Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 10998 | 16 Jan 2025
Klinis : pembekakan, Fraktur metatarsal, nyeri skala 9,T T V normal
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi yang Anda berikan adalah "Nyeri Akut" (SDKI). Pembekakan, fraktur metatarsal, dan nyeri skala 9 menunjukkan adanya nyeri akut yang dirasakan oleh pasien. Tanda-tanda vital normal mengindikasikan bahwa kondisi hemodinamik pasien stabil.
Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut (NANDA-I, 2018). Karakteristik definisi ini sesuai dengan kondisi pasien yang mengalami fraktur metatarsal dan pembekakan yang menyebabkan nyeri akut.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, luaran/output yang diharapkan adalah:
1. Pasien melaporkan nyeri berkurang dengan skala 3 atau kurang.
2. Pasien mendemonstrasikan penggunaan teknik manajemen nyeri yang efektif.
3. Pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam rentang normal.
4. Pasien menunjukkan mobilitas dan aktivitas fisik yang meningkat.
Penjelasan:
1. Pengurangan skala nyeri dari 9 menjadi 3 atau kurang menunjukkan keberhasilan manajemen nyeri yang dilakukan.
2. Pasien dapat menerapkan teknik manajemen nyeri seperti relaksasi, distraksi, atau terapi kompres dingin/hangat untuk mengurangi nyeri.
3. Tanda-tanda vital normal mengindikasikan bahwa kondisi hemodinamik pasien stabil dan tidak ada komplikasi yang terjadi.
4. Peningkatan mobilitas dan aktivitas fisik menunjukkan pemulihan pasien dari fraktur metatarsal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi nyeri.
b. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik sesuai indikasi.
c. Ajarkan pasien teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi, distraksi, kompres dingin/hangat.
d. Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
2. Perawatan Ekstremitas
a. Immobilisasi ekstremitas dengan alat bantu (misalnya brace, fiksasi) untuk mencegah pergerakan dan mengurangi nyeri.
b. Lakukan perawatan luka dan dressing sesuai indikasi.
c. Ajarkan pasien dan keluarga teknik perawatan ekstremitas yang tepat.
d. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (ortopedi, fisioterapi) untuk rencana perawatan selanjutnya.
3. Manajemen Aktivitas
a. Evaluasi toleransi pasien terhadap aktivitas dan tingkat mobilisasi yang dapat dilakukan.
b. Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan kemampuannya.
c. Ajarkan teknik-teknik mobilisasi yang aman dan adaptif.
d. Kolaborasi dengan fisioterapi untuk membantu rehabilitasi pasien.
Penjelasan:
Intervensi keperawatan di atas ditujukan untuk mengurangi nyeri, mencegah komplikasi, dan memfasilitasi pemulihan pasien. Manajemen nyeri farmakologis dan non-farmakologis, perawatan ekstremitas, dan manajemen aktivitas merupakan intervensi kunci yang perlu dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Saya berharap penjelasan ini dapat memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda berikan. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 10999 | 16 Jan 2025
Klinis : terlambat haid, pp test positif, mual muntah setiap pagi, pusing, menikah, kehamilan yang direncanakan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Kehamilan
Definisi: Kondisi di mana terjadi pembuahan dan perkembangan janin di dalam rahim seorang wanita.
Karakteristik Mayor: Terlambat haid, hasil tes kehamilan positif, mual muntah di pagi hari, pusing.
Faktor Terkait: Kehamilan yang direncanakan, menikah.
Penjelasan Singkat:
SDKI: Diagnosa keperawatan "Kehamilan" mengindikasikan adanya proses pembuahan dan perkembangan janin di dalam rahim seorang wanita. Karakteristik mayor yang ditemukan adalah terlambat haid, hasil tes kehamilan positif, mual muntah di pagi hari, dan pusing. Faktor terkait yang ditemukan adalah kehamilan yang direncanakan dan status menikah.
SLKI: Luaran keperawatan yang dapat diharapkan untuk pasien dengan diagnosa kehamilan antara lain Adaptasi Peran Ibu, Kesiapan Untuk Meningkatkan Kehamilan, dan Pengetahuan Tentang Kehamilan.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat diberikan untuk pasien dengan diagnosa kehamilan antara lain Edukasi Perawatan Kehamilan, Dukungan Psikologis, dan Manajemen Mual Muntah.
Dengan demikian, berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, pasien mengalami diagnosa keperawatan "Kehamilan" yang dapat diatasi melalui luaran dan intervensi keperawatan sesuai standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 11000 | 16 Jan 2025
Klinis : Bapak Beta dibawa ke rumah sakit oleh keluarganya setelah mengalami kelemahan tiba-tiba di sisi kanan tubuhnya selama 8 jam terakhir. Pasien mengeluh kesulitan berbicara (cadel) dan mati rasa di tangan dan kaki kanan. Pasien mengklaim tidak ada riwayat trauma kepala. Selain itu, pasien sering merasa haus, buang air kecil lebih sering dari biasanya, dan telah kehilangan 5 kg dalam 2 bulan terakhir. Pasien memiliki riwayat hipertensi tidak terkontrol selama 10 tahun terakhir, dengan tekanan darah terakhir yang tercatat di rumah sakit adalah 170/100 mmHg. Pasien juga memiliki riwayat diabetes melitus tipe 2 selama 7 tahun tetapi tidak secara teratur memantau kadar gula darahnya. Pasien mengakui sering tidak minum obat yang diresepkan karena merasa lebih baik tanpa obat tersebut. Tanda vital: Tekanan darah: 180/100 mmHg, Denyut nadi: 92 denyut/menit, teratur, Suhu: 36,7 °C, Pernafasan: 20 kali/menit. Pemeriksaan neurologis: Kekuatan otot ekstremitas kanan: 2/5 (hemiparesis) dan ekstremitas kiri: 5/5 (normal). Refleks fisiologis: Normal di sisi kiri, hiperaktif di sisi kanan. Refleks patologis: Babinski (+) di sisi kanan. Gangguan bicara: Afasia motorik ringan. Sensorik: Penurunan sensasi di sisi kanan tubuh. Pemeriksaan penunjang: CT Scan Kepala: Tidak ada perdarahan, area hipodens terlihat di lobus parietal kiri (infark iskemik). Kadar Gula Darah Acak: 278 mg/dL, HbA1c: 9,2% (tidak terkontrol). Profil Lipid: LDL: 150 mg/dL (tinggi), HDL: 35 mg/dL (rendah), Trigliserida: 200 mg/dL (tinggi).
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data kasus yang diberikan, diagnosis keperawatan yang dapat ditegakkan untuk Bapak Beta adalah:
1. Gangguan Mobilitas Fisik Terkait Hemiparesis
- SDKI: Gangguan Mobilitas Fisik
- SLKI: Mobilitas Fisik
- SIKI: Rehabilitasi Fisik
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami kelemahan pada sisi kanan tubuhnya (hemiparesis) yang menyebabkan gangguan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Hal ini terjadi akibat infark iskemik di lobus parietal kiri yang menyebabkan gangguan sistem saraf pusat.
2. Risiko Perfusi Jaringan Serebral Tidak Efektif
- SDKI: Risiko Perfusi Jaringan Serebral Tidak Efektif
- SLKI: Perfusi Jaringan Serebral
- SIKI: Manajemen Perfusi Serebral
Penjelasan singkat:
Pasien memiliki riwayat hipertensi yang tidak terkontrol dan diabetes melitus yang tidak terkontrol, yang dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan perfusi serebral atau gangguan aliran darah ke otak.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SLKI: Status Nutrisi
- SIKI: Manajemen Nutrisi
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami penurunan berat badan yang signifikan (5 kg dalam 2 bulan) yang dapat disebabkan oleh gangguan metabolisme, penurunan asupan, dan komplikasi penyakit yang diderita.
Standar diagnosis keperawatan dan intervensi yang digunakan berasal dari Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 11001 | 16 Jan 2025
Klinis : Tuan Gama, 25 tahun, sedang dirawat di unit perawatan luka bakar setelah menderita luka bakar akibat kebakaran di rumahnya. Pasien mengalami luka bakar di lengan dan dada kanan. Keluarga melaporkan bahwa pasien terjebak dalam api selama beberapa menit sebelum diselamatkan. Hasil pemeriksaan fisik TTV Suhu: 38,5 °C, Nadi: 110 kali/menit, Tekanan darah: 100/70 mmHg, Laju pernapasan: 22 kali/menit. Pemeriksaan luka bakar Lengan kanan: Luka bakar derajat dua, meliputi sekitar 15% dari total luas permukaan tubuh (TBSA). Dada: Luka bakar derajat tiga, meliputi sekitar 10% dari total luas permukaan tubuh (TBSA). Ada lepuh (bula) pada luka bakar derajat dua dan jaringan nekrotik pada luka bakar derajat tiga. Nyeri yang dialami pasien dinilai 8 dari 10. Kesadaran: Kompos mentis, tetapi tampak cemas dan kesakitan. Pemeriksaan penunjang laboratorium Hemoglobin: 14 g/dL, Leukosit: 15.000 sel/mm³ (dengan dominan neutrofil), Glukosa darah: 85 mg/dL, Elektrolit: Na+ 135 mEq/L, K+ 4,0 mEq/L, CI-100 mEq/L. Pemeriksaan Radiologi: Tidak ada tanda-tanda fraktur atau cedera lain yang terlihat pada rontgen dada. Penilaian Area Luka Bakar: Menggunakan metode "Rule of Nines" untuk memperkirakan area luka bakar: Lengan kanan: 9%, Dada: 18%. Total area luka bakar sekitar 27% dari total luas permukaan tubuh (TBSA). Diagnosis medis luka bakar derajat dua dan tiga dengan luas total sekitar 27% dari total luas permukaan tubuh (TBSA).
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat dari SDKI-SLKI-SIKI, serta rencana tindakan keperawatan untuk Tuan Gama:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan luka bakar derajat dua dan tiga
2. Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan integritas kulit
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka bakar derajat dua dan tiga
4. Gangguan termoregulasi berhubungan dengan luka bakar
Penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial
- Resiko infeksi: Rentan mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat menghancurkan jaringan sehat
- Kerusakan integritas kulit: Perubahan struktur dan fungsi epidermis dan/atau dermis
- Gangguan termoregulasi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kontrol nyeri: Tingkat kenyamanan individu yang dapat diterima terkait sensasi nyeri
- Integritas kulit: Kemampuan lapisan kulit untuk melindungi tubuh dari kerusakan
- Pengendalian suhu tubuh: Kemampuan untuk mengatur suhu tubuh dalam batas normal
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen nyeri: Tindakan untuk mengenali, mencegah, dan mengendalikan nyeri
- Perawatan luka: Tindakan untuk memelihara integritas kulit dan mencegah komplikasi
- Terapi termal: Tindakan untuk mengontrol suhu tubuh dalam batas normal
Rencana Tindakan Keperawatan:
1. Manajemen nyeri: Pemberian analgesik, terapi relaksasi, kompres dingin/hangat
2. Perawatan luka: Debridemen, aplikasi salep antibiotik, perubahan balutan luka
3. Manajemen infeksi: Pemantauan tanda-tanda infeksi, pemberian antibiotik sesuai indikasi
4. Terapi termal: Pemantauan suhu tubuh, penggunaan selimut penghangat/pendingin
Tujuan utama perawatan adalah mengendalikan nyeri, mencegah infeksi, mempercepat penyembuhan luka, dan mempertahankan suhu tubuh normal pada Tuan Gama. Pendekatan keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif dengan tim medis diharapkan dapat membantu pemulihan pasien. -
Article No. 11002 | 16 Jan 2025
Klinis : pembekakan, Fraktur metatarsal, nyeri skala 9,T T V normal, akan melaksanakan ORIF
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Tentu, berikut adalah informasi yang dapat saya berikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Nyeri akut (00132) berhubungan dengan cedera fisik (fraktur metatarsal) yang ditandai dengan pembekakan, nyeri skala 9.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Penurunan Nyeri (1605)
- Indikator:
a. Melaporkan nyeri berkurang
b. Menunjukkan relaksasi tubuh
c. Menggunakan teknik pengurangan nyeri
Intervensi Keperawatan yang diperlukan (SIKI):
1. Manajemen Nyeri (1400)
- Aktivitas:
a. Kaji nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi
b. Observasi tanda-tanda vital
c. Berikan analgesik sesuai instruksi tenaga kesehatan
d. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin
e. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk manajemen nyeri yang efektif
Penjelasan:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI "Nyeri akut" dipilih karena pasien mengalami pembekakan, fraktur metatarsal, dan melaporkan nyeri skala 9. Hal ini menunjukkan adanya cedera fisik yang menyebabkan nyeri akut.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan adalah "Penurunan Nyeri" karena tujuan utama adalah mengurangi atau menghilangkan nyeri yang dialami pasien. Indikator-indikator yang disebutkan menunjukkan kemajuan yang diharapkan, seperti pasien melaporkan nyeri berkurang, menunjukkan relaksasi tubuh, dan menggunakan teknik pengurangan nyeri.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan adalah "Manajemen Nyeri" karena fokus utamanya adalah mengelola nyeri yang dialami pasien. Aktivitas-aktivitas yang disebutkan mencakup pengkajian nyeri secara komprehensif, pemberian analgesik, penerapan teknik nonfarmakologis, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk manajemen nyeri yang efektif.
Secara keseluruhan, informasi yang diberikan didasarkan pada standar praktik keperawatan yang berlaku, dengan menggunakan pendekatan yang sistematis dan berpusat pada pasien. Tujuan utamanya adalah membantu pasien mencapai penurunan nyeri dan mempercepat proses pemulihan. -
Article No. 11003 | 16 Jan 2025
Klinis : Tuan Gama, 25 tahun, sedang dirawat di unit perawatan luka bakar setelah menderita luka bakar akibat kebakaran di rumahnya. Pasien mengalami luka bakar di lengan dan dada kanan. Keluarga melaporkan bahwa pasien terjebak dalam api selama beberapa menit sebelum diselamatkan. Hasil pemeriksaan fisik TTV Suhu: 38,5 °C, Nadi: 110 kali/menit, Tekanan darah: 100/70 mmHg, Laju pernapasan: 22 kali/menit. Pemeriksaan luka bakar Lengan kanan: Luka bakar derajat dua, meliputi sekitar 15% dari total luas permukaan tubuh (TBSA). Dada: Luka bakar derajat tiga, meliputi sekitar 10% dari total luas permukaan tubuh (TBSA). Ada lepuh (bula) pada luka bakar derajat dua dan jaringan nekrotik pada luka bakar derajat tiga. Nyeri yang dialami pasien dinilai 8 dari 10. Kesadaran: Kompos mentis, tetapi tampak cemas dan kesakitan. Pemeriksaan penunjang laboratorium Hemoglobin: 14 g/dL, Leukosit: 15.000 sel/mm³ (dengan dominan neutrofil), Glukosa darah: 85 mg/dL, Elektrolit: Na+ 135 mEq/L, K+ 4,0 mEq/L, CI-100 mEq/L. Pemeriksaan Radiologi: Tidak ada tanda-tanda fraktur atau cedera lain yang terlihat pada rontgen dada. Penilaian Area Luka Bakar: Menggunakan metode "Rule of Nines" untuk memperkirakan area luka bakar: Lengan kanan: 9%, Dada: 18%. Total area luka bakar sekitar 27% dari total luas permukaan tubuh (TBSA). Diagnosis medis luka bakar derajat dua dan tiga dengan luas total sekitar 27% dari total luas permukaan tubuh (TBSA).
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI, dan rencana asuhan keperawatan untuk Tuan Gama:
Diagnosa Keperawatan:
1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka bakar derajat dua dan tiga.
2. Nyeri akut berhubungan dengan luka bakar.
3. Risiko infeksi berhubungan dengan kerusakan kulit.
4. Kecemasan berhubungan dengan pengalaman traumatis.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Kerusakan integritas kulit: Kerusakan pada epidermis, dermis, atau lapisan subkutan.
- Nyeri akut: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan.
- Risiko infeksi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen.
- Kecemasan: Respon emosional terhadap persepsi ancaman.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Integritas kulit: Kemampuan mempertahankan struktur dan fungsi kulit yang sesuai.
- Kontrol nyeri: Kemampuan mengendalikan sensasi nyeri.
- Tidak ada infeksi: Tidak ada tanda-tanda invasi dan multiplikasi organisme patogen.
- Kecemasan terkendali: Kemampuan mengendalikan rasa khawatir, tegang, atau takut.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Perawatan luka: Tindakan untuk mempertahankan dan memperbaiki integritas kulit.
- Manajemen nyeri: Tindakan untuk mengontrol atau mengurangi rasa sakit.
- Pencegahan infeksi: Tindakan untuk mencegah invasi dan multiplikasi organisme patogen.
- Terapi relaksasi: Tindakan untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan.
Rencana Asuhan Keperawatan:
1. Perawatan luka bakar: Debridemen, aplikasi salep dan balutan luka, serta pemantauan tanda-tanda infeksi.
2. Manajemen nyeri: Pemberian analgesik, teknik distraksi, dan terapi relaksasi.
3. Pencegahan infeksi: Perawatan luka aseptik, pemberian antibiotik, dan pemantauan tanda-tanda infeksi.
4. Terapi relaksasi: Teknik pernafasan dalam, guided imagery, dan konseling untuk mengatasi kecemasan. -
Article No. 11004 | 16 Jan 2025
Klinis : terlambat haid, pp test positif, mual muntah setiap pagi, pusing, menikah, kehamilan yang direncanakan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang terperinci terkait dengan diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosis Keperawatan SDKI:
1. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Karakteristik Definisi:
- Mual dan muntah
- Anoreksia
- Penurunan berat badan
2. Kesiapan Meningkatkan Kehamilan
Definisi: Keadaan di mana individu memiliki motivasi dan kemampuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap terkait dengan kehamilan.
Karakteristik Definisi:
- Menginginkan kehamilan
- Merencanakan kehamilan
- Memiliki pengetahuan yang cukup tentang kehamilan
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
- Tidak ada mual dan muntah
- Peningkatan berat badan sesuai usia kehamilan
- Asupan nutrisi adekuat
2. Kesiapan Meningkatkan Kehamilan
- Memiliki pengetahuan yang baik tentang kehamilan
- Mampu melakukan persiapan fisik dan psikologis untuk kehamilan
- Merasa siap dan termotivasi untuk menghadapi kehamilan
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
- Identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan mual dan muntah
- Ajarkan teknik manajemen mual dan muntah (misalnya, makan sedikit tapi sering, hindari makanan yang terlalu berminyak atau asam)
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya dokter) untuk memberikan terapi antiemetik jika diperlukan
- Lakukan pengkajian asupan nutrisi dan monitor berat badan secara berkala
- Berikan edukasi tentang nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan kehamilan
2. Kesiapan Meningkatkan Kehamilan
- Kaji pengetahuan, keterampilan, dan sikap terkait kehamilan
- Berikan edukasi komprehensif tentang kehamilan, termasuk perubahan fisik, psikologis, dan perawatan kehamilan
- Diskusikan rencana dan persiapan untuk kehamilan bersama pasien
- Identifikasi sumber dukungan, baik dari keluarga maupun lingkungan sekitar
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya dokter) untuk memastikan kesiapan kehamilan
Penjelasan rinci dan terperinci telah saya berikan sesuai dengan kondisi yang Anda sampaikan. Sebagai perawat, saya berharap informasi ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk pasien dengan kondisi terlambat haid, tes kehamilan positif, mual muntah, pusing, menikah, dan kehamilan yang direncanakan. Jangan ragu untuk menanyakan lebih lanjut jika Anda membutuhkan informasi tambahan. -
Article No. 11005 | 16 Jan 2025
Klinis : Tuan Gama, 25 tahun, sedang dirawat di unit perawatan luka bakar setelah menderita luka bakar akibat kebakaran di rumahnya. Pasien mengalami luka bakar di lengan dan dada kanan. Keluarga melaporkan bahwa pasien terjebak dalam api selama beberapa menit sebelum diselamatkan. Hasil pemeriksaan fisik TTV Suhu: 38,5 °C, Nadi: 110 kali/menit, Tekanan darah: 100/70 mmHg, Laju pernapasan: 22 kali/menit. Pemeriksaan luka bakar Lengan kanan: Luka bakar derajat dua, meliputi sekitar 15% dari total luas permukaan tubuh (TBSA). Dada: Luka bakar derajat tiga, meliputi sekitar 10% dari total luas permukaan tubuh (TBSA). Ada lepuh (bula) pada luka bakar derajat dua dan jaringan nekrotik pada luka bakar derajat tiga. Nyeri yang dialami pasien dinilai 8 dari 10. Kesadaran: Kompos mentis, tetapi tampak cemas dan kesakitan. Pemeriksaan penunjang laboratorium Hemoglobin: 14 g/dL, Leukosit: 15.000 sel/mm³ (dengan dominan neutrofil), Glukosa darah: 85 mg/dL, Elektrolit: Na+ 135 mEq/L, K+ 4,0 mEq/L, CI-100 mEq/L. Pemeriksaan Radiologi: Tidak ada tanda-tanda fraktur atau cedera lain yang terlihat pada rontgen dada. Penilaian Area Luka Bakar: Menggunakan metode "Rule of Nines" untuk memperkirakan area luka bakar: Lengan kanan: 9%, Dada: 18%. Total area luka bakar sekitar 27% dari total luas permukaan tubuh (TBSA). Diagnosis medis luka bakar derajat dua dan tiga dengan luas total sekitar 27% dari total luas permukaan tubuh (TBSA).
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output SLKI, dan intervensi keperawatan SIKI yang sesuai untuk kondisi Tuan Gama.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Integritas Kulit Terganggu
- Definisi: Kerusakan pada epidermis, dermis, atau jaringan lebih dalam, yang disebabkan oleh agen fisik, kimiawi, atau biologis.
- Penyebab: Paparan terhadap api atau api selama beberapa menit, mengakibatkan luka bakar derajat dua dan tiga pada lengan kanan dan dada kanan.
- Gejala & Tanda: Terdapat lepuh (bula) pada luka bakar derajat dua, jaringan nekrotik pada luka bakar derajat tiga, nyeri dengan skala 8 dari 10.
2. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan.
- Penyebab: Luka bakar derajat dua dan tiga pada lengan kanan dan dada kanan.
- Gejala & Tanda: Pasien tampak cemas dan meringis kesakitan, nyeri dengan skala 8 dari 10.
Luaran/Output SLKI:
1. Integritas Kulit Membaik
- Definisi: Tingkat kemajuan dalam mempertahankan atau memperbaiki struktur dan fungsi kulit.
- Kriteria Hasil:
- Luka bakar derajat dua pada lengan kanan menunjukkan tanda penyembuhan.
- Luka bakar derajat tiga pada dada kanan menunjukkan perbaikan jaringan nekrotik.
- Tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka.
- Nyeri berkurang menjadi skala 2-3 dari 10.
2. Manajemen Nyeri Efektif
- Definisi: Kemampuan untuk mengontrol rasa sakit yang dirasakan.
- Kriteria Hasil:
- Pasien melaporkan nyeri berkurang menjadi skala 2-3 dari 10.
- Pasien dapat mengidentifikasi strategi manajemen nyeri yang efektif.
- Pasien menunjukkan perilaku yang menandakan pengurangan nyeri, seperti tampak lebih tenang dan rileks.
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Perawatan Luka Bakar
- Definisi: Tindakan mandiri perawat untuk memfasilitasi penyembuhan luka bakar dan mencegah komplikasi.
- Aktivitas:
- Melakukan debridemen luka bakar sesuai indikasi.
- Memberikan balutan luka bakar yang sesuai untuk luka derajat dua dan tiga.
- Memantau tanda-tanda infeksi pada luka.
- Menjaga lingkungan luka tetap bersih dan lembap.
2. Manajemen Nyeri
- Definisi: Tindakan mandiri perawat untuk mengontrol rasa sakit yang dirasakan pasien.
- Aktivitas:
- Melakukan penilaian nyeri secara berkala.
- Memberikan analgesik sesuai instruksi medis.
- Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengelola nyeri, seperti relaksasi dan distraksi.
- Memantau efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri pasien.
Dengan penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan integritas kulit pasien dapat membaik, dan nyeri pasien dapat dikelola secara efektif, sehingga dapat mendukung proses penyembuhan luka bakar yang dialami Tuan Gama. -
Article No. 11006 | 16 Jan 2025
Klinis : pembekakan, Fraktur metatarsal, nyeri skala 9,T T V normal, akan melaksanakan ORIF
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda deskripsikan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat terjadinya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah tersebut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Mampu melaporkan penurunan nyeri
2. Mampu menunjukkan perubahan perilaku nyeri
3. Mampu mengenali faktor yang mempengaruhi nyeri
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pengkajian Nyeri
2. Manajemen Nyeri
3. Terapi Nyeri
2. Risiko Kerusakan Integritas Kulit
SDKI:
Risiko Kerusakan Integritas Kulit adalah kerentanan terhadap perubahan epidermis dan/atau dermis, yang dapat mengganggu fungsi kulit sebagai barier.
SLKI:
1. Integritas kulit tetap utuh
2. Tidak terjadi luka baru
3. Proses penyembuhan luka berjalan lancar
SIKI:
1. Perawatan Luka
2. Pencegahan Kerusakan Kulit
3. Optimalisasi Penyembuhan Luka
Penjelasan Singkat:
Pada kasus ini, pasien mengalami pembengkakan, fraktur metatarsal, dan nyeri dengan skala 9. Tanda-tanda vital menunjukkan kondisi normal. Pasien akan menjalani operasi ORIF (Open Reduction Internal Fixation). Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Akut dan Risiko Kerusakan Integritas Kulit. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pengkajian nyeri, manajemen nyeri, terapi nyeri, perawatan luka, pencegahan kerusakan kulit, dan optimalisasi penyembuhan luka. -
Article No. 11007 | 16 Jan 2025
Klinis : terlambat haid, pp test positif, mual muntah setiap pagi, pusing, menikah, kehamilan yang direncanakan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi berikut:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah "Risiko Kehamilan tidak Diinginkan". Kondisi klien yang mengalami terlambat haid, pp test positif, mual muntah setiap pagi, pusing, dan menikah dengan kehamilan yang direncanakan mengarah pada risiko kehamilan tidak diinginkan. Meskipun kehamilan direncanakan, kondisi-kondisi tersebut dapat mengindikasikan adanya risiko komplikasi atau masalah kesehatan yang dapat terjadi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan Asuhan Keperawatan, diharapkan klien dapat:
1. Mencapai status kehamilan yang optimal (SLKI Perilaku Kesehatan: Kehamilan Sehat).
2. Mengelola gejala dan komplikasi kehamilan dengan efektif (SLKI Gejala Fisik: Kontrol Gejala).
3. Menunjukkan kesiapan psikologis dan emosional dalam menghadapi kehamilan (SLKI Perilaku Kesehatan: Kesiapan Kehamilan).
4. Berpartisipasi aktif dalam perawatan kehamilan (SLKI Perilaku Kesehatan: Partisipasi dalam Perawatan Kehamilan).
5. Menunjukkan kemampuan dalam mengelola risiko kehamilan (SLKI Risiko Kesehatan: Kontrol Risiko).
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pengkajian Keperawatan Komprehensif
- Kaji riwayat kesehatan dan kehamilan klien secara menyeluruh.
- Lakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium untuk mengidentifikasi tanda-tanda kehamilan dan potensi komplikasi.
- Evaluasi kesiapan psikologis dan emosional klien dalam menghadapi kehamilan.
2. Pendidikan Kesehatan dan Konseling
- Berikan edukasi tentang perubahan fisiologis dan psikologis selama kehamilan.
- Ajarkan klien dalam mengelola gejala dan komplikasi kehamilan.
- Diskusikan dengan klien tentang perencanaan kehamilan, termasuk asupan gizi, aktivitas, dan kebutuhan pemeriksaan antenatal.
- Bantu klien dalam mengidentifikasi dan mengelola risiko kehamilan.
- Berikan konseling untuk meningkatkan kesiapan psikologis dan emosional klien.
3. Koordinasi dan Kolaborasi Pelayanan Kesehatan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, bidan, ahli gizi, dll.) untuk memastikan perawatan kehamilan yang komprehensif.
- Koordinasikan dengan tim kesehatan untuk mengelola risiko dan komplikasi kehamilan secara efektif.
- Fasilitasi akses klien ke pelayanan antenatal dan pemeriksaan kehamilan rutin.
4. Dukungan Emosional dan Psikososial
- Berikan dukungan emosional dan psikologis kepada klien selama masa kehamilan.
- Dorong klien untuk melibatkan keluarga dan significant others dalam proses perawatan kehamilan.
- Bantu klien dalam mengembangkan strategi koping yang efektif dalam menghadapi perubahan dan tantangan selama kehamilan.
Penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI: Risiko Kehamilan tidak Diinginkan
- Definisi: Keadaan di mana individu atau pasangan berisiko mengalami kehamilan yang tidak direncanakan atau diinginkan.
- Karakteristik Definisi: Terlambat haid, hasil tes kehamilan positif, mual muntah, pusing, menikah dengan kehamilan yang direncanakan.
- Faktor Risiko: Riwayat kehamilan tidak diinginkan, kurangnya pengetahuan atau pengalaman tentang perencanaan kehamilan, kondisi kesehatan yang dapat menyebabkan komplikasi kehamilan, dan kesiapan psikologis yang tidak memadai.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
- Perilaku Kesehatan: Kehamilan Sehat
- Indikator: Klien dapat mempertahankan gizi dan aktivitas yang sesuai, menerima perawatan antenatal secara teratur, dan menghindari faktor-faktor yang dapat membahayakan kehamilan.
- Gejala Fisik: Kontrol Gejala
- Indikator: Klien dapat mengenali dan mengelola gejala serta komplikasi kehamilan dengan efektif.
- Perilaku Kesehatan: Kesiapan Kehamilan
- Indikator: Klien menunjukkan kesiapan psikologis dan emosional dalam menghadapi kehamilan.
- Perilaku Kesehatan: Partisipasi dalam Perawatan Kehamilan
- Indikator: Klien berpartisipasi aktif dalam perawatan kehamilan, termasuk mengikuti jadwal pemeriksaan antenatal, konsultasi, dan pengobatan.
- Risiko Kesehatan: Kontrol Risiko
- Indikator: Klien menunjukkan kemampuan dalam mengidentifikasi dan mengelola risiko kehamilan.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
- Pengkajian Keperawatan Komprehensif
- Kaji riwayat kesehatan dan kehamilan klien secara menyeluruh untuk mengidentifikasi faktor risiko dan potensi komplikasi.
- Lakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium untuk mengevaluasi tanda-tanda kehamilan dan status kesehatan klien.
- Evaluasi kesiapan psikologis dan emosional klien dalam menghadapi kehamilan.
- Pendidikan Kesehatan dan Konseling
- Berikan edukasi tentang perubahan fisiologis dan psikologis selama kehamilan.
- Ajarkan klien dalam mengelola gejala dan komplikasi kehamilan, seperti mual, muntah, dan pusing.
- Diskusikan perencanaan kehamilan, termasuk asupan gizi, aktivitas, dan kebutuhan pemeriksaan antenatal.
- Bantu klien dalam mengidentifikasi dan mengelola risiko kehamilan.
- Berikan konseling untuk meningkatkan kesiapan psikologis dan emosional klien.
- Koordinasi dan Kolaborasi Pelayanan Kesehatan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, bidan, ahli gizi, dll.) untuk memastikan perawatan kehamilan yang komprehensif.
- Koordinasikan dengan tim kesehatan untuk mengelola risiko dan komplikasi kehamilan secara efektif.
- Fasilitasi akses klien ke pelayanan antenatal dan pemeriksaan kehamilan rutin.
- Dukungan Emosional dan Psikososial
- Berikan dukungan emosional dan psikologis kepada klien selama masa kehamilan.
- Dorong klien untuk melibatkan keluarga dan significant others dalam proses peraw