Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 9132 | 17 Dec 2024
Klinis : Pasien mengatakan bahwa sekarang kehamilan ke 5, pasien pernah mengalami abortus sebanyak 2 kali, pasien takut akan terjadi hal itu lagi di usia umur 39 tahun
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, sebagai perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda uraikan.
1. Diagnosis Keperawatan SDKI
Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien adalah:
a. Kecemasan Peripartum
Definisi: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi terhadap masalah potensial, yang terkait dengan kehamilan dan persalinan.
Karakteristik definisi:
- Pasien mengatakan takut akan terjadinya aborsi kembali
- Pasien berusia 39 tahun, yang meningkatkan risiko komplikasi kehamilan dan persalinan
- Riwayat aborsi sebelumnya sebanyak 2 kali
2. Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI)
a. Kontrol Kecemasan
- Pasien dapat mengenali tanda-tanda kecemasan yang muncul
- Pasien dapat mengungkapkan perasaan cemas secara terbuka
- Pasien dapat menerapkan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan
- Pasien dapat menunjukkan sikap optimis terhadap kehamilan saat ini
b. Kesejahteraan Psikologis
- Pasien dapat menjelaskan strategi koping yang efektif untuk menghadapi kecemasan
- Pasien dapat menunjukkan perasaan positif terhadap kehamilan
- Pasien dapat melibatkan keluarga dalam mendukung kehamilan
3. Intervensi Keperawatan (SIKI)
a. Manajemen Kecemasan
- Kaji tingkat kecemasan pasien menggunakan alat ukur kecemasan
- Identifikasi penyebab dan faktor yang memengaruhi kecemasan pasien
- Ajarkan teknik relaksasi, seperti napas dalam, visualisasi, atau meditasi
- Fasilitasi dukungan emosional dari keluarga atau significant other
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti psikolog atau konselor, jika diperlukan
b. Promosi Kesejahteraan Psikologis
- Kaji status psikologis pasien, termasuk kemampuan koping dan sumber daya pendukung
- Bantu pasien mengidentifikasi strategi koping yang efektif untuk mengatasi kecemasan
- Dorong pasien untuk terlibat dalam aktivitas yang menyenangkan dan meningkatkan kesejahteraan
- Berikan informasi tentang kehamilan, proses kelahiran, dan perawatan bayi untuk mengurangi kecemasan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti psikolog atau konselor, untuk intervensi yang lebih komprehensif jika diperlukan
Dengan penerapan diagnosis keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mengatasi kecemasan peripartum, meningkatkan kesejahteraan psikologis, dan memiliki kehamilan yang lebih aman dan positif. -
Article No. 9133 | 17 Dec 2024
Klinis : Seorang laki-laki, berusia 40 tahun, dirawat di rumah dengan keluhan sering marah dan merusak barang barang-barang di sekitarnya. Saat pengkajian, tatapan mata pasien tajam kepada perawat, sering mondar-mandir, menyatakan keinginan berkelahi dengan orang yang mendekatinya. Apa masalah keperawatan pada kasus tersebut? Select one: a. Perilaku kekerasan b. Risiko bunuh diri c. Perilaku mencederai diri sendiri d. Risiko merusak lingkungan dan orang lain
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
a. Perilaku Kekerasan
Kondisi pasien yang sering marah, merusak barang-barang di sekitarnya, memiliki tatapan mata tajam, sering mondar-mandir, dan menyatakan keinginan berkelahi dengan orang yang mendekatinya menunjukkan perilaku kekerasan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Perilaku Kekerasan: Pasien mampu mengontrol perilaku agresif dan marah yang ditampilkan.
2. Integritas Perilaku: Pasien mampu berinteraksi secara positif dengan lingkungan dan orang lain.
3. Keselamatan Diri: Pasien dan orang lain terhindar dari potensi bahaya akibat perilaku kekerasan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Lingkungan: Menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung untuk menghindari pemicu perilaku kekerasan.
2. Terapi Perilaku: Mengajarkan pasien teknik-teknik untuk mengendalikan emosi dan perilaku agresif, seperti relaksasi, distraksi, dan komunikasi terapeutik.
3. Pembatasan Fisik: Menggunakan pembatasan fisik (misalnya, isolasi atau restrain) sebagai tindakan terakhir jika pasien masih menunjukkan perilaku kekerasan yang dapat membahayakan dirinya atau orang lain.
4. Edukasi Pasien dan Keluarga: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai perilaku kekerasan, faktor pemicu, dan strategi penanganannya.
Dengan intervensi yang tepat, diharapkan pasien dapat mengontrol perilaku kekerasan, berinteraksi secara positif dengan lingkungan, dan terhindar dari potensi bahaya bagi dirinya maupun orang lain. -
Article No. 9134 | 17 Dec 2024
Klinis : Sebuah keluarga dengan seorang suami mengalami gagal ginjal kronis, kondisi sangat lemah dan sudah 5 tahun berhenti bekerja. Istri harus merawat suami dan berjualan di rumah untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Keluarga memutuskan untuk berhenti cuci darah karena tidak memiliki biaya. Istri tampak lelah dan mengeluh sering tidak bisa tidur karena memikirkan suami dan masa depan keluarganya. Apa masalah keperawatan pada keluarga tersebut? Select one: a. Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga b. Ketegangan peran pemberi asuhan c. Koping keluarga tidak efektif d. Ketidakefektifan performa peran e. Gangguan proses keluarga
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, masalah keperawatan yang sesuai pada keluarga tersebut adalah:
Diagnosa Keperawatan SDKI: Koping keluarga tidak efektif
Penjelasan:
Keluarga ini menghadapi stressor yang signifikan terkait kondisi kesehatan suami yang menderita gagal ginjal kronis dan tidak mampu lagi bekerja. Istri harus menanggung beban ganda sebagai pencari nafkah dan juga sebagai caregiver bagi suami. Ketidakmampuan keluarga untuk membiayai cuci darah suami menunjukkan keterbatasan sumber daya dan dukungan yang dimiliki. Selain itu, istri juga mengalami kelelahan dan masalah tidur karena memikirkan kondisi suami dan masa depan keluarga, menunjukkan coping yang tidak efektif.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keluarga mampu mengidentifikasi sumber masalah
2. Keluarga mampu menggunakan strategi koping yang efektif
3. Keluarga mampu menggunakan sumber daya internal dan eksternal secara optimal
4. Keluarga mampu mengelola stressor secara efektif
5. Keluarga menunjukkan peningkatan kesejahteraan psikologis
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Asesmen komprehensif terhadap kemampuan koping keluarga
2. Identifikasi sumber stressor dan masalah yang dihadapi keluarga
3. Edukasi tentang strategi koping yang efektif untuk mengatasi stressor
4. Fasilitasi keluarga untuk mengaktifkan dan mengoptimalkan sumber daya internal (komunikasi, dukungan emosional) dan eksternal (dukungan sosial, layanan kesehatan)
5. Pemberian dukungan emosional dan pendampingan keluarga dalam mengelola stressor
6. Kolaborasi dengan profesi lain (psikolog, pekerja sosial) untuk memberikan intervensi yang komprehensif
7. Evaluasi efektivitas intervensi dan penyesuaian rencana asuhan keperawatan berdasarkan respon keluarga
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan keluarga dapat meningkatkan kemampuan koping, mengelola stressor secara efektif, dan meningkatkan kesejahteraan psikologis sehingga dapat beradaptasi dengan kondisi yang dihadapi. -
Article No. 9135 | 17 Dec 2024
Klinis : Kunjungan rumah pada keluarga yang berduka cita, keluarga mengatakan sering kepikiran dan masih sering menangis jika mengingat almarhum, muncul gejala tidak nafsu makan dan susah tidur. Evaluasi keberhasilan intervensi keperawatan pada TUK 4 kasus diatas adalah? Select one: a. Keluarga mampu mengakses layanan konseling di fasilitas kesehatan b. Keluarga mampu mengatasi stress dan melaporkan penurunan frekuensi insomnia c. Keluarga mampu berpartisipasi dalam kelompok dukungan SHG d. Keluarga mengatakan akan menyelesaikan masalah ini Bersama perawat e. Keluarga mengatakan paham mengenai proses berduka yang adaptif
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat, saya akan memberikan pandangan yang komprehensif terkait kondisi yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Berduka Disfungsional (00135)
- Definisi: Respon maladaptif terhadap kehilangan yang signifikan, ditandai dengan hambatan dalam menyelesaikan tugas-tugas berduka.
- Karakteristik Definisi: Sering kepikiran dan menangis jika mengingat almarhum, tidak nafsu makan, dan susah tidur.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Proses Berduka (1304)
- Indikator:
a. Mengekspresikan emosi yang sesuai dengan kehilangan
b. Menyelesaikan tugas-tugas berduka
c. Mengatasi gangguan tidur
d. Mempertahankan pola makan yang adekuat
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Terapi Berduka (5290)
- Aktivitas:
a. Identifikasi fase dan tugas-tugas berduka
b. Fasilitasi pengungkapan emosi
c. Diskusikan strategi koping yang efektif
d. Ajarkan teknik relaksasi untuk mengatasi insomnia
e. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memperbaiki pola makan
2. Konseling (5240)
- Aktivitas:
a. Bangun hubungan terapeutik yang saling percaya
b. Identifikasi sumber stres dan hambatan dalam proses berduka
c. Berikan dukungan emosional dan informasi yang dibutuhkan
d. Bantu keluarga menemukan makna dan tujuan hidup baru
3. Dukungan Kelompok (5430)
- Aktivitas:
a. Fasilitasi keluarga untuk bergabung dengan kelompok dukungan (SHG)
b. Berikan informasi mengenai manfaat kelompok dukungan
c. Pantau partisipasi dan kemajuan keluarga dalam kelompok
Evaluasi keberhasilan intervensi keperawatan:
a. Keluarga mampu mengakses layanan konseling di fasilitas kesehatan
b. Keluarga mampu mengatasi stress dan melaporkan penurunan frekuensi insomnia
c. Keluarga mampu berpartisipasi dalam kelompok dukungan SHG
e. Keluarga mengatakan paham mengenai proses berduka yang adaptif
Perawat perlu memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dengan fokus pada manajemen berduka, dukungan emosional, serta peningkatan strategi koping yang efektif. Kolaborasi dengan profesi lain juga diperlukan untuk memaksimalkan hasil yang diharapkan. -
Article No. 9136 | 17 Dec 2024
Klinis : saikt tengorokan pilek
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai dokter atau perekam medis, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur medis yang mungkin terkait dengan kondisi sakit tenggorokan pilek.
1. Kode ICD-10:
- Kode: J02.9
- Deskripsi: Faringitis akut, tidak spesifik
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 97.0
- Deskripsi: Pemberian obat-obatan topikal di rongga mulut dan tenggorokan
Penjelasan:
- Kode ICD-10 J02.9 mengacu pada kondisi faringitis akut, yang merupakan peradangan pada tenggorokan. Ini sesuai dengan gejala sakit tenggorokan pilek yang disampaikan.
- Dalam kasus sakit tenggorokan pilek, salah satu tindakan medis yang mungkin dilakukan adalah pemberian obat-obatan topikal di rongga mulut dan tenggorokan, yang tercakup dalam kode ICD-9-CM 97.0.
- Tindakan ini bertujuan untuk memberikan pengobatan dan mengatasi gejala sakit tenggorokan yang dirasakan oleh pasien. -
Article No. 9137 | 17 Dec 2024
Klinis : pasien mempunyai benjolan, dan mengalami hernia repair, sudah selama 3 tahun, tapi baru dioperasi ketika merasakan nyeri dibenjolan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan prosedur operatif hernia repair
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Kondisi ini berhubungan dengan prosedur operatif hernia repair yang dilakukan pada pasien.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat melaporkan penurunan nyeri, mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri, dan mempertahankan aktivitas sesuai kemampuan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemberian analgesik, teknik relaksasi, terapi es/hangat, dan edukasi manajemen nyeri.
Tone: Akademis
Persona: Pakar
Nurse: Sebagai seorang perawat, saya memahami bahwa nyeri akut merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan bagi pasien. Namun, saya yakin bahwa dengan manajemen nyeri yang tepat dan kerja sama yang baik antara pasien, dokter, dan tim keperawatan, pasien dapat mengatasi nyeri tersebut dan mencapai pemulihan yang optimal setelah menjalani prosedur operatif hernia repair. -
Article No. 9138 | 17 Dec 2024
Klinis : pasien mempunyai benjolan, dan mengalami hernia repair, sudah selama 3 tahun, tapi baru dioperasi ketika merasakan nyeri dibenjolan. defisit pengetahuannya bagaimana
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang memiliki benjolan dan menjalani operasi hernia repair:
Diagnosa Keperawatan:
1. Defisit Pengetahuan
Definisi: Kurangnya atau tidak adanya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
Penjelasan:
Pasien mengalami defisit pengetahuan terkait dengan kondisi hernia yang dialaminya. Pasien baru memutuskan untuk menjalani operasi ketika merasakan nyeri di benjolan, padahal sudah berlangsung selama 3 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa pasien belum memiliki pemahaman yang memadai mengenai kondisi hernia dan pentingnya penanganan yang tepat.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Domain: Pengetahuan dan Perilaku Kesehatan
Kelas: Pemahaman
Kode Diagnosis: [00126] Defisit Pengetahuan
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran Keperawatan:
1. Pengetahuan: Kesehatan
2. Perilaku Kesehatan: Manajemen Diri
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan:
1. Edukasi Kesehatan
2. Manajemen Kesehatan
Dengan diagnosa Defisit Pengetahuan, perawat dapat memberikan edukasi kesehatan kepada pasien mengenai kondisi hernia, pentingnya penanganan yang tepat dan segera, serta mengarahkan pasien untuk dapat melakukan manajemen kesehatan secara mandiri. -
Article No. 9139 | 17 Dec 2024
Klinis : pasien mempunyai benjolan, dan mengalami hernia repair, sudah selama 3 tahun, tapi baru dioperasi ketika merasakan nyeri dibenjolan. defisit pengetahuannya bagaimana
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum wr. wb. Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi pasien yang memiliki benjolan dan mengalami hernia repair, serta mengalami defisit pengetahuan, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Defisit Pengetahuan". Defisit Pengetahuan adalah keterbatasan informasi kognitif yang dibutuhkan oleh individu untuk berpartisipasi dalam mengambil keputusan terkait kondisi kesehatannya.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan luaran/output yang dicapai adalah:
1. Peningkatan Pengetahuan: Pasien menunjukkan peningkatan pengetahuan mengenai kondisi hernia, proses operasi, serta perawatan yang diperlukan.
2. Perilaku Kesehatan Terkendali: Pasien menunjukkan perilaku yang mendukung kesehatan dan mencegah komplikasi terkait hernia.
3. Partisipasi dalam Perawatan: Pasien berpartisipasi aktif dalam perencanaan dan pelaksanaan perawatan terkait kondisi hernianya.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang perlu dilakukan adalah:
1. Edukasi Kesehatan:
- Memberikan informasi yang komprehensif mengenai kondisi hernia, proses operasi, dan perawatan yang diperlukan.
- Menjelaskan pentingnya melakukan pemeriksaan dan pengobatan secara rutin.
- Memberikan pendidikan kesehatan terkait gaya hidup sehat dan pencegahan komplikasi.
2. Manajemen Pengetahuan:
- Mengidentifikasi tingkat pengetahuan pasien terkait kondisi hernianya.
- Menggunakan berbagai metode dan media untuk meningkatkan pemahaman pasien.
- Melibatkan keluarga atau significant others dalam proses edukasi.
3. Dukungan Emosional:
- Memberikan dukungan psikologis kepada pasien dalam menghadapi kondisi hernianya.
- Memfasilitasi diskusi dan pertukaran informasi antara pasien dengan tenaga kesehatan.
- Membantu pasien mengidentifikasi sumber-sumber dukungan sosial yang tersedia.
4. Manajemen Perawatan:
- Melakukan perencanaan perawatan yang komprehensif dan melibatkan pasien.
- Memantau perkembangan kondisi pasien secara berkala.
- Mengkoordinasikan perawatan dengan tenaga kesehatan lainnya (dokter, fisioterapis, dll).
Dengan implementasi intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat meningkatkan pengetahuannya, berperilaku sehat, dan berpartisipasi secara aktif dalam perawatannya, sehingga dapat mencapai luaran yang diharapkan.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. Wassalamualaikum wr. wb. -
Article No. 9140 | 17 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan demam, bersin bersin
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang datang dengan keluhan demam dan bersin-bersin, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas batas normal akibat gangguan mekanisme pengaturan suhu tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Suhu tubuh dalam batas normal
2. Tidak ada tanda-tanda infeksi
3. Keluhan gejala infeksi berkurang
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan tanda-tanda vital
2. Pemberian obat penurun demam (antipiretik)
3. Manajemen lingkungan (mengatur suhu ruangan, kelembaban, dan ventilasi)
4. Edukasi pasien dan keluarga tentang perawatan demam
Dengan tone akademis, persona pakar, dan peran nurse, penjelasan di atas dapat disesuaikan untuk memberikan informasi yang lengkap dan komprehensif kepada pasien. -
Article No. 9141 | 17 Dec 2024
Klinis : DEPRESI MERASA SEDIH
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, akan saya berikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi depresi dengan gejala merasa sedih.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Proses Pikir: Depresi
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Gangguan Proses Pikir: Depresi adalah keadaan dimana individu mengalami perubahan suasana hati dan emosi yang ditandai dengan perasaan sedih, putus asa, tidak berdaya, kehilangan minat, dan berfokus pada hal-hal negatif.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Tujuan utama intervensi keperawatan adalah untuk membantu klien mencapai peningkatan suasana hati, pengurangan gejala depresi, peningkatan kemampuan koping, dan peningkatan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Terapi Aktivitas Kelompok: Untuk meningkatkan interaksi sosial dan dapat mengekspresikan perasaan.
2. Terapi Reminiscence: Untuk membantu klien mengingat kembali pengalaman positif di masa lalu.
3. Terapi Musik: Untuk membantu relaksasi dan menurunkan ketegangan.
4. Edukasi Manajemen Depresi: Untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman klien mengenai depresi.
5. Kolaborasi Pemberian Terapi Antidepresan: Untuk membantu menstabilkan suasana hati klien.
Penerapan intervensi keperawatan tersebut harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan spesifik dari setiap klien.