Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 11076 | 17 Jan 2025
Klinis : Lansia screening kesehatan. ekg normal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi lansia screening kesehatan dengan EKG normal, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko ketidakstabilan kesehatan
Penjelasan:
Lansia dengan screening kesehatan rutin dan EKG normal dapat memiliki risiko ketidakstabilan kesehatan. Lansia rentan terhadap perubahan kondisi kesehatan yang dapat terjadi secara tiba-tiba, sehingga perlu pemantauan dan pencegahan secara proaktif.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko ketidakstabilan kesehatan adalah kemungkinan terjadinya perubahan kondisi kesehatan yang mendadak atau tidak terduga yang dapat mengancam keselamatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah lansia dapat mempertahankan stabilitas kondisi kesehatan, bebas dari komplikasi, dan dapat beraktivitas sesuai kemampuan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan adalah pemantauan tanda-tanda vital, edukasi tentang gaya hidup sehat, konseling untuk mengatasi stres, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mencegah komplikasi.
Dengan pemantauan dan intervensi yang tepat, diharapkan lansia dapat mempertahankan stabilitas kesehatan dan mencegah terjadinya perubahan kondisi yang mendadak. -
Article No. 11077 | 17 Jan 2025
Klinis : Bapak Rahman, seorang laki-laki berusia 52 tahun, datang ke IGD dengan keluhan sulit tidur sejak tiga hari terakhir yang disertai nyeri dada dan sesak napas yang semakin memberat. Nyeri dada dirasakan seperti tertindih, terutama pada bagian tengah dada, yang menjalar ke lengan kiri. Keluhan ini muncul saat beristirahat dan semakin parah ketika pasien mencoba beraktivitas ringan, seperti berjalan di dalam rumah. Sesak napas juga dirasakan lebih berat pada malam hari saat berbaring. Bapak Rahman memiliki riwayat penyakit jantung koroner yang didiagnosis dua tahun lalu dan hipertensi yang sudah berlangsung selama lima tahun. Ia mengaku tidak rutin memeriksakan diri ke dokter dan sering lupa mengonsumsi obat yang diresepkan. Dalam keluarga, ayah pasien meninggal karena serangan jantung pada usia 60 tahun. Pasien juga mengaku cemas karena takut kondisi ini dapat membahayakan nyawanya, terutama karena ia adalah tulang punggung keluarga. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan pasien dalam keadaan lemah, dengan kesadaran compos mentis. Tanda vitalnya adalah tekanan darah 170/100 mmHg, nadi 110 kali per menit, respirasi 28 kali per menit, dan suhu tubuh 37°C. Pada pemeriksaan kardiopulmoner, terdapat bunyi ronki basah di kedua paru bagian bawah, dan denyut jantung terdengar tidak teratur. Ekstremitas pasien terasa dingin, tetapi tidak ada edema perifer. Hasil pemeriksaan penunjang menunjukkan: EKG: Tanda iskemia miokard akut. Rontgen thorax: Edema paru ringan. Laboratorium: Troponin T meningkat, kadar natrium 138 mmol/L, kalium 4,5 mmol/L, kreatinin 1,1 mg/dL.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi Bapak Rahman yang Anda paparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan iskemia miokard akut dan edema paru.
2. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia miokard.
3. Cemas berhubungan dengan ancaman terhadap kesehatan.
Penjelasan Singkat:
1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan iskemia miokard akut dan edema paru.
- SDKI: Ketidakefektifan pola napas
- SLKI: Peningkatan jalan napas, Peningkatan ventilasi, Perbaikan oksigenasi
- SIKI: Manajemen jalan napas, Manajemen ventilasi, Manajemen oksigenasi
2. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia miokard.
- SDKI: Nyeri akut
- SLKI: Penurunan nyeri, Manajemen nyeri
- SIKI: Manajemen nyeri, Manajemen aktivitas
3. Cemas berhubungan dengan ancaman terhadap kesehatan.
- SDKI: Cemas
- SLKI: Penurunan cemas, Manajemen cemas
- SIKI: Manajemen cemas, Konseling
Penjelasan singkat dari masing-masing diagnosa keperawatan:
1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan iskemia miokard akut dan edema paru.
Pasien mengalami sesak napas yang semakin memberat, terutama saat berbaring, yang disebabkan oleh iskemia miokard akut dan edema paru. Hal ini dapat menyebabkan ketidakefektifan ventilasi dan oksigenasi.
2. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia miokard.
Pasien mengalami nyeri dada yang dirasakan seperti tertindih, terutama pada bagian tengah dada, yang menjalar ke lengan kiri. Nyeri ini disebabkan oleh iskemia miokard akut.
3. Cemas berhubungan dengan ancaman terhadap kesehatan.
Pasien mengalami cemas karena takut kondisinya dapat membahayakan nyawanya, terutama karena ia adalah tulang punggung keluarga. Hal ini disebabkan oleh ancaman terhadap kesehatan yang dihadapi. -
Article No. 11078 | 17 Jan 2025
Klinis : Seorang laki-laki usia 32 tahun datang ke UGD rumah sakit dengan keluhan badan terasa lemah, berat badan terus menurun dan diare yang berkepanjangan. Ia juga mengeluhkan kondisi tubuhnya yang mudah sekali terserang penyakit.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh.
Penjelasan Singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan perkembangbiakan organisme patogen yang dapat menimbulkan kerusakan sel.
- Faktor risiko: Penurunan sistem pertahanan tubuh, paparan patogen yang meningkat.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi, tanda vital dalam batas normal, tidak ada peningkatan tanda inflamasi.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan: Identifikasi faktor risiko infeksi, monitor tanda dan gejala infeksi, edukasi tentang pencegahan infeksi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi yang sesuai.
Dengan pendekatan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat melakukan pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar untuk mengatasi risiko infeksi yang dialami oleh klien. -
Article No. 11079 | 17 Jan 2025
Klinis : Bapak Rahman, seorang laki-laki berusia 52 tahun, datang ke IGD dengan keluhan sulit tidur sejak tiga hari terakhir yang disertai nyeri dada dan sesak napas yang semakin memberat. Nyeri dada dirasakan seperti tertindih, terutama pada bagian tengah dada, yang menjalar ke lengan kiri. Keluhan ini muncul saat beristirahat dan semakin parah ketika pasien mencoba beraktivitas ringan, seperti berjalan di dalam rumah. Sesak napas juga dirasakan lebih berat pada malam hari saat berbaring. Bapak Rahman memiliki riwayat penyakit jantung koroner yang didiagnosis dua tahun lalu dan hipertensi yang sudah berlangsung selama lima tahun. Ia mengaku tidak rutin memeriksakan diri ke dokter dan sering lupa mengonsumsi obat yang diresepkan. Dalam keluarga, ayah pasien meninggal karena serangan jantung pada usia 60 tahun. Pasien juga mengaku cemas karena takut kondisi ini dapat membahayakan nyawanya, terutama karena ia adalah tulang punggung keluarga. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan pasien dalam keadaan lemah, dengan kesadaran compos mentis. Tanda vitalnya adalah tekanan darah 170/100 mmHg, nadi 110 kali per menit, respirasi 28 kali per menit, dan suhu tubuh 37°C. Pada pemeriksaan kardiopulmoner, terdapat bunyi ronki basah di kedua paru bagian bawah, dan denyut jantung terdengar tidak teratur. Ekstremitas pasien terasa dingin, tetapi tidak ada edema perifer. Hasil pemeriksaan penunjang menunjukkan: EKG: Tanda iskemia miokard akut. Rontgen thorax: Edema paru ringan. Laboratorium: Troponin T meningkat, kadar natrium 138 mmol/L, kalium 4,5 mmol/L, kreatinin 1,1 mg/dL.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi Bapak Rahman yang Anda deskripsikan, saya dapat memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia miokard akut
2. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan edema paru
3. Cemas berhubungan dengan kondisi kesehatan yang mengancam
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia miokard akut
- SDKI: Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah tersebut.
- SLKI: Manajemen Nyeri, Kontrol Nyeri
- SIKI: Pengkajian Nyeri, Manajemen Nyeri Akut
2. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan edema paru
- SDKI: Ketidakefektifan pola napas adalah inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
- SLKI: Pemantauan Respirasi, Manajemen Jalan Napas
- SIKI: Pemantauan Respirasi, Manajemen Jalan Napas
3. Cemas berhubungan dengan kondisi kesehatan yang mengancam
- SDKI: Cemas adalah perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh persepsi ancaman.
- SLKI: Manajemen Kecemasan, Dukungan Emosional
- SIKI: Pengkajian Kecemasan, Manajemen Kecemasan
Penjelasan singkat dari masing-masing diagnosa keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia miokard akut: Pasien mengalami nyeri dada yang dirasakan seperti tertindih, terutama pada bagian tengah dada, yang menjalar ke lengan kiri. Nyeri ini disebabkan oleh iskemia miokard akut yang ditunjukkan oleh hasil pemeriksaan EKG.
2. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan edema paru: Pasien mengalami sesak napas yang semakin memberat, terutama pada malam hari saat berbaring. Hasil pemeriksaan rontgen thorax menunjukkan adanya edema paru ringan, yang dapat menyebabkan ketidakefektifan pola napas.
3. Cemas berhubungan dengan kondisi kesehatan yang mengancam: Pasien merasa cemas dan takut kondisi ini dapat membahayakan nyawanya, terutama karena ia adalah tulang punggung keluarga. Hal ini menunjukkan adanya kecemasan terkait dengan kondisi kesehatan yang mengancam. -
Article No. 11080 | 17 Jan 2025
Klinis : Bapak Rahman, seorang laki-laki berusia 52 tahun, datang ke IGD dengan keluhan sulit tidur sejak tiga hari terakhir yang disertai nyeri dada dan sesak napas yang semakin memberat. Nyeri dada dirasakan seperti tertindih, terutama pada bagian tengah dada, yang menjalar ke lengan kiri. Keluhan ini muncul saat beristirahat dan semakin parah ketika pasien mencoba beraktivitas ringan, seperti berjalan di dalam rumah. Sesak napas juga dirasakan lebih berat pada malam hari saat berbaring. Bapak Rahman memiliki riwayat penyakit jantung koroner yang didiagnosis dua tahun lalu dan hipertensi yang sudah berlangsung selama lima tahun. Ia mengaku tidak rutin memeriksakan diri ke dokter dan sering lupa mengonsumsi obat yang diresepkan. Dalam keluarga, ayah pasien meninggal karena serangan jantung pada usia 60 tahun. Pasien juga mengaku cemas karena takut kondisi ini dapat membahayakan nyawanya, terutama karena ia adalah tulang punggung keluarga. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan pasien dalam keadaan lemah, dengan kesadaran compos mentis. Tanda vitalnya adalah tekanan darah 170/100 mmHg, nadi 110 kali per menit, respirasi 28 kali per menit, dan suhu tubuh 37°C. Pada pemeriksaan kardiopulmoner, terdapat bunyi ronki basah di kedua paru bagian bawah, dan denyut jantung terdengar tidak teratur. Ekstremitas pasien terasa dingin, tetapi tidak ada edema perifer. Hasil pemeriksaan penunjang menunjukkan: EKG: Tanda iskemia miokard akut. Rontgen thorax: Edema paru ringan. Laboratorium: Troponin T meningkat, kadar natrium 138 mmol/L, kalium 4,5 mmol/L, kreatinin 1,1 mg/dL.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kasus Bapak Rahman:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I20.0 (Angina pectoris tidak stabil)
- Deskripsi: Bapak Rahman mengalami nyeri dada yang menjalar ke lengan kiri, terutama saat beraktivitas, yang merupakan gejala angina pektoris tidak stabil. Ini menandakan adanya penyakit jantung koroner akut.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.90 (Pemantauan kardiovaskular, tidak spesifik)
- Deskripsi: Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan, Bapak Rahman akan memerlukan pemantauan kardiovaskular yang meliputi pemantauan tanda-tanda vital dan irama jantung. Prosedur ini dilakukan untuk mengevaluasi kondisi dan menetapkan penatalaksanaan yang tepat.
Penjelasan:
- Kode ICD-10 I20.0 (Angina pectoris tidak stabil) tepat untuk menggambarkan kondisi Bapak Rahman yang mengalami nyeri dada dan sesak napas yang semakin memberat, terutama saat beraktivitas. Gejala ini menunjukkan adanya penyakit jantung koroner akut.
- Kode ICD-9-CM 93.90 (Pemantauan kardiovaskular, tidak spesifik) digunakan untuk prosedur pemantauan tanda-tanda vital dan irama jantung yang dilakukan untuk mengevaluasi kondisi Bapak Rahman dan menentukan penatalaksanaan yang tepat.
- Bapak Rahman memiliki riwayat penyakit jantung koroner dan hipertensi, serta keluarga dengan riwayat serangan jantung. Hal ini meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, sehingga pemantauan ketat diperlukan. -
Article No. 11081 | 17 Jan 2025
Klinis : Seorang laki-laki usia 32 tahun datang ke UGD rumah sakit dengan keluhan badan terasa lemah, berat badan terus menurun dan diare yang berkepanjangan. Ia juga mengeluhkan kondisi tubuhnya yang mudah sekali terserang penyakit.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi yang berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Risiko Infeksi didefinisikan sebagai rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan. Pasien dengan kondisi ini memiliki faktor risiko seperti penurunan daya tahan tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mengenali tanda dan gejala infeksi, dapat melakukan pencegahan infeksi, dan bebas dari infeksi selama perawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemantauan tanda-tanda vital, pemeriksaan laboratorium, edukasi mengenai pencegahan infeksi, serta pemberian terapi sesuai dengan kondisi pasien.
Dengan pendekatan SDKI-SLKI-SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar untuk mengatasi risiko infeksi pada pasien dengan penurunan daya tahan tubuh. -
Article No. 11082 | 17 Jan 2025
Klinis : Seorang laki-laki berusia 35 tahun, mengeluh nyeri hebat di pinggang kanan yang menjalar ke perut bagian bawah. Nyeri hilang-timbul dan disertai dengan mual serta kesulitan buang air kecil dan sakit padahal rasanya ingin kencing. Hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah: 140/90 mmHg, frekuensi nadi: 90 x/menit, suhu: 37,3°C, frekuensi pernapasan: 20 x/menit, dan hematuria pada analisis urin dan pasien terpasang kateter urin. Diagnosis medis pasien adalah urolithiasis dengan obstruksi saluran kemih. apa diagnosanya
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
Penyebab: Agen cedera fisik (urolithiasis dengan obstruksi saluran kemih).
Gejala dan Tanda:
- Keluhan nyeri hebat di pinggang kanan yang menjalar ke perut bagian bawah
- Nyeri hilang-timbul
- Mual
2. Gangguan Eliminasi Urin
Definisi: Perubahan pola berkemih yang tidak normal.
Penyebab: Agen fisik (urolithiasis dengan obstruksi saluran kemih).
Gejala dan Tanda:
- Kesulitan buang air kecil
- Rasa sakit saat berkemih
- Hematuria
- Terpasang kateter urin
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Akut:
- Nyeri dapat terkontrol
- Pasien dapat menggunakan teknik manajemen nyeri yang efektif
- Pasien dapat melaporkan pengurangan rasa nyeri
2. Gangguan Eliminasi Urin:
- Pasien dapat berkemih dengan lancar
- Tidak ada tanda-tanda infeksi saluran kemih
- Jumlah urin yang dikeluarkan sesuai kebutuhan
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri Akut:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian analgetik
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis (relaksasi, kompres hangat/dingin)
- Monitor tanda-tanda vital dan respon pasien terhadap intervensi nyeri
2. Gangguan Eliminasi Urin:
- Pantau intake dan output cairan
- Pertahankan kateterisasi urin untuk drainase
- Berikan edukasi tentang perawatan kateter dan pencegahan infeksi
- Kolaborasi dengan tim medis untuk evaluasi perkembangan kondisi urolithiasis
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan gejala dan tanda yang dialami pasien, yaitu nyeri hebat di pinggang kanan menjalar ke perut bawah, disertai mual serta kesulitan berkemih dan rasa sakit saat berkemih. Selain itu, hasil pemeriksaan menunjukkan adanya hematuria dan pasien terpasang kateter. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Akut dan Gangguan Eliminasi Urin.
Luaran yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah pasien dapat mengelola nyeri secara efektif, dapat berkemih dengan lancar, tidak ada tanda-tanda infeksi saluran kemih, serta jumlah urin yang dikeluarkan sesuai kebutuhan. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup pengkajian nyeri, kolaborasi pemberian analgetik, teknik manajemen nyeri non-farmakologis, pemantauan tanda-tanda vital, serta pengelolaan kateterisasi urin, edukasi perawatan kateter, dan kolaborasi evaluasi perkembangan kondisi urolithiasis. -
Article No. 11083 | 17 Jan 2025
Klinis : Seorang laki-laki berusia 35 tahun, mengeluh nyeri hebat di pinggang kanan yang menjalar ke perut bagian bawah. Nyeri hilang-timbul dan disertai dengan mual serta kesulitan buang air kecil dan sakit padahal rasanya ingin kencing. Hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah: 140/90 mmHg, frekuensi nadi: 90 x/menit, suhu: 37,3°C, frekuensi pernapasan: 20 x/menit, dan hematuria pada analisis urin dan pasien terpasang kateter urin. Diagnosis medis pasien adalah urolithiasis dengan obstruksi saluran kemih. apa 3 diagnosanya
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan SDKI, Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI), dan Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI) untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri akut berhubungan dengan obstruksi saluran kemih yang ditandai dengan nyeri hebat di pinggang kanan yang menjalar ke perut bagian bawah, nyeri hilang-timbul, dan disertai mual.
2. Gangguan berkemih berhubungan dengan obstruksi saluran kemih yang ditandai dengan kesulitan buang air kecil dan sakit padahal rasanya ingin kencing, serta hematuria pada analisis urin.
3. Risiko infeksi berhubungan dengan terpasangnya kateter urin.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Akut:
- Pasien akan melaporkan penurunan intensitas nyeri.
- Pasien akan mendemonstrasikan penggunaan teknik manajemen nyeri yang efektif.
- Tanda-tanda vital pasien akan dalam batas normal.
2. Gangguan Berkemih:
- Pasien akan melaporkan peningkatan kemampuan berkemih.
- Tidak ditemukan tanda-tanda infeksi saluran kemih.
- Analisis urin menunjukkan perbaikan.
3. Risiko Infeksi:
- Tidak ditemukan tanda-tanda infeksi pada area pemasangan kateter urin.
- Pasien dan keluarga dapat menjelaskan cara perawatan kateter urin yang benar.
- Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan perbaikan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri Akut:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
- Berikan analgesik sesuai resep dokter.
- Anjurkan pasien menggunakan teknik nonfarmakologis untuk manajemen nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat.
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala.
2. Gangguan Berkemih:
- Kaji pola dan kebiasaan berkemih pasien.
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang manajemen gangguan berkemih.
- Bantu pasien melakukan latihan berkemih yang tepat.
- Lakukan pemeriksaan analisis urin secara berkala.
3. Risiko Infeksi:
- Lakukan perawatan kateter urin secara aseptik.
- Anjurkan pasien dan keluarga untuk melakukan perawatan kateter urin yang benar.
- Monitor tanda-tanda infeksi pada area pemasangan kateter.
- Lakukan pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memberikan Asuhan Keperawatan yang komprehensif untuk pasien dengan kondisi urolithiasis dengan obstruksi saluran kemih. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 11084 | 17 Jan 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan profil pasien yang Anda berikan, yaitu seorang pria berusia 45 tahun, dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan, serta hasil pemeriksaan yang menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas dan lesi di paru, maka diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
a. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
Karakteristik Utama: Batuk tidak efektif, suara napas tambahan, sputum berlebihan.
2. Diagnosa Keperawatan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Bersihan Jalan Napas
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
Luaran yang Diharapkan: Pasien dapat mempertahankan jalan napas yang bebas dari obstruksi.
3. Diagnosa Keperawatan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Manajemen Jalan Napas
Definisi: Menjaga dan mempertahankan jalan napas yang bebas.
Intervensi Keperawatan:
- Pantau status pernapasan
- Bantu pasien batuk dan bernapas dalam
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Lakukan suction jika diperlukan
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk penatalaksanaan terapi antibiotik dan medikasi lainnya
Dalam konteks ini, dimana diagnosis awal adalah tuberkulosis paru, maka peran perawat sangat penting dalam pengelolaan jalan napas pasien, memantau status pernapasan, memberikan oksigen, serta berkolaborasi dengan tim kesehatan untuk penatalaksanaan terapi yang tepat. Tujuannya adalah untuk mempertahankan bersihan jalan napas dan memfasilitasi pemulihan pasien. -
Article No. 11085 | 17 Jan 2025
Klinis : Terpasang ventilator jenis PC-SIMV settingan PEEP 5, fio2 40%. Pins 12 RR spontan 0
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi pasien yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien dengan ventilator jenis PC-SIMV, PEEP 5, FiO2 40%, serta RR spontan 0, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah: "Penurunan Pertukaran Gas" (SDKI, 2017). Penurunan Pertukaran Gas didefinisikan sebagai ketidakmampuan paru-paru untuk melaksanakan fungsi pertukaran gas, yang ditandai dengan perubahan kadar gas darah arteri, napas dangkal, dan hipoksemia.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Pertukaran Gas yang Membaik
- Indikator: Nilai pH, PaO2, PaCO2, dan SaO2 dalam rentang normal
- Target: pH 7,35-7,45, PaO2 80-100 mmHg, PaCO2 35-45 mmHg, SaO2 ≥ 95%
2. Ventilasi yang Adekuat
- Indikator: Frekuensi pernapasan, irama napas, dan kedalaman napas dalam batas normal
- Target: Frekuensi napas 12-20 kali/menit, irama napas teratur, kedalaman napas normal
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan antara lain:
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital
- Pemantauan tanda-tanda vital secara rutin, termasuk saturasi oksigen, frekuensi napas, dan irama napas
- Tujuan: Mendeteksi perubahan kondisi pasien secara dini
2. Pengaturan Ventilator Mekanis
- Penyesuaian parameter ventilator sesuai kondisi pasien (PEEP, FiO2, mode ventilasi, dll.)
- Tujuan: Memfasilitasi ventilasi dan oksigenasi yang adekuat
3. Manajemen Oksigenasi
- Pemberian oksigen tambahan sesuai kebutuhan pasien
- Tujuan: Mempertahankan kadar oksigen darah dalam rentang normal
4. Kolaborasi dengan Tim Kesehatan Lain
- Kolaborasi dengan dokter, fisioterapis, dan tenaga kesehatan lain untuk optimalisasi penanganan pasien
- Tujuan: Memastikan intervensi yang holistik dan komprehensif
Penjelasan yang lebih rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas dapat diberikan jika diperlukan. Sebagai perawat, saya berusaha memberikan asuhan keperawatan yang profesional dan berpusat pada pasien demi mencapai luaran yang optimal.