Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 9240 | 18 Dec 2024
Klinis : bayi demam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi bayi demam.
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia (D0046)
Definisi:
Peningkatan suhu tubuh di atas normal, yang disebabkan oleh gangguan mekanisme pengaturan suhu tubuh.
Faktor Penyebab:
1. Infeksi
2. Dehidrasi
3. Lingkungan yang panas
4. Imunosupresi
Gejala dan Tanda:
1. Peningkatan suhu tubuh di atas 37,5°C
2. Kulit terasa hangat
3. Nadi cepat
4. Pernafasan cepat
5. Nyeri kepala
6. Menggigil
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pemantauan Tanda Vital (I0205)
2. Manajemen Demam (I0148)
3. Terapi Cairan (I0280)
4. Edukasi Perawatan Mandiri (I0100)
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Suhu Tubuh (L0203)
2. Tanda Vital (L0204)
3. Pengetahuan Tentang Perawatan Mandiri (L0104)
4. Kepatuhan Terhadap Regimen Pengobatan (L0110)
Dokumentasi Asuhan Keperawatan (SDKI):
1. Pengkajian Tanda Vital
2. Pemantauan Suhu Tubuh
3. Pemberian Kompres Hangat/Dingin
4. Pemberian Obat Penurun Demam
5. Edukasi Perawatan Mandiri Hipertermia
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan dan rencana asuhan keperawatan untuk bayi dengan demam. Jangan ragu untuk menanyakan hal-hal lain yang mungkin ingin Anda ketahui. -
Article No. 9241 | 18 Dec 2024
Klinis : bayi demam
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi bayi demam, dengan tone akademis dan persona pakar perawat.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi bayi demam:
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi bayi demam adalah "Hipertermia". Hipertermia didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas 37,5°C yang disebabkan oleh peningkatan produksi panas atau penurunan kemampuan tubuh untuk mengeluarkan panas. Tanda dan gejala yang muncul pada bayi dengan hipertermia antara lain, suhu tubuh meningkat, kulit terasa hangat, denyut nadi cepat, dan bayi tampak gelisah.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan luaran yang akan dicapai adalah "Suhu Tubuh Dalam Batas Normal", dengan kriteria hasil sebagai berikut:
a. Suhu tubuh berada pada rentang 36,5°C - 37,5°C.
b. Kulit terasa normal, tidak terlalu hangat atau dingin.
c. Denyut nadi dalam batas normal untuk usia bayi.
d. Bayi tampak tenang dan nyaman.
e. Orang tua dapat melakukan tindakan pencegahan dan penanganan demam pada bayi.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
a. Pemantauan Tanda Vital
- Pantau suhu tubuh bayi secara berkala.
- Pantau denyut nadi, frekuensi napas, dan tekanan darah bayi.
- Catat temuan tanda vital dan lakukan evaluasi perubahan.
b. Manajemen Demam
- Berikan obat penurun demam sesuai resep dokter.
- Berikan kompres hangat pada dahi dan lengan bayi.
- Anjurkan orang tua untuk memberikan cairan yang cukup.
- Pertahankan lingkungan yang nyaman dan sejuk.
c. Pendidikan Kesehatan
- Ajarkan orang tua tentang tanda-tanda demam pada bayi.
- Jelaskan cara penanganan demam yang benar di rumah.
- Beri edukasi tentang pentingnya menjaga kebersihan dan higiene bayi.
- Dorong orang tua untuk segera membawa bayi ke fasilitas kesehatan jika demam tidak kunjung turun.
Penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif dengan tim kesehatan lainnya diharapkan dapat membantu menurunkan suhu tubuh bayi, mengatasi gejala demam, dan mencegah komplikasi lebih lanjut. Selain itu, pendidikan kesehatan kepada orang tua juga penting agar mereka dapat melakukan perawatan demam pada bayi di rumah secara mandiri. -
Article No. 9242 | 18 Dec 2024
Klinis : Gcs e2m2v2
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan: GCS e2m2v2, dengan tone akademis dan persona pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Kesadaran Berhubungan Dengan Cedera Kepala
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Penurunan Kesadaran: Penurunan tingkat kesadaran yang ditandai dengan respons yang lambat atau tidak adanya respons terhadap rangsangan.
- Cedera Kepala: Kerusakan pada otak atau jaringan lain di dalam tengkorak akibat trauma, biasanya disebabkan oleh benturan, terbuka, atau penetrasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Meningkatnya Tingkat Kesadaran: Peningkatan tingkat kewaspadaan, orientasi, dan respons terhadap lingkungan.
- Pemulihan Fungsi Neurologis: Pulihnya fungsi otak dan sistem saraf sesuai dengan kondisi sebelum cedera.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pemantauan Tanda Vital: Pengukuran dan pencatatan parameter fisiologis untuk memantau perubahan kondisi klien.
- Manajemen Jalan Napas: Tindakan untuk mempertahankan dan menjaga jalan napas tetap terbuka.
- Terapi Orientasi Realitas: Upaya untuk membantu klien mempertahankan orientasi terhadap waktu, tempat, dan orang. -
Article No. 9243 | 18 Dec 2024
Klinis : Gcs e2m2v2
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan membahas secara terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi GCS E2M2V2.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi GCS E2M2V2, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Gangguan Perfusi Jaringan Serebral (00201). Kondisi ini menunjukkan adanya penurunan kesadaran yang mengindikasikan penurunan aliran darah dan oksigenasi ke otak, sehingga dapat berdampak pada fungsi neurologis.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Peningkatan Tingkat Kesadaran (0901): Pasien menunjukkan peningkatan skor GCS dari E2M2V2 ke nilai yang lebih tinggi, sebagai indikator pemulihan fungsi neurologis.
2. Integritas Jaringan Otak (0902): Pasien menunjukkan tidak ada kerusakan atau disfungsi pada jaringan otak, yang ditandai dengan pemulihan fungsi neurologis.
3. Perfusi Jaringan Serebral (0904): Pasien menunjukkan adanya peningkatan aliran darah dan oksigenasi ke otak, yang ditandai dengan peningkatan skor GCS dan pemulihan fungsi neurologis.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pemantauan Neurologi (6540):
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala, termasuk tekanan darah, nadi, pernapasan, dan suhu.
- Lakukan pemeriksaan GCS secara rutin untuk menilai tingkat kesadaran pasien.
- Pantau tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial, seperti sakit kepala, mual, muntah, atau perubahan perilaku.
- Catat semua temuan pemeriksaan dan perubahan kondisi pasien dalam catatan keperawatan.
2. Manajemen Peningkatan Tekanan Intrakranial (6570):
- Posisikan pasien dengan kepala elevasi 30-45 derajat untuk memfasilitasi drainase vena dan penurunan tekanan intrakranial.
- Berikan analgesik dan sedasi sesuai dengan instruksi medis untuk mengurangi stimulasi sensorik dan mencegah peningkatan tekanan intrakranial.
- Pantau tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial dan lakukan intervensi segera jika diperlukan.
3. Manajemen Oksigenasi (3302):
- Berikan oksigen tambahan melalui kanula nasal atau masker oksigen sesuai dengan kebutuhan oksigenasi pasien.
- Pantau saturasi oksigen dan nilai darah arteri untuk memastikan oksigenasi yang adekuat.
- Lakukan suction jika diperlukan untuk mempertahankan jalan napas yang bersih.
4. Manajemen Cairan (4120):
- Berikan cairan intravena sesuai dengan kebutuhan pasien dan instruksi medis.
- Pantau status cairan, termasuk intake, output, dan tanda-tanda dehidrasi atau kelebihan cairan.
- Pertahankan keseimbangan cairan yang adekuat untuk memfasilitasi perfusi jaringan yang optimal.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat menunjukkan peningkatan tingkat kesadaran, integritas jaringan otak, dan perfusi jaringan serebral yang optimal, sesuai dengan luaran/output yang diharapkan. -
Article No. 9244 | 18 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan hidung tersumbat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baiklah, dengan kondisi pasien yang datang dengan keluhan hidung tersumbat, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Ketidakmampuan untuk membersihkan saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bebas.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien mampu mempertahankan jalan napas yang bebas dari sekret/sumbatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Tindakan yang dilakukan perawat untuk membantu pasien dalam membersihkan saluran napas dan mempertahankan jalan napas yang efektif.
Kondisi pasien dengan hidung tersumbat menunjukkan adanya gangguan pada bersihan jalan napas. Diagnosa ini dipilih karena pasien mengalami ketidakmampuan untuk membersihkan saluran napas akibat adanya sumbatan pada hidung, sehingga perlu intervensi keperawatan untuk membantu pasien mempertahankan jalan napas yang efektif. -
Article No. 9246 | 18 Dec 2024
Klinis : Kekurangan cairan dan elektrolit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Kekurangan Cairan dan Elektrolit
Penjelasan Singkat Berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI Standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kekurangan cairan dan elektrolit didefinisikan sebagai ketidakseimbangan antara intake dan output cairan dan elektrolit yang dapat menimbulkan berbagai gejala dan tanda kekurangan cairan dan elektrolit.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan kekurangan cairan dan elektrolit adalah pasien dapat mempertahankan status cairan dan elektrolit yang adekuat, menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, dan tidak mengalami komplikasi lebih lanjut.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kekurangan cairan dan elektrolit meliputi:
a. Pemantauan status cairan dan elektrolit secara berkala
b. Pemberian cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan
c. Pengaturan asupan dan output cairan
d. Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya menjaga status cairan dan elektrolit
Sebagai perawat, pemahaman dan penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dalam praktik keperawatan merupakan hal yang penting untuk menjamin kualitas dan keamanan asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien. -
Article No. 9247 | 18 Dec 2024
Klinis : Kekurangan cairan dan elektrolit
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi kekurangan cairan dan elektrolit.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi kekurangan cairan dan elektrolit adalah Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit. Diagnosa ini mengacu pada kondisi di mana terdapat ketidakseimbangan antara asupan dan kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
Luaran/Output SLKI:
Setelah diberikan asuhan keperawatan, luaran yang diharapkan adalah:
1. Tercapainya keseimbangan cairan dan elektrolit yang adekuat.
2. Tidak terjadi komplikasi akibat ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, seperti hipovolemia, hipervolemia, hiponatremia, atau hipernatremia.
3. Pasien dapat mempertahankan status hidrasi yang optimal.
4. Pasien dapat mempertahankan nilai-nilai laboratorium cairan dan elektrolit dalam batas normal.
5. Pasien melaporkan tidak adanya gejala terkait ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, seperti pusing, letargi, atau kram otot.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang perlu dilakukan:
1. Monitoring dan Evaluasi:
- Pantau intake dan output cairan pasien secara akurat.
- Pantau tanda-tanda vital, seperti tekanan darah, nadi, dan suhu tubuh.
- Pantau gejala dan tanda-tanda ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, seperti pusing, letargi, atau kram otot.
- Lakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengukur kadar elektrolit (natrium, kalium, klorida, dll.) secara berkala.
2. Manajemen Cairan dan Elektrolit:
- Berikan cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan pasien, baik secara oral maupun intravena.
- Pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dengan mengatur asupan dan keluaran cairan.
- Lakukan tindakan koreksi jika terjadi ketidakseimbangan, seperti pemberian larutan elektrolit atau diuretik.
3. Edukasi dan Dukungan:
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai pentingnya menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit.
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang cara memantau intake dan output cairan serta mencegah komplikasi.
- Berikan dukungan emosional dan motivasi kepada pasien untuk berpartisipasi aktif dalam perawatannya.
4. Koordinasi Perawatan:
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya, seperti dokter dan ahli gizi, untuk menentukan rencana perawatan yang optimal.
- Lakukan dokumentasi yang lengkap dan akurat mengenai asuhan keperawatan yang diberikan.
Dengan menerapkan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berfokus pada kebutuhan pasien, diharapkan dapat tercapai luaran yang diharapkan dan membantu pasien mencapai keseimbangan cairan dan elektrolit yang optimal. -
Article No. 9248 | 18 Dec 2024
Klinis : pasien demam dengue merasa panas dingin akral hangat , lemas, mengeluh nyeri di perut, mual tidak muntah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan persona pakar dan tone akademis, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien demam dengue:
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas (SDKI)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan atau diperlukan dalam batas yang dapat diterima, dan respon terhadap aktivitas tersebut.
- Etiologi: Penurunan kemampuan fisik, kehilangan energi, dan perasaan lemah.
2. Nyeri Akut (SDKI)
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau yang digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
- Etiologi: Agen pencedera biologis, seperti infeksi.
3. Mual (SDKI)
- Definisi: Sensasi tidak nyaman di lambung yang dapat menimbulkan keinginan untuk muntah.
- Etiologi: Agen pencedera biologis, seperti infeksi.
Rencana Keperawatan (SLKI):
1. Peningkatan Toleransi Aktivitas
- Tujuan: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan toleransi yang memadai.
- Intervensi: Manajemen Energi, Manajemen Aktivitas.
2. Manajemen Nyeri
- Tujuan: Pasien melaporkan nyeri terkontrol.
- Intervensi: Manajemen Nyeri Akut, Terapi Modalitas.
3. Manajemen Mual
- Tujuan: Pasien melaporkan tidak ada mual.
- Intervensi: Manajemen Mual, Manajemen Cairan dan Elektrolit.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Energi
- Definisi: Tindakan memfasilitasi penggunaan energi secara efisien untuk memenuhi kebutuhan aktivitas.
- Aktivitas: Identifikasi faktor yang memengaruhi energi, anjurkan istirahat yang adekuat, pantau status aktivitas.
2. Manajemen Nyeri Akut
- Definisi: Tindakan memfasilitasi kontrol rasa nyeri untuk mencapai taraf nyeri yang dapat diterima.
- Aktivitas: Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, dan faktor pencetus nyeri, terapkan intervensi farmakologis dan non-farmakologis untuk mengurangi nyeri.
3. Manajemen Mual
- Definisi: Tindakan memfasilitasi pencegahan dan pengurangan rasa mual.
- Aktivitas: Identifikasi penyebab mual, anjurkan diet yang sesuai, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk manajemen farmakologis.
Harapan saya, penjelasan ini dapat memberikan gambaran komprehensif mengenai diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, dan intervensi keperawatan untuk pasien dengan demam dengue berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari PPNI. Jangan ragu untuk bertanya jika ada yang perlu dijelaskan lebih lanjut. -
Article No. 9249 | 18 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan gatal - gatal ditangan dan kaki
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, seperti aktivitas perawatan diri, karena keterbatasan fisik atau psikologis.
- Faktor yang Berhubungan: Gejala, proses penyakit, dan gangguan sensasi.
2. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau yang digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
- Faktor yang Berhubungan: Agen cedera fisik, seperti iritasi kulit.
3. Gangguan Integritas Kulit
- Definisi: Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
- Faktor yang Berhubungan: Gangguan sensasi, Iritasi kulit.
Penjelasan Singkat Standar SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang berisi tentang definisi, penyebab, tanda dan gejala dari diagnosa keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
- Tujuannya untuk mencapai keseragaman dalam penggunaan diagnosa keperawatan di Indonesia.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang berisi tentang hasil/luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
- Tujuannya untuk mencapai keseragaman dalam penggunaan luaran keperawatan di Indonesia.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang berisi tentang intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
- Tujuannya untuk mencapai keseragaman dalam penggunaan intervensi keperawatan di Indonesia.
Penggunaan standar SDKI, SLKI, dan SIKI bertujuan untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan di Indonesia dengan menggunakan terminologi keperawatan yang terstandar. -
Article No. 9250 | 18 Dec 2024
Klinis : gangguan integritas kulit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi gangguan integritas kulit.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Integritas Kulit
Definisi:
Kerusakan pada struktur dan fungsi kulit, baik epidermis maupun dermis.
Faktor Terkait:
- Imobilitas fisik
- Masalah nutrisi
- Gangguan sirkulasi
- Usia lanjut
- Penyakit kronis
- Trauma
Gejala dan Tanda Mayor:
- Kerusakan pada lapisan kulit
- Luka terbuka
- Perubahan warna kulit
- Pembengkakan
- Nyeri
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kategori: Aktivitas/Istirahat
Kode: 00046
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kategori: Pemulihan Kesehatan Fisik
Kode: 1102
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kategori: Manajemen Luka
Kode: 6480
Penjelasan Singkat:
Gangguan integritas kulit adalah kondisi di mana terjadi kerusakan pada struktur dan fungsi kulit, baik epidermis maupun dermis. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti imobilitas fisik, masalah nutrisi, gangguan sirkulasi, usia lanjut, penyakit kronis, atau trauma.
Gejala dan tanda mayor yang dapat ditemukan pada kondisi ini meliputi kerusakan pada lapisan kulit, luka terbuka, perubahan warna kulit, pembengkakan, dan nyeri. Perawatan yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi dan mempercepat proses penyembuhan.
Sebagai seorang perawat, saya akan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari PPNI untuk merumuskan diagnosa keperawatan, menetapkan luaran yang diharapkan, dan memilih intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengelola kondisi gangguan integritas kulit secara komprehensif.