Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 9271 | 18 Dec 2024
Klinis : pusing
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi pusing.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pusing berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah "Nyeri Kepala". Nyeri kepala merupakan kondisi dimana pasien mengeluhkan rasa tidak nyaman atau sakit pada kepala. Pusing adalah salah satu gejala umum yang sering muncul pada kondisi nyeri kepala.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Berdasarkan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), luaran yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan untuk pasien dengan diagnosa nyeri kepala adalah:
1. Tingkat Nyeri: Pasien menunjukkan penurunan tingkat nyeri kepala yang dirasakan.
2. Kontrol Nyeri: Pasien mampu mengontrol atau mengendalikan rasa nyeri kepala yang dirasakan.
3. Kenyamanan: Pasien menunjukkan peningkatan kenyamanan secara umum.
4. Aktivitas Sehari-hari: Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih baik.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Berdasarkan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia), intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai luaran yang diharapkan pada pasien dengan diagnosa nyeri kepala adalah:
1. Manajemen Nyeri:
- Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, keparahan, faktor pencetus, dan faktor yang mempengaruhi).
- Memberikan intervensi farmakologis sesuai dengan instruksi dokter (misalnya pemberian analgesik).
- Mengajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis (misalnya relaksasi, kompres hangat/dingin, distraksi).
- Melakukan monitor efektivitas intervensi dan mengkaji respons pasien.
2. Manajemen Gejala:
- Mengkaji gejala-gejala yang menyertai nyeri kepala (seperti mual, muntah, fotofobia).
- Memberikan intervensi untuk mengatasi gejala yang menyertai (misalnya pemberian antiemetik, antivertigo).
- Memantau efektivitas intervensi dan mengkaji respons pasien.
3. Edukasi Kesehatan:
- Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai penyebab, gejala, dan penatalaksanaan nyeri kepala.
- Mengajarkan strategi pencegahan dan penanganan nyeri kepala di rumah.
- Mendorong pasien untuk mengikuti rencana pengobatan dan kontrol secara teratur.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dengan diagnosa nyeri kepala dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu penurunan tingkat nyeri, peningkatan kemampuan kontrol nyeri, peningkatan kenyamanan, dan peningkatan aktivitas sehari-hari. -
Article No. 9272 | 18 Dec 2024
Klinis : Seorang Perempuan berusia 20 tahun di rawat di IGD RS L karena karena mencoba untuk mengiris pergelangan tangannya dan tidak sadarkan diri. setelah kondisi stabil dapat diwawancara, perawat mendapatkan data bahwa klien merasa tidak kuat lagi melanjutkan hidup karena selalu gagal dalam mengikuti SNMPTN. klien merasa Bododoh dan menyusahkan orang tuanya yang sudah menaruh harapan besar untuk bisa sekolah di perguruan tinggi negeri seperti kedua kakaknya. setelah perawat meninggalkan ruangan klien Kembali melakukan percobaan bunuh diri dengan membenturkan kepalanya ke dinding.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang sesuai adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: X69
- Deskripsi: Intoxication by and exposure to other and unspecified chemicals and noxious substances, intentional self-harm
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 94.65
- Deskripsi: Suturing of minor laceration of skin
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 X69 (Intoxication by and exposure to other and unspecified chemicals and noxious substances, intentional self-harm) sesuai karena pasien melakukan percobaan bunuh diri dengan mengiris pergelangan tangan dan membenturkan kepala ke dinding.
2. Kode ICD-9-CM 94.65 (Suturing of minor laceration of skin) dapat digunakan untuk mengkodekan tindakan medis yang dilakukan untuk menjahit luka di pergelangan tangan pasien setelah percobaan bunuh diri.
Dalam kasus ini, pasien merupakan seorang wanita berusia 20 tahun yang dirawat di IGD rumah sakit karena mencoba untuk mengiris pergelangan tangannya dan tidak sadarkan diri. Setelah kondisi pasien stabil, perawat mendapatkan informasi bahwa pasien merasa putus asa dan tidak kuat lagi melanjutkan hidup karena selalu gagal mengikuti SNMPTN dan merasa bodoh serta menyusahkan orang tuanya. Setelah perawat meninggalkan ruangan, pasien kembali mencoba bunuh diri dengan membenturkan kepalanya ke dinding. -
Article No. 9273 | 18 Dec 2024
Klinis : Seorang Perempuan berusia 20 tahun di rawat di IGD RS L karena karena mencoba untuk mengiris pergelangan tangannya dan tidak sadarkan diri. setelah kondisi stabil dapat diwawancara, perawat mendapatkan data bahwa klien merasa tidak kuat lagi melanjutkan hidup karena selalu gagal dalam mengikuti SNMPTN. klien merasa Bododoh dan menyusahkan orang tuanya yang sudah menaruh harapan besar untuk bisa sekolah di perguruan tinggi negeri seperti kedua kakaknya. setelah perawat meninggalkan ruangan klien Kembali melakukan percobaan bunuh diri dengan membenturkan kepalanya ke dinding.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi yang Anda sampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Bunuh Diri
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Bunuh Diri adalah keadaan di mana individu mengalami pikiran, niat, dan/atau perilaku untuk mengakhiri hidupnya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Klien mengungkapkan perasaan, pikiran, dan niat untuk bunuh diri.
2. Klien menunjukkan perilaku untuk bunuh diri.
3. Klien menunjukkan penerimaan terhadap dukungan untuk mengatasi risiko bunuh diri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Observasi tanda-tanda perilaku bunuh diri.
2. Memberikan lingkungan yang aman bagi klien.
3. Melibatkan keluarga dalam upaya pencegahan bunuh diri.
4. Memberikan konseling dan terapi kognitif-perilaku untuk mengatasi ide bunuh diri.
5. Kolaborasi dengan tim kesehatan mental untuk evaluasi dan penanganan lebih lanjut.
Dengan kondisi klien yang mencoba bunuh diri akibat kegagalan akademik dan perasaan tidak mampu, perawat perlu melakukan intervensi segera untuk mencegah upaya bunuh diri lebih lanjut dan memberikan dukungan psikologis yang memadai. Kolaborasi dengan tim kesehatan mental juga diperlukan untuk penanganan yang komprehensif. -
Article No. 9274 | 18 Dec 2024
Klinis : Seorang Perempuan berusia 20 tahun di rawat di IGD RS L karena karena mencoba untuk mengiris pergelangan tangannya dan tidak sadarkan diri. setelah kondisi stabil dapat diwawancara, perawat mendapatkan data bahwa klien merasa tidak kuat lagi melanjutkan hidup karena selalu gagal dalam mengikuti SNMPTN. klien merasa Bododoh dan menyusahkan orang tuanya yang sudah menaruh harapan besar untuk bisa sekolah di perguruan tinggi negeri seperti kedua kakaknya. setelah perawat meninggalkan ruangan klien Kembali melakukan percobaan bunuh diri dengan membenturkan kepalanya ke dinding.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Resiko bunuh diri (SDKI: Resiko perilaku mencederai diri sendiri)
Definisi: Adanya kecenderungan untuk melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan kematian dengan sengaja sebagai akibat dari perubahan psikologis, sosial, dan biologis.
Karakteristik Definisi:
- Pernyataan ingin bunuh diri
- Perilaku beresiko tinggi (contoh: mencoba bunuh diri)
- Ekspresi putus asa
- Perasaan tidak berdaya
- Koping yang maladaptif
2. Gangguan Konsep Diri (SDKI: Gangguan Konsep Diri)
Definisi: Penilaian negatif individu terhadap dirinya sendiri.
Karakteristik Definisi:
- Harga diri rendah
- Evaluasi diri negatif
- Perasaan tidak berharga
- Pandangan diri negatif
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Keselamatan Diri: Klien dapat mengenali dan menghindari bahaya terhadap dirinya sendiri.
2. Harga Diri: Klien dapat menunjukkan penerimaan diri yang positif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Risiko Bunuh Diri
- Identifikasi faktor risiko bunuh diri
- Pantau tanda-tanda perilaku bunuh diri
- Berikan lingkungan aman dan dukungan emosional
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk intervensi komprehensif
2. Terapi Kognitif
- Identifikasi distorsi kognitif
- Bantu klien mengembangkan pemikiran realistis
- Dorong klien mengungkapkan perasaan dan pikirannya
- Latih strategi koping yang adaptif
Dalam kasus ini, klien mengalami resiko bunuh diri dan gangguan konsep diri yang disebabkan oleh perasaan tidak mampu dan rendah diri akibat kegagalan akademik. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen risiko bunuh diri dan terapi kognitif untuk membantu klien mengatasi masalah psikologisnya. -
Article No. 9275 | 18 Dec 2024
Klinis : Seorang Perempuan berusia 20 tahun di rawat di IGD RS L karena karena mencoba untuk mengiris pergelangan tangannya dan tidak sadarkan diri. setelah kondisi stabil dapat diwawancara, perawat mendapatkan data bahwa klien merasa tidak kuat lagi melanjutkan hidup karena selalu gagal dalam mengikuti SNMPTN. klien merasa Bododoh dan menyusahkan orang tuanya yang sudah menaruh harapan besar untuk bisa sekolah di perguruan tinggi negeri seperti kedua kakaknya. setelah perawat meninggalkan ruangan klien Kembali melakukan percobaan bunuh diri dengan membenturkan kepalanya ke dinding.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan pendekatan akademis dan sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Bunuh Diri
Definisi: Keadaan di mana individu memiliki niat dan rencana untuk menghilangkan nyawanya sendiri.
Faktor Terkait: Harga diri rendah, putus asa, depresi, kegagalan dalam mencapai tujuan.
2. Gangguan Proses Berpikir
Definisi: Gangguan dalam kemampuan individu untuk memproses informasi secara logis dan rasional.
Faktor Terkait: Distorsi kognitif, kesulitan dalam memecahkan masalah.
3. Resiko Trauma
Definisi: Keadaan di mana individu rentan mengalami cedera fisik akibat perilaku yang membahayakan diri sendiri.
Faktor Terkait: Percobaan bunuh diri, perilaku melukai diri sendiri.
Penjelasan SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
SDKI adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi dan merumuskan diagnosis keperawatan berdasarkan data yang dikumpulkan dari pasien. Diagnosa keperawatan yang telah diuraikan sebelumnya sesuai dengan SDKI.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
SLKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan hasil atau luaran yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan. Contoh luaran yang dapat diterapkan pada kasus ini adalah:
- Pasien dapat menyatakan alasan untuk hidup.
- Pasien dapat mengidentifikasi sumber dukungan sosial.
- Pasien dapat menerapkan strategi koping yang adaptif.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
SIKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Beberapa intervensi yang dapat diterapkan antara lain:
- Membina hubungan saling percaya dengan pasien.
- Mengkaji faktor risiko dan pencetus bunuh diri.
- Memberikan pendidikan kesehatan tentang depresi dan manajemen stres.
- Melibatkan keluarga dalam pemberian asuhan keperawatan.
- Menyediakan lingkungan yang aman dan mendukung pemulihan pasien.
Penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI yang komprehensif dapat membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan berpusat pada pasien untuk mencegah dan mengelola risiko bunuh diri, gangguan proses berpikir, serta trauma pada pasien. -
Article No. 9276 | 18 Dec 2024
Klinis : Seorang Perempuan berusia 20 tahun di rawat di IGD RS L karena karena mencoba untuk mengiris pergelangan tangannya dan tidak sadarkan diri. setelah kondisi stabil dapat diwawancara, perawat mendapatkan data bahwa klien merasa tidak kuat lagi melanjutkan hidup karena selalu gagal dalam mengikuti SNMPTN. klien merasa Bododoh dan menyusahkan orang tuanya yang sudah menaruh harapan besar untuk bisa sekolah di perguruan tinggi negeri seperti kedua kakaknya. setelah perawat meninggalkan ruangan klien Kembali melakukan percobaan bunuh diri dengan membenturkan kepalanya ke dinding.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan memperhatikan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai berdasarkan standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Bunuh Diri
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Bunuh Diri
- Definisi: Keadaan di mana individu memiliki intensi dan/atau tindakan untuk menghancurkan dirinya sendiri.
- Karakteristik Utama: Pernyataan untuk bunuh diri, perubahan perilaku yang mengarah pada niat bunuh diri, dan/atau tindakan untuk mencoba bunuh diri.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Perilaku Bunuh Diri
- Definisi: Kemampuan individu untuk mengendalikan perilaku yang berpotensi membahayakan dirinya sendiri.
- Hasil yang Diharapkan: Individu dapat mengendalikan perilaku yang berisiko tinggi untuk bunuh diri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Risiko Bunuh Diri
- Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan untuk mengurangi risiko bunuh diri pada individu.
- Aktivitas Keperawatan:
- Identifikasi faktor risiko bunuh diri pada individu
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk penatalaksanaan risiko bunuh diri
- Berikan dukungan emosional dan psikologis kepada individu
- Berikan informasi mengenai sumber daya dan bantuan yang tersedia
- Evaluasi efektivitas intervensi dan modifikasi rencana perawatan jika diperlukan
Dalam konteks kasus ini, perawat harus segera mengidentifikasi dan menangani risiko bunuh diri pada klien. Perawat perlu melakukan penilaian yang komprehensif, membangun hubungan terapeutik, memberikan dukungan emosional, dan melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk memastikan keselamatan klien dan mengatasi masalah psikologisnya. -
Article No. 9277 | 18 Dec 2024
Klinis : Seorang Perempuan berusia 20 tahun di rawat di IGD RS L karena karena mencoba untuk mengiris pergelangan tangannya dan tidak sadarkan diri. setelah kondisi stabil dapat diwawancara, perawat mendapatkan data bahwa klien merasa tidak kuat lagi melanjutkan hidup karena selalu gagal dalam mengikuti SNMPTN. klien merasa Bododoh dan menyusahkan orang tuanya yang sudah menaruh harapan besar untuk bisa sekolah di perguruan tinggi negeri seperti kedua kakaknya. setelah perawat meninggalkan ruangan klien Kembali melakukan percobaan bunuh diri dengan membenturkan kepalanya ke dinding.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Perilaku Mencederai Diri Sendiri (NANDA-I)
Penjelasan: Klien menunjukkan perilaku mencoba untuk melukai dirinya sendiri dengan mengiris pergelangan tangan dan membenturkan kepala ke dinding, yang mengindikasikan adanya risiko perilaku mencederai diri sendiri.
2. Distres Spiritual (NANDA-I)
Penjelasan: Klien mengalami distres spiritual, ditandai dengan perasaan tidak mampu lagi melanjutkan hidup dan merasa dirinya bodoh serta menyusahkan orang tua, yang menunjukkan adanya gangguan dalam aspek spiritual.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Perilaku Mencederai Diri Sendiri
- Definisi: Keadaan di mana individu memiliki potensi untuk melukai atau mencelakakan dirinya sendiri secara fisik.
- Faktor yang Mempengaruhi: Depresi, stres yang berlebihan, harga diri rendah, putus asa, dan kurangnya dukungan sosial.
2. Distres Spiritual
- Definisi: Keadaan di mana individu mengalami gangguan dalam sistem nilai, keyakinan, atau prinsip-prinsip yang memberikan makna dan tujuan hidup.
- Faktor yang Mempengaruhi: Kehilangan, penyakit kronis, kematian orang yang dicintai, dan ketidakpuasan terhadap kehidupan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Perilaku Mencederai Diri Sendiri
- Luaran yang Diharapkan: Klien dapat mengendalikan dorongan untuk mencederai diri sendiri.
2. Distres Spiritual
- Luaran yang Diharapkan: Klien dapat mengekspresikan perasaan dan keyakinan spiritual secara positif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Perilaku Mencederai Diri Sendiri
- Intervensi: Mengidentifikasi faktor risiko, memantau tanda-tanda perilaku mencederai diri, menyediakan lingkungan yang aman, dan memberikan dukungan emosional.
2. Distres Spiritual
- Intervensi: Mengeksplorasi makna dan nilai spiritual klien, memfasilitasi diskusi tentang isu-isu spiritual, dan memberikan dukungan spiritual.
Dalam kasus ini, perawat perlu fokus pada intervensi yang dapat mencegah perilaku mencederai diri dan mengatasi distres spiritual yang dialami oleh klien. Kolaborasi dengan tim kesehatan mental juga sangat penting untuk memberikan penanganan yang komprehensif. -
Article No. 9278 | 18 Dec 2024
Klinis : Seorang Perempuan berusia 20 tahun di rawat di IGD RS L karena karena mencoba untuk mengiris pergelangan tangannya dan tidak sadarkan diri. setelah kondisi stabil dapat diwawancara, perawat mendapatkan data bahwa klien merasa tidak kuat lagi melanjutkan hidup karena selalu gagal dalam mengikuti SNMPTN. klien merasa Bododoh dan menyusahkan orang tuanya yang sudah menaruh harapan besar untuk bisa sekolah di perguruan tinggi negeri seperti kedua kakaknya. setelah perawat meninggalkan ruangan klien Kembali melakukan percobaan bunuh diri dengan membenturkan kepalanya ke dinding.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Perilaku Mencederai Diri Sendiri berhubungan dengan Depresi.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Perilaku Mencederai Diri Sendiri adalah keadaan di mana individu berisiko untuk terlibat dalam tindakan yang dapat menyebabkan cedera fisik pada diri sendiri.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Perilaku Mencederai Diri Sendiri Teratasi: Individu tidak terlibat dalam tindakan yang dapat menyebabkan cedera fisik pada diri sendiri.
2. Koping Efektif: Individu menunjukkan kemampuan untuk mengatasi masalah secara konstruktif.
3. Dukungan Sosial Meningkat: Individu mendapatkan dukungan dari orang-orang terdekat untuk mengatasi masalahnya.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Risiko Perilaku Mencederai Diri Sendiri: Intervensi untuk mengidentifikasi dan mengelola faktor-faktor yang meningkatkan risiko perilaku mencederai diri sendiri.
2. Dukungan Emosional: Intervensi untuk memberikan dukungan emosional kepada individu agar dapat mengatasi masalahnya.
3. Manajemen Depresi: Intervensi untuk membantu individu mengelola gejala depresi yang dialaminya.
Dalam kasus ini, pasien perempuan berusia 20 tahun yang mencoba bunuh diri karena merasa tidak mampu mengikuti SNMPTN dan menyusahkan orang tuanya, serta melakukan percobaan bunuh diri lagi setelah perawat meninggalkan ruangan, menunjukkan adanya risiko perilaku mencederai diri sendiri yang berhubungan dengan depresi. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen risiko perilaku mencederai diri sendiri, dukungan emosional, dan manajemen depresi untuk membantu pasien mengatasi masalahnya secara efektif. -
Article No. 9279 | 18 Dec 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
2. Intoleransi aktivitas
3. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Penjelasan Singkat:
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
- SDKI: Definisi - Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bersih dan bebas.
- SLKI: Hasil yang diharapkan - Pasien dapat mempertahankan jalan napas yang bersih dan bebas.
- SIKI: Intervensi - Manajemen jalan napas, Oksigenasi, Suction.
2. Intoleransi aktivitas
- SDKI: Definisi - Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan karena keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
- SLKI: Hasil yang diharapkan - Pasien dapat beraktivitas sesuai dengan kemampuan.
- SIKI: Intervensi - Manajemen aktivitas, Manajemen energi, Peningkatan kapasitas aktivitas.
3. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
- SDKI: Definisi - Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Hasil yang diharapkan - Pasien dapat mempertahankan status nutrisi yang optimal.
- SIKI: Intervensi - Manajemen nutrisi, Pemberian makanan/nutrisi, Konseling gizi.
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan evaluasi dan perencanaan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk membantu pasien mengatasi masalah-masalah kesehatannya, sesuai dengan standar praktik keperawatan yang berlaku di Indonesia. -
Article No. 9280 | 18 Dec 2024
Klinis : Seorang Perempuan berusia 20 tahun di rawat di IGD RS L karena karena mencoba untuk mengiris pergelangan tangannya dan tidak sadarkan diri. setelah kondisi stabil dapat diwawancara, perawat mendapatkan data bahwa klien merasa tidak kuat lagi melanjutkan hidup karena selalu gagal dalam mengikuti SNMPTN. klien merasa Bododoh dan menyusahkan orang tuanya yang sudah menaruh harapan besar untuk bisa sekolah di perguruan tinggi negeri seperti kedua kakaknya. setelah perawat meninggalkan ruangan klien Kembali melakukan percobaan bunuh diri dengan membenturkan kepalanya ke dinding.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Bunuh Diri (SDKI)
Definisi: Keadaan di mana individu mempunyai niat dan rencana untuk mengakhiri hidup.
Faktor yang Berhubungan: Perasaan putus asa, harga diri rendah, perasaan tidak berdaya, dan riwayat percobaan bunuh diri sebelumnya.
2. Harga Diri Rendah (SDKI)
Definisi: Evaluasi negatif terhadap diri sendiri atau gambaran diri yang tidak sesuai.
Faktor yang Berhubungan: Kegagalan dalam mencapai tujuan, perasaan tidak berguna, dan persepsi negatif terhadap diri sendiri.
3. Koping Individu Tidak Efektif (SDKI)
Definisi: Ketidakmampuan individu untuk melakukan adaptasi psikologis, sosial, dan/atau perilaku yang sesuai pada situasi atau masalah yang dihadapi.
Faktor yang Berhubungan: Persepsi ancaman, kurangnya sumber, dan kurangnya dukungan sosial.
Rencana Asuhan Keperawatan (SLKI dan SIKI):
1. Manajemen Risiko Bunuh Diri (SLKI)
Intervensi:
- Identifikasi faktor risiko bunuh diri
- Buat kontrak keamanan
- Kolaborasi dengan tim kesehatan jiwa
- Monitoring tanda-tanda perilaku bunuh diri
2. Peningkatan Harga Diri (SLKI)
Intervensi:
- Identifikasi persepsi diri klien
- Bantu klien mengidentifikasi kekuatan dan potensi diri
- Dorong klien untuk melakukan aktivitas yang dapat meningkatkan harga diri
- Berikan umpan balik positif
3. Pemberdayaan Koping (SLKI)
Intervensi:
- Identifikasi sumber koping klien
- Ajarkan teknik koping efektif
- Fasilitasi dukungan sosial
- Evaluasi efektivitas koping klien
Penerapan asuhan keperawatan ini diharapkan dapat membantu klien mengatasi risiko bunuh diri, meningkatkan harga diri, dan mengembangkan koping yang efektif sehingga dapat beradaptasi dengan situasi yang dihadapi.