborasi dengan tim medis lain untuk manajemen praoperatif (E) juga penting. -
Article No. 8873 | 14 Dec 2024
Klinis : jenis graging luka bakar
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi jenis graging luka bakar dengan tone akademis dan persona pakar, nurse.
Diagnosa Keperawatan:
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka bakar.
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Kerusakan pada struktur dan fungsi kulit dan membran mukosa.
- Karakteristik Utama: Adanya luka, jaringan nekrotik, dan perubahan warna kulit.
- Faktor Berhubungan: Luka bakar.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Integritas kulit membaik.
- Kriteria Hasil: Tidak ada tanda-tanda infeksi, luka tertutup, dan warna kulit normal.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
a. Perawatan luka bakar: Membersihkan, menangani nekrosis, dan menerapkan perawatan luka yang tepat.
b. Manajemen nyeri: Menilai dan mengelola nyeri akibat luka bakar.
c. Pencegahan komplikasi: Memantau tanda-tanda infeksi dan mengambil tindakan pencegahan.
d. Peningkatan Kenyamanan: Menjaga suhu, kelembaban, dan posisi yang sesuai.
Dalam penanganan kasus luka bakar, perawat perlu memperhatikan prinsip-prinsip perawatan luka bakar, manajemen nyeri, pencegahan komplikasi, dan peningkatan kenyamanan pasien. Hal ini bertujuan untuk mempercepat penyembuhan, mencegah infeksi, dan meningkatkan kualitas hidup pasien. -
Article No. 8874 | 14 Dec 2024
Klinis : jenis graging luka bakar
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi graging luka bakar, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Resiko Infeksi Berhubungan dengan Luka Bakar
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Resiko Infeksi didefinisikan sebagai kerentanan individu terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan. Faktor risiko yang berhubungan dengan kondisi graging luka bakar adalah kerusakan integritas kulit dan mukosa serta penurunan sistem imun.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan pada pasien dengan risiko infeksi akibat luka bakar adalah:
1. Tidak terjadi tanda-tanda infeksi pada luka
2. Tidak terjadi peningkatan suhu tubuh
3. Tidak terjadi peningkatan jumlah leukosit
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi risiko infeksi pada pasien dengan luka bakar antara lain:
1. Perawatan luka secara aseptik
2. Pemberian antibiotik sesuai indikasi
3. Pemantauan tanda-tanda infeksi
4. Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai perawatan luka
Dengan menerapkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas untuk mencegah terjadinya infeksi pada pasien dengan luka bakar. -
Article No. 8875 | 14 Dec 2024
Klinis : Apakah fungsi dari pemberian Nitrogliserin pada pasien? A. antiplatelet B. penurun nyeri C. pemecah trombus D. vasodilator jalan nafas E. vasodilator pembuluh darah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Saya, sebagai seorang perawat profesional dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI-SLKI-SIKI untuk kondisi terkait penggunaan nitrogliserin.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan aliran darah akut.
Penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer adalah kondisi di mana tidak adekuatnya aliran darah ke jaringan perifer, menyebabkan penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan.
- Faktor yang berhubungan: Penyempitan pembuluh darah, peningkatan kebutuhan oksigen, atau penurunan aliran darah.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien menunjukkan perfusi jaringan perifer yang efektif.
- Kriteria hasil: Nadi perifer teraba, ekstremitas hangat, dan tidak ada tanda-tanda gangguan sirkulasi.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Pemberian nitrogliserin.
- Tujuan: Melebarkan pembuluh darah (vasodilator) sehingga meningkatkan aliran darah dan penyaluran oksigen ke jaringan perifer.
Penjelasan singkat fungsi nitrogliserin:
Nitrogliserin adalah obat vasodilator yang bekerja dengan cara merilekskan otot polos pembuluh darah, sehingga menyebabkan pembuluh darah melebar (vasodilatasi). Hal ini akan meningkatkan aliran darah dan mengurangi beban kerja jantung, serta meningkatkan suplai oksigen ke jaringan. Nitrogliserin tidak berfungsi sebagai antiplatelet, pemecah trombus, atau vasodilator jalan napas. -
Article No. 8876 | 14 Dec 2024
Klinis : Seorang perempuan umur 58 tahun dirawat di intensive care unit. Hasil pengkajian ditemukan napas pasien bau keton, GDS 468 mg/dL, terdapat benda keton. Dokter mengorderkan pemeriksaan gas darah, dan ditemukan hasil sebagai berikut: pH; 7,5; PaO2 85 mmHg, PaCO2 40 mmHg, dan HCO3 34 mmol/L Kesan interpretasi analisa gas darah pasien tersebut adalah?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat terkait SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Intoleransi Glukosa
Penjelasan:
- SDKI: Ketidakmampuan tubuh untuk memproses atau memanfaatkan karbohidrat secara efektif, ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain Pemantauan Kadar Glukosa Darah, Pemberian Insulin, dan Edukasi Manajemen Diabetes.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain Monitoring Kadar Glukosa Darah, Pemberian Insulin, dan Edukasi Manajemen Diabetes.
2. Asidosis Metabolik
Penjelasan:
- SDKI: Kondisi di mana terjadi peningkatan produksi asam atau penurunan eliminasi asam sehingga menyebabkan penurunan pH darah.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain Pemantauan Status Asam Basa, Pemberian Terapi Cairan, dan Edukasi Manajemen Asidosis Metabolik.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain Monitoring Status Asam Basa, Pemberian Terapi Cairan, dan Edukasi Manajemen Asidosis Metabolik.
Interpretasi Analisis Gas Darah:
Berdasarkan hasil analisis gas darah yang Anda sampaikan, pasien mengalami kondisi asidosis metabolik dengan kompensasi respiratorik. Hal ini ditandai dengan:
- pH darah yang tinggi (7,5) menunjukkan asidosis metabolik.
- PaCO2 yang normal (40 mmHg) menunjukkan adanya kompensasi respiratorik.
- HCO3 yang tinggi (34 mmol/L) menunjukkan adanya upaya kompensasi metabolik.
- PaO2 yang normal (85 mmHg) menunjukkan perfusi oksigen yang cukup.
Jadi, pasien mengalami kondisi asidosis metabolik yang kemungkinan disebabkan oleh Diabetes Mellitus dengan ketosis. Penanganan yang tepat dan segera diperlukan untuk mengatasi kondisi ini. -
Article No. 8877 | 14 Dec 2024
Klinis : Seorang perempuan, umur 30 tahun G1P0A0 Hamil 32 minggu datang ke poliklinik, mengeluh sekarang ini sering mengalami kram pada kakinya. Dari pengkajian didapat data, bahwa konsumsi makanan sehari – hari : nasi, sayur , daging, buah – buahan dan susu sapi setiap kali makan. Apa yang perlu dianjurkan perawat terhadap klien tersebut?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Keadaan di mana individu mengalami asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Faktor Risiko: Peningkatan kebutuhan nutrisi selama kehamilan.
2. Kram Otot
- Definisi: Kontraksi otot yang tidak terkendali dan nyeri.
- Faktor Penyebab: Dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit (seperti kekurangan magnesium), aktivitas fisik berlebihan.
Rencana Keperawatan:
1. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Asupan Nutrisi
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Keseimbangan Nutrisi
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen Nutrisi
- Intervensi Keperawatan:
- Kaji asupan nutrisi klien, termasuk konsumsi makanan sehari-hari.
- Beri edukasi tentang kebutuhan nutrisi yang sesuai selama kehamilan, termasuk jumlah kalori, protein, mineral, dan vitamin yang dibutuhkan.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana makan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan klien.
- Pantau berat badan dan pertambahan berat badan selama kehamilan.
2. Kram Otot:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Kram Otot
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Kontrol Nyeri
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen Nyeri
- Intervensi Keperawatan:
- Kaji karakteristik dan intensitas kram otot yang dialami klien.
- Ajarkan teknik relaksasi, seperti peregangan otot dan kompres hangat, untuk mengurangi kram otot.
- Anjurkan klien untuk meningkatkan asupan cairan dan elektrolit (seperti magnesium) yang dapat membantu mengurangi kram otot.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya ahli gizi) untuk mengevaluasi asupan nutrisi klien dan memberikan rekomendasi jika diperlukan.
Sebagai perawat, saya akan memberikan edukasi yang komprehensif kepada klien mengenai kebutuhan nutrisi selama kehamilan dan manajemen kram otot. Tujuannya adalah untuk memastikan klien mendapatkan asupan nutrisi yang adekuat dan mengatasi keluhan kram otot yang dialaminya. -
Article No. 8878 | 14 Dec 2024
Klinis : Seorang perempuan umur 30 tahun dirawat di ruang post partum, perawat melakukan pengkajian fisik ibu postpartum tinggi fundus uterus(TFU) hari ke-2 untuk mengecek status kesehatannya. Bagaimanakah hasil pengkajian TFU dibawah ini yang membutuhkan intervensi seger
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Perkenalkan saya adalah seorang perawat yang berpengalaman dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien. Berdasarkan hasil pengkajian yang Anda sampaikan, yaitu seorang perempuan berusia 30 tahun dirawat di ruang post partum dengan temuan pemeriksaan tinggi fundus uterus (TFU) pada hari ke-2 pascasalin, saya dapat memberikan analisis diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Perdarahan Postpartum Berhubungan dengan Pembekuan Darah yang Tidak Adekuat
Penjelasan:
Berdasarkan hasil pengkajian yang Anda sampaikan, temuan TFU pada hari ke-2 pascasalin perlu mendapat perhatian segera. Tinggi fundus uterus yang tidak sesuai dengan usia kehamilan dapat mengindikasikan adanya permasalahan dalam proses involusi uterus, yang dapat berdampak pada risiko perdarahan postpartum.
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI):
Risiko Perdarahan Postpartum didefinisikan sebagai "Keadaan di mana individu berisiko mengalami perdarahan berlebihan dari saluran genital setelah melahirkan". Faktor yang berkontribusi terhadap kondisi ini antara lain pembekuan darah yang tidak adekuat.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Luaran yang diharapkan dalam kasus ini adalah "Tidak terjadi perdarahan postpartum". Indikator yang dapat digunakan untuk mengevaluasi luaran ini antara lain pemantauan tanda-tanda vital, pemantauan perdarahan, dan evaluasi kontraksi uterus.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan segera untuk mencegah terjadinya perdarahan postpartum meliputi:
1. Pemantauan Tanda Vital
2. Pemantauan Kontraksi Uterus
3. Pemberian Oksitosin
4. Pemberian Cairan Intravena
5. Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan Lain
Kesimpulan, temuan TFU yang tidak sesuai pada hari ke-2 pascasalin membutuhkan intervensi segera untuk mencegah risiko perdarahan postpartum. Tindakan keperawatan yang dilakukan harus berpedoman pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari PPNI guna memastikan pasien mendapatkan asuhan keperawatan yang komprehensif dan sesuai dengan praktik keperawatan terbaik.