Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 20998 | 23 Aug 2025
Klinis : Kasus fraktur Seorang pasien, seorang wanita berusia 41 tahun, dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) setelah mengalami kecelakaan lalu lintas. Pasien adalah pengendara sepeda motor yang mengalami kecelakaan akibat tertabrak sepeda motor lain dari arah samping kiri. Pasien jatuh ke kanan dan menabrak pembatas jalan. Pada saat kejadian, pasien dalam keadaan sadar, tanpa tanda-tanda cedera kepala. Pada cruris kanan, terdapat swelling dan deformitas tanpa adanya vulnus apertum. Nyeri tekan dan krepitasi ditemukan pada palpasi, yang disertai dengan ketidakmampuan pasien melakukan knee flexion dan keterbatasan rentang gerak (ROM). Pemeriksaan x-ray dan CT scan menunjukkan adanya fraktur komunitif pada genu kanan. Saat ini pasien dirawat diruang trauma post operasi ORIF hari ke – 2 dan dalam kondisi tidak saadar atau disorientasi. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital menunjukkan tekanan darah 120/70 mmHg, frekuensi pernapasan 20 kali per menit, nadi 82 kali per menit, dan suhu tubuh 36,8oC. Selanjutnya, kaki pasien tampak dibalut dengan tensocrepe dan verban. Hasil pengkajian didapatkan verban dan tensocrepe tampak basah dan terdapat rembesan darah. Drainase aktif dengan jumlah volume ± 30 ml/24 jam. Pasien mengatakan nafsu makan sedikit menurun karena nyeri post operasi dan sedikit mual. Saat ini pasien menggunakan folley catheter untuk BAK. Saat pengkajian tampak urine berwarna kuning jernih. Tidak terdapat informasi khusus mengenai pola eliminasi pada pasien ini. Pasien mengeluh mengalami gangguan tidur akibat nyeri yang dialami nya saat ini, pasien mengatakan sulit untuk memulai tidur dan sering terbangun ketika tidur malam hari. Pasien mengatakan sulit memulai tertidur lagi ketika terbangun dan mengatakan mungkin hanya tidur tertidur ± 5 jam. Pasien melaporkan adanya nyeri hebat pada kaki kanan, yang terus-menerus dan mengganggu. Hasil pengkajian didapatkan pasien mengeluh nyeri muncul sepanjang waktu nyeri seperti tertusuk – tusuk dan seperti disayat pada daerah operasi ORIF, nyeri berkurang setelah mendapatkan analgesik dan skala nyeri 6. Tidak ada keluhan lain terkait penglihatan, pendengaran, atau kemampuan berpikir. Pasien juga menunjukkan kecemasan terkait kondisi cederanya, khawatir bahwa ia mungkin tidak bisa pulih sepenuhnya. Pasien adalah seorang ibu rumah tangga yang aktif dalam mengurus keluarga dan pekerjaan rumah. Cedera yang dialaminya menimbulkan kekhawatiran akan kemampuannya untuk kembali menjalankan peran dan tanggung jawabnya. Pasien merasa terganggu dengan kondisi fisiknya yang terbatas dan takut menjadi beban bagi keluarganya. Ia juga merasa cemas tentang kemungkinan perlunya operasi dan rehabilitasi jangka panjang. Pasien seorang ibu dari dua anak dan istri yang sangat terlibat dalam keluarga. Sebelum kecelakaan, ia berperan sebagai pengurus utama rumah tangga. Cedera ini menyebabkan Ny. H tidak mampu menjalankan peran tersebut. Suaminya kini harus mengambil alih sebagian besar tugas rumah tangga. Selanjutnya, pasien mengatakan tidak masalah terkait fungsi seksual atau reproduksi. Namun, ia khawatir bahwa cedera ini dan ketidakmampuan fisiknya dapat mempengaruhi keintiman dengan suaminya, meskipun belum ada perubahan yang signifikan dalam hubungan tersebut sejak operasi ORIF. Pasien mengatakan tidak stres menghadapi kondisi ini karena support suami dan keluarga sangat membantu nya. Pasien mengatakan selalu berbicara dengan keluarga dan berdoa terkait kondisinya saat ini. Pasien merasa banyak mendapat dukungan dalam menghadapi situasi ini. Pasien memiliki keyakinan agama yang kuat. Hal ini terlihat dalam rutinitas sehar-hari pasien selama perawatan dimana pasien tetap menjalankan aktivitas ibadah sholat meskipun dalam kondisi terbatas. Pasien mengatakan dalam doanya ia meminta agar dapat pulih sepenuhnya dan kembali menjalani hidup normal. Hasil pemeriksaan penunjang pre-op ORIF
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus fraktur:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Nyeri akut (kode SDKI: 00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain)
b. Ketidakstabilan postur (kode SDKI: 00failure)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan postur yang tepat atau yang diinginkan selama melakukan aktivitas
c. Kerusakan integritas kulit (kode SDKI: 00046)
Definisi: Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis
d. Risiko infeksi (kode SDKI: 00004)
Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengkompromikan kesehatan
e. Gangguan pola tidur (kode SDKI: 00198)
Definisi: Gangguan dalam kuantitas dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi normal individu
f. Cemas (kode SDKI: 00146)
Definisi: Respon emosional dan fisik terhadap persepsi ancaman yang ditandai dengan perasaan khawatir, gelisah, takut, atau tegang
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan berdasarkan NANDA-I.
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Kode dan definisi masing-masing diagnosa keperawatan dapat ditemukan dalam buku referensi SDKI, SLKI, dan SIKI yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 20999 | 23 Aug 2025
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri kepala disertai dengan sesak napas dan keringat dingin. Pasien di bawa ke rumah sakit karena menngalami kecelakaan lalu lintas
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa pasien wanita berusia 60 tahun ini mengalami gejala nyeri kepala, sesak napas, dan keringat dingin setelah terlibat dalam kecelakaan lalu lintas. Berikut adalah kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang sesuai dengan kondisi tersebut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R51
- Deskripsi: Sakit kepala
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 959.01
- Deskripsi: Cedera kepala, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan:
- Kode ICD-10 R51 (Sakit kepala) sesuai dengan gejala utama yang dialami pasien, yaitu nyeri kepala.
- Kode ICD-9-CM 959.01 (Cedera kepala, tidak diklasifikasikan di tempat lain) digunakan untuk mencatat cedera kepala yang terjadi akibat kecelakaan lalu lintas, yang merupakan penyebab utama dari kondisi pasien ini.
- Meskipun pasien juga mengalami gejala sesak napas dan keringat dingin, kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang paling sesuai dengan kondisi utama pasien adalah yang terkait dengan nyeri kepala dan cedera akibat kecelakaan.
Dalam praktik klinis, dokter atau perekam medis harus melakukan evaluasi menyeluruh untuk menentukan kode diagnosis dan prosedur yang paling tepat berdasarkan temuan klinis, riwayat, dan pemeriksaan penunjang lainnya. -
Article No. 21000 | 23 Aug 2025
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri kepala disertai dengan sesak napas dan keringat dingin. Pasien di bawa ke rumah sakit karena menngalami kecelakaan lalu lintas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, yaitu wanita berusia 60 tahun yang mengalami nyeri kepala disertai sesak napas dan keringat dingin setelah mengalami kecelakaan lalu lintas, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI, beserta kode dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Nyeri akut (00132)
b. Pernapasan tidak efektif (00032)
c. Intoleransi aktivitas (00092)
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
a. Nyeri akut (00132)
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah-istilah tersebut.
- Kode: 00132
b. Pernapasan tidak efektif (00032)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan mudah dan lancar.
- Kode: 00032
c. Intoleransi aktivitas (00092)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- Kode: 00092
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Nyeri terkontrol (1605)
b. Pola napas efektif (0406)
c. Toleransi aktivitas meningkat (0005)
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Manajemen nyeri (1400)
b. Manajemen jalan napas (3140)
c. Peningkatan aktivitas (0200)
Penjelasan singkat:
- Nyeri akut: Pasien mengalami nyeri kepala yang mungkin disebabkan oleh cedera akibat kecelakaan lalu lintas.
- Pernapasan tidak efektif: Pasien mengalami sesak napas yang mungkin disebabkan oleh cedera atau komplikasi dari kecelakaan.
- Intoleransi aktivitas: Pasien mungkin mengalami ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari akibat cedera dan gejala yang dialami.
Tujuan intervensi keperawatan adalah untuk mengurangi nyeri, mempertahankan pola napas yang efektif, dan meningkatkan toleransi aktivitas pasien. -
Article No. 21001 | 23 Aug 2025
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri kepala disertai dengan sesak napas dan mengi. Pasien di bawa ke rumah sakit karena menngalami kecelakaan lalu lintas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Ibu. Dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan yang rinci terkait kondisi yang Ibu sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan jaringan.
Tanda dan gejala: Pasien mengeluh nyeri kepala, pasien tampak meringis menahan sakit.
2. Gangguan Pola Napas
Definisi: Ketidakefektifan dalam inspirasi dan/atau ekspirasi yang dapat mengakibatkan ketidakseimbangan oksigen dan/atau karbondioksida.
Tanda dan gejala: Pasien mengalami sesak napas dan mengi.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Nyeri Terkontrol
Definisi: Pasien dapat mengontrol nyeri dan melaporkan nyeri dalam batas yang dapat diterima.
Kriteria Hasil:
a. Pasien dapat menyebutkan skala nyeri.
b. Pasien dapat menggunakan teknik non-farmakologi untuk mengurangi nyeri.
c. Pasien dapat melaporkan nyeri berkurang.
2. Pola Napas Efektif
Definisi: Pasien dapat bernapas dengan irama, kedalaman, dan frekuensi yang sesuai dengan kebutuhan.
Kriteria Hasil:
a. Pasien dapat bernapas dengan irama teratur.
b. Pasien dapat bernapas dengan kedalaman yang adekuat.
c. Pasien dapat bernapas dengan frekuensi yang sesuai.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
a. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif, meliputi karakteristik, durasi, lokasi, kualitas, dan faktor pencetus.
b. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik sesuai indikasi.
c. Ajarkan pasien teknik non-farmakologi, seperti relaksasi napas dalam, distraksi, dan kompres hangat.
2. Manajemen Jalan Napas
a. Pantau status pernapasan, seperti frekuensi, irama, dan kedalaman napas.
b. Berikan oksigen sesuai indikasi untuk meningkatkan oksigenasi.
c. Ajarkan pasien teknik pernapasan efektif, seperti pursed-lip breathing.
d. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian bronkodilator jika diperlukan.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Ibu. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. Saya akan berusaha menjawab dengan sebaik-baiknya. Wassalamualaikum. -
Article No. 21002 | 23 Aug 2025
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri kepala disertai dengan sesak napas dan mengi. Pasien di bawa ke rumah sakit karena menngalami kecelakaan lalu lintas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda berikan, maka dapat ditetapkan beberapa diagnosis keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI sesuai dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosis Keperawatan:
a. Nyeri Akut
SDKI: Nyeri Akut (10020)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah-istilah tersebut.
SLKI: Kontrol Nyeri (10020)
SIKI: Manajemen Nyeri (6430)
b. Pola Napas Tidak Efektif
SDKI: Pola Napas Tidak Efektif (00032)
Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan lancar yang dapat membahayakan kesehatan.
SLKI: Pola Napas (00032)
SIKI: Manajemen Jalan Napas (3140)
c. Kerusakan Fisik
SDKI: Kerusakan Fisik (00023)
Definisi: Kerusakan struktur atau fungsi tubuh karena suatu kejadian.
SLKI: Pemulihan Fisik (00023)
SIKI: Perawatan Trauma (6540)
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri Akut:
- Pasien mengalami nyeri kepala yang merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan.
- Perlu intervensi keperawatan untuk mengelola nyeri, seperti pemberian analgetik, teknik relaksasi, dan pengkajian nyeri secara berkala.
2. Pola Napas Tidak Efektif:
- Pasien mengalami sesak napas dan mengi, yang menunjukkan adanya ketidakmampuan untuk bernapas dengan lancar.
- Intervensi keperawatan diperlukan untuk mempertahankan jalan napas, seperti pemberian oksigen, pengisapan lendir, dan pengaturan posisi.
3. Kerusakan Fisik:
- Pasien mengalami kecelakaan lalu lintas, yang menyebabkan kerusakan struktur atau fungsi tubuh.
- Intervensi keperawatan diperlukan untuk memulihkan kondisi fisik pasien, seperti perawatan luka, pemberian perawatan trauma, dan pemantauan tanda-tanda vital.
Catatan: Tone yang ditetapkan adalah akademis, persona adalah pakar, dan profesi yang ditanyakan adalah perawat. -
Article No. 21003 | 23 Aug 2025
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri kepala disertai dengan sesak napas dan mengi. Pasien di bawa ke rumah sakit karena menngalami kecelakaan lalu lintas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \b DIAGNOSA KEPERAWATAN\b0
\b Kode: 00032\b0
\b Nyeri Akut\b0
\b Penjelasan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):\b0
Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat cedera jaringan aktual atau potensial, yang terjadi secara tiba-tiba atau lambat dengan intensitas ringan hingga berat dan berakhir dalam waktu kurang dari 3 bulan. Pada kasus ini, nyeri kepala merupakan manifestasi utama yang terkait dengan trauma kecelakaan lalu lintas.
\b SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) - Kode: 2103\b0
\b Nyeri Terkontrol\b0
\b Kriteria Luaran:\b0
1. Skala nyeri menurun
2. Ekspresi wajah rileks
3. Tanda-tanda vital dalam rentang normal
4. mampu melakukan aktivitas sesuai toleransi
\b SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) - Kode: 1400\b0
\b Manajemen Nyeri\b0
\b Intervensi:\b0
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
2. Ajarkan teknik nonfarmakologis (napas dalam, distraksi)
3. Kolaborasi pemberian analgetik sesuai resep
4. Monitor efektivitas dan efek samping terapi nyeri
\line
\b DIAGNOSA KEPERAWATAN\b0
\b Kode: 00033\b0
\b Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif\b0
\b Penjelasan SDKI:\b0
Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan patensi jalan napas. Pada kasus ini ditandai dengan sesak napas dan mengi yang mungkin terkait dengan trauma dada atau respons stres pasca kecelakaan.
\b SLKI - Kode: 0410\b0
\b Status Pernapasan: Ventilasi\b0
\b Kriteria Luaran:\b0
1. Frekuensi napas dalam rentang normal
2. Tidak ada suara napas tambahan (mengi)
3. Saturasi oksigen >95%
4. Ekspansi dada simetris
\b SIKI - Kode: 3180\b0
\b Manajemen Jalan Napas\b0
\b Intervensi:\b0
1. Monitor status pernapasan setiap 2 jam
2. Posisikan semi fowler untuk optimasi ventilasi
3. Lakukan suction sesuai kebutuhan
4. Kolaborasi pemberian oksigen dan bronkodilator
\line
\b Catatan:\b0 Diagnosa keperawatan ini bersifat tentatif dan memerlukan pengkajian lebih lanjut untuk konfirmasi melalui pemeriksaan fisik lengkap dan penunjang diagnostik sesuai protokol klinis. -
Article No. 21004 | 23 Aug 2025
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri kepala disertai dengan sesak napas dan mengi. Pasien di bawa ke rumah sakit karena menngalami kecelakaan lalu lintas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, Kode, dan Penjelasan singkat dari SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut (10020)
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul tiba-tiba atau meningkat dalam keparahan dan berpotensi mengancam integritas jaringan.
2. Gangguan Pola Napas (10025)
Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan normal.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
1. Kode: 10020
Judul: Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul tiba-tiba atau meningkat dalam keparahan dan berpotensi mengancam integritas jaringan.
2. Kode: 10025
Judul: Gangguan Pola Napas
Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan normal.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
1. Kode: 20019
Judul: Kontrol Nyeri
Definisi: Kemampuan individu untuk mengontrol sensasi nyeri.
2. Kode: 20010
Judul: Status Pernapasan
Definisi: Kemampuan untuk bernapas dengan mudah dan lancar.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
1. Kode: 30020
Judul: Manajemen Nyeri
Definisi: Serangkaian aktivitas untuk mengidentifikasi dan mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri pasien.
2. Kode: 30025
Judul: Manajemen Jalan Napas
Definisi: Serangkaian aktivitas untuk memfasilitasi permeabilitas jalan napas dan ventilasi yang adekuat.
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami nyeri kepala dan gangguan pola napas (sesak napas dan mengi) yang kemungkinan disebabkan oleh cedera akibat kecelakaan lalu lintas. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Akut dan Gangguan Pola Napas. Perawat perlu melakukan Manajemen Nyeri dan Manajemen Jalan Napas untuk mengatasi masalah yang dihadapi pasien. -
Article No. 21005 | 23 Aug 2025
Klinis : TANGAN LUKA KENA CUTTER TADI SIANG SEDIKIT BENGKAK, NYERI (+)
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis berdasarkan informasi yang Anda berikan mengenai kondisi tangan yang terluka akibat terkena cutter.
1. Kode ICD-10:
- Kode: S61.0
- Deskripsi: Luka terbuka pada jari tangan
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 86.22
- Deskripsi: Debridemen luka terbuka, tangan atau jari
Penjelasan:
- Kode ICD-10 S61.0 menggambarkan luka terbuka pada jari tangan, yang sesuai dengan kondisi yang Anda deskripsikan.
- Kode ICD-9-CM 86.22 menggambarkan tindakan debridemen atau pembersihan luka terbuka pada tangan atau jari, yang mungkin diperlukan untuk penanganan luka akibat terkena cutter.
- Berdasarkan gejala yang Anda jelaskan, yaitu tangan sedikit bengkak dan nyeri, menandakan adanya inflamasi atau peradangan pada area luka, sehingga diperlukan tindakan pembersihan dan penanganan lebih lanjut oleh tenaga kesehatan.
Saya harap informasi ini dapat membantu Anda. Jangan ragu untuk bertanya lebih lanjut jika Anda memerlukan bantuan tambahan. -
Article No. 21006 | 23 Aug 2025
Klinis : TANGAN LUKA KENA CUTTER TADI SIANG SEDIKIT BENGKAK, NYERI (+)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Integritas Kulit Terganggu (10001)
Definisi: Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
Kode SDKI: 10001
Penjelasan singkat:
Kondisi tangan luka akibat terkena cutter dengan gejala sedikit bengkak dan nyeri mengindikasikan adanya gangguan pada integritas kulit. Hal ini dapat disebabkan oleh trauma atau cedera pada epidermis (lapisan terluar kulit) dan/atau dermis (lapisan di bawah epidermis).
2. Nyeri Akut (10029)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah-istilah tersebut.
Kode SDKI: 10029
Penjelasan singkat:
Adanya rasa nyeri yang dirasakan pada tangan luka merupakan gejala nyeri akut. Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
Keterangan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Diagnosa Keperawatan dan kodenya ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 21007 | 23 Aug 2025
Klinis : DS : - DO : a. Keadaan umum berat b. Kesadaran sopor, GCS E1M4Vt c. TTV : TD = 123/69 mmHg, HR = 90 x/menit, RR = 24 x/mnt, S = 37.0 º C, SaO2 = 100 % d. Terpasang ETT hari ke-3 no.7,5 kedalaman 22 cm e. Hsl CT scan kepala tanpa kontras: - Multipel infark lakuner di nucleus lentiformis kiri dan centrum semiovale kiri. - Atrofi serebri dengan hidrosefalus ex vacuo. - CT Scan kepala tanpa kontras saat ini tidak menunjukkan adanya perdarahan intrakranial akut. f. Hsl AGD : alkalosis respiratorik tanpa kompensasi
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: G93.1
- Deskripsi: Keadaan umum berat dengan kesadaran sopor, kemungkinan disebabkan oleh multipel infark lakuner di nucleus lentiformis kiri dan centrum semiovale kiri serta atrofi serebri dengan hidrosefalus ex vacuo.
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 96.04
- Deskripsi: Pemasangan tabung endotrakeal (ETT) untuk ventilasi mekanik, hari ke-3.
Penjelasan:
- Kode ICD-10 G93.1 mewakili "Lesi otak, tidak diklasifikasikan di tempat lain", yang sesuai dengan kondisi pasien yang mengalami multipel infark lakuner dan atrofi serebri dengan hidrosefalus ex vacuo.
- Kode ICD-9-CM 96.04 mewakili "Pemasangan tabung endotrakeal (ETT) untuk ventilasi mekanik", yang sesuai dengan kondisi pasien yang terpasang ETT hari ke-3.
- Hasil CT scan kepala tanpa kontras menunjukkan adanya multipel infark lakuner di nucleus lentiformis kiri dan centrum semiovale kiri, serta atrofi serebri dengan hidrosefalus ex vacuo, yang dapat menjelaskan keadaan umum berat dan kesadaran sopor pada pasien.
- Hasil analisis gas darah (AGD) menunjukkan adanya alkalosis respiratorik tanpa kompensasi, yang dapat terkait dengan kondisi pasien yang terpasang ETT untuk ventilasi mekanik.