Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 11460 | 24 Jan 2025
Klinis : Seorang perempuan 21 tahun, G1P0A0, hamil 37 minggu, datang ke poli Kebidanan dengan keluhan kepalanya pusing. Hasil wawancara diperoleh bahwa pasien mengatakan belum pernah mengalami pusing seperti yang dirasakan saat ini. Pasien mengatakan tidak memiliki Riwayat penyakit darah tinggi. Hasil pemeriksaan tekanan darah 160/110 mmHg, nadi 100x/menit , respirasi 25x/menit, suhu 37,3°C, TFU 32 cm, fundus teraba bokong, punggung teraba disebelah kiri, presentasi kepala, dan belum masuk PAP. DJJ 150x/menit, Ekstremitas bawah sebelah kiri dan kanan edema +3. Hasil laboratorium didapatkan protein urine positif 3. Diagnosa Medis Pre Eklampsia Berat.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakstabilan Hemodinamik berhubungan dengan Pre-Eklampsia Berat
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Ketidakstabilan Hemodinamik adalah keadaan di mana individu berisiko mengalami perubahan pada fungsi kardiovaskular, pernapasan, dan metabolik yang dapat mengancam kehidupan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Stabilitas Hemodinamik
2. Tekanan Darah
3. Perfusi Jaringan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan Hemodinamik
2. Manajemen Hipertensi
3. Terapi Cairan
4. Terapi Obat
Pada kasus ini, pasien mengalami Pre-Eklampsia Berat yang dapat menyebabkan perubahan hemodinamik yang mengancam nyawa, seperti peningkatan tekanan darah, nadi, dan edema ekstremitas. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang tepat adalah Risiko Ketidakstabilan Hemodinamik yang harus segera ditangani melalui pemantauan, manajemen hipertensi, dan terapi cairan serta obat sesuai dengan standar SIKI. -
Article No. 11461 | 24 Jan 2025
Klinis : Seorang perempuan 21 tahun, G1P0A0, hamil 37 minggu, datang ke poli Kebidanan dengan keluhan kepalanya pusing. Hasil wawancara diperoleh bahwa pasien mengatakan belum pernah mengalami pusing seperti yang dirasakan saat ini. Pasien mengatakan tidak memiliki Riwayat penyakit darah tinggi. Hasil pemeriksaan tekanan darah 160/110 mmHg, nadi 100x/menit , respirasi 25x/menit, suhu 37,3°C, TFU 32 cm, fundus teraba bokong, punggung teraba disebelah kiri, presentasi kepala, dan belum masuk PAP. DJJ 150x/menit, Ekstremitas bawah sebelah kiri dan kanan edema +3. Hasil laboratorium didapatkan protein urine positif 3. Diagnosa Medis Pre Eklampsia Berat.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, maka Diagnosa Keperawatan yang dapat ditegakkan adalah:
1. Peningkatan Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)
SDKI: Peningkatan Tekanan Darah Tinggi
SLKI: Efektivitas Pengaturan Tekanan Darah
SIKI: Manajemen Hipertensi
Penjelasan:
Pasien mengalami peningkatan tekanan darah hingga 160/110 mmHg, yang merupakan karakteristik dari preeklampsia berat. Hal ini perlu mendapatkan intervensi keperawatan untuk memantau dan mengontrol tekanan darah.
2. Kelebihan Volume Cairan
SDKI: Kelebihan Volume Cairan
SLKI: Keseimbangan Cairan
SIKI: Manajemen Cairan
Penjelasan:
Pasien mengalami edema pada ekstremitas bawah, yang merupakan salah satu tanda kelebihan volume cairan. Ini perlu ditangani dengan manajemen cairan yang tepat.
3. Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral
SDKI: Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral
SLKI: Perfusi Jaringan
SIKI: Manajemen Peningkatan Tekanan Intrakranial
Penjelasan:
Pasien mengalami keluhan pusing yang dapat mengindikasikan adanya risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral, yang perlu dipantau dan diatasi.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mengacu pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk memastikan kualitas dan keamanan praktik keperawatan. -
Article No. 11462 | 24 Jan 2025
Klinis : demam tinggi, muntah , BAK sedikit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi demam tinggi, muntah, dan BAK sedikit.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia
2. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
Penjelasan Singkat:
1. Hipertermia
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas 37,5°C yang disebabkan oleh respon fisiologis terhadap rangsangan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan adalah suhu tubuh kembali normal, nyeri berkurang, dan tidak ada tanda-tanda infeksi.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah mengobservasi suhu tubuh, memberikan kompres dingin, dan mengatur lingkungan yang sejuk.
2. Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit
- SDKI: Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit adalah kondisi di mana terjadi ketidakseimbangan antara asupan dan pengeluaran cairan dan elektrolit yang dapat menyebabkan dehidrasi atau overload cairan.
- SLKI: Luaran yang diharapkan adalah tercapainya keseimbangan cairan dan elektrolit, status hidrasi normal, dan tidak ada tanda-tanda komplikasi.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah mengukur intake dan output cairan, memantau elektrolit, memberikan cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan, dan mengontrol mual dan muntah.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mengacu pada SDKI, SLKI, dan SIKI yang merupakan standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Hal ini bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan sesuai dengan standar profesi. -
Article No. 11463 | 24 Jan 2025
Klinis : demam 4 hari, batuk mual muntah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan mempertimbangkan kondisi yang Anda paparkan, yaitu demam selama 4 hari, batuk disertai mual dan muntah, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan beserta penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi
Penjelasan:
1. SDKI: Risiko Infeksi adalah kerentanan individu terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
2. SLKI: Luaran yang diharapkan dari penanganan Risiko Infeksi adalah:
a. Individu bebas dari infeksi
b. Tanda-tanda infeksi menurun
c. Sistem imun individu meningkat
3. SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani Risiko Infeksi meliputi:
a. Identifikasi faktor risiko infeksi
b. Pemantauan tanda dan gejala infeksi
c. Manajemen demam
d. Pemberian terapi sesuai indikasi
e. Edukasi pencegahan infeksi
Dalam konteks kasus Anda, demam selama 4 hari, batuk, serta mual dan muntah menunjukkan adanya risiko infeksi yang perlu segera ditangani. Perawat harus melakukan identifikasi penyebab infeksi, memantau tanda-tanda vital, dan memberikan intervensi yang sesuai, seperti manajemen demam, pemberian terapi, serta edukasi pencegahan infeksi kepada pasien. -
Article No. 11464 | 24 Jan 2025
Klinis : demam 4 hari, batuk mual muntah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda sampaikan: demam 4 hari, batuk, mual muntah.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas batas normal.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Gejala: Demam, peningkatan suhu tubuh, kulit hangat, denyut nadi cepat.
- Penyebab: Proses infeksi, dehidrasi, gangguan sistem termoregulasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tujuan: Suhu tubuh kembali normal.
- Kriteria Hasil: Suhu tubuh dalam batas normal, kulit normal, denyut nadi dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Pemantauan tanda-tanda vital, pemberian antipiretik, pemberian cairan, manajemen lingkungan, edukasi pasien dan keluarga.
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SDKI:
- Gejala: Mual, muntah, nafsu makan menurun.
- Penyebab: Proses penyakit, efek samping pengobatan, keterbatasan kemampuan makan.
SLKI:
- Tujuan: Berat badan stabil, asupan nutrisi adekuat.
- Kriteria Hasil: Berat badan dalam batas normal, tidak ada tanda-tanda malnutrisi, tidak ada keluhan terkait nutrisi.
SIKI:
- Intervensi: Pemantauan berat badan, asupan nutrisi, pemberian antiemetik, edukasi nutrisi.
Dengan pendekatan SDKI-SLKI-SIKI, perawat dapat melakukan pengkajian komprehensif, menetapkan diagnosa keperawatan yang tepat, dan merencanakan intervensi yang sesuai untuk mengatasi masalah kesehatan pasien secara efektif. -
Article No. 11381 | 23 Jan 2025
Klinis : kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, dengan tone akademis dan persona pakar, nurse.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah "Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang Dari Kebutuhan Tubuh". Diagnosa ini menggambarkan adanya asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan tubuh, yang dapat mengakibatkan risiko malnutrisi.
2. Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
Luaran yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan untuk kondisi ini adalah:
a. Peningkatan Berat Badan: Pasien akan menunjukkan peningkatan berat badan sesuai target yang ditetapkan.
b. Keseimbangan Nutrisi: Pasien akan menunjukkan keseimbangan antara asupan dan kebutuhan nutrisi.
c. Tidak Terjadi Malnutrisi: Pasien akan terhindar dari risiko malnutrisi dan komplikasi terkait.
d. Pengetahuan Nutrisi Meningkat: Pasien akan menunjukkan peningkatan pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi yang adekuat.
3. Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI)
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai luaran yang diharapkan adalah:
a. Pengkajian Nutrisi
- Mengkaji riwayat nutrisi, pola makan, dan preferensi makanan pasien.
- Melakukan pengukuran antropometri (berat badan, tinggi badan, indeks masa tubuh).
- Mengevaluasi asupan nutrisi dan kebutuhan nutrisi berdasarkan kondisi pasien.
b. Manajemen Nutrisi
- Menyusun rencana pemberian nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan pasien.
- Mengatur jadwal pemberian makanan dan memastikan asupan nutrisi yang adekuat.
- Memberikan edukasi tentang pentingnya nutrisi yang seimbang dan cara memenuhinya.
- Memantau perubahan berat badan dan status nutrisi pasien secara berkala.
c. Kolaborasi dengan Tim Gizi
- Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan kebutuhan nutrisi yang tepat.
- Mengimplementasikan intervensi nutrisi yang direkomendasikan oleh tim gizi.
- Memantau efektivitas intervensi nutrisi dan melakukan penyesuaian jika diperlukan.
d. Dukungan Psikologis
- Memberikan dukungan emosional dan motivasi kepada pasien untuk meningkatkan kepatuhan dalam pemenuhan nutrisi.
- Mengatasi hambatan psikologis yang memengaruhi asupan nutrisi, seperti anoreksia atau depresi.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu peningkatan berat badan, keseimbangan nutrisi, pencegahan malnutrisi, serta peningkatan pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi yang adekuat. -
Article No. 11382 | 23 Jan 2025
Klinis : kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai dengan kondisi "kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh" adalah "Defisit Nutrisi" (SDKI, 2017). Diagnosa ini menggambarkan keadaan di mana asupan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan Asuhan Keperawatan, luaran/output yang diharapkan adalah:
1. Berat Badan: Berat Badan Membaik (SLKI, 2019)
- Kriteria hasil: Pasien menunjukkan peningkatan berat badan sesuai dengan usia dan tinggi badan.
2. Status Gizi: Status Gizi Membaik (SLKI, 2019)
- Kriteria hasil: Pasien menunjukkan status gizi yang membaik dengan indikator yang sesuai.
3. Intake Nutrisi: Intake Nutrisi Memadai (SLKI, 2019)
- Kriteria hasil: Pasien menunjukkan asupan nutrisi yang adekuat sesuai dengan kebutuhan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Intervensi Keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut adalah:
1. Manajemen Nutrisi (SIKI, 2018)
- Tujuan: Memastikan asupan nutrisi yang adekuat sesuai dengan kebutuhan pasien.
- Aktivitas:
- Menilai status gizi pasien.
- Menetapkan kebutuhan nutrisi pasien.
- Merencanakan dan mengatur pola makan pasien.
- Mengawasi dan mengevaluasi asupan nutrisi pasien.
2. Edukasi Gizi (SIKI, 2018)
- Tujuan: Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pasien/keluarga dalam memenuhi kebutuhan nutrisi.
- Aktivitas:
- Memberikan informasi tentang pentingnya nutrisi yang adekuat.
- Mengajarkan teknik/cara memenuhi kebutuhan nutrisi.
- Melibatkan pasien/keluarga dalam perencanaan dan pelaksanaan diet.
3. Konsultasi Gizi (SIKI, 2018)
- Tujuan: Memfasilitasi pasien untuk mendapatkan konsultasi dengan ahli gizi.
- Aktivitas:
- Mengidentifikasi kebutuhan pasien untuk konsultasi dengan ahli gizi.
- Melakukan koordinasi dengan ahli gizi untuk konsultasi.
- Memfasilitasi pertemuan antara pasien dan ahli gizi.
Dengan menerapkan Diagnosa Keperawatan, Luaran, dan Intervensi Keperawatan yang sesuai, perawat dapat membantu pasien dalam memenuhi kebutuhan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan tubuhnya. -
Article No. 11383 | 23 Jan 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi pasien yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas (SDKI)
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan fungsi pernapasan yang optimal.
Penyebab: Adanya pengumpulan sekret, obstruksi, dan/atau peningkatan produksi sekret.
2. Intoleransi Aktivitas (SDKI)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentolerir atau menyelesaikan aktivitas rutin.
Penyebab: Keterbatasan energi, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, dan/atau kelemahan.
3. Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (SDKI)
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Penyebab: Anoreksia, disfagia, dan/atau malabsorpsi.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah sistem klasifikasi diagnosis keperawatan yang dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Diagnosa keperawatan tersebut didasarkan pada pengkajian data-data pasien dan digunakan sebagai dasar untuk menetapkan intervensi keperawatan yang tepat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah sistem klasifikasi luaran keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI. SLKI menggambarkan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang diberikan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah sistem klasifikasi intervensi keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI. SIKI membantu perawat dalam menentukan tindakan keperawatan yang tepat untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan.
Dengan menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar, sistematis, dan terintegrasi untuk meningkatkan kualitas perawatan pasien. -
Article No. 11384 | 23 Jan 2025
Klinis : Pasien pria usia 56 tahun datang dengan keluhan nyeri dada disertai keringat dingin dan sesak. Bernapas secara normal menggunakan pernapasan dada dan perut (ada usaha lebih untuk bernapas), Pola napas cenderung teratur namun cepat dan dangkal RR 22 x/menit, HR 105x/menit, TD 195/100 Hasil lab : asam laktat 3.28 mmol/L (tinggi)
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien pria usia 56 tahun dengan keluhan nyeri dada disertai keringat dingin dan sesak adalah "Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak" (SDKI). Hal ini didasarkan pada gejala yang dialami pasien, yaitu nyeri dada, keringat dingin, dan sesak napas, yang menunjukkan adanya gangguan pada perfusi jaringan jantung.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Stabilitas Hemodinamik: Pasien akan menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, termasuk frekuensi nadi dan tekanan darah dalam batas normal.
2. Perbaikan Perfusi Jaringan: Pasien akan menunjukkan perbaikan perfusi jaringan jantung, ditandai dengan berkurangnya nyeri dada, keringat dingin, dan sesak napas.
3. Manajemen Nyeri yang Efektif: Pasien akan melaporkan penurunan tingkat nyeri dada dan mampu menggunakan strategi manajemen nyeri secara efektif.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pemantauan Tanda Vital:
- Pantau tanda-tanda vital pasien secara teratur, termasuk frekuensi nadi, tekanan darah, dan laju pernapasan.
- Identifikasi adanya perubahan yang signifikan dan laporkan kepada tenaga kesehatan yang bertanggung jawab.
2. Manajemen Nyeri:
- Lakukan penilaian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, kualitas, durasi, dan intensitas nyeri.
- Berikan analgesik sesuai dengan indikasi dan evaluasi efektivitasnya.
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi, imajinasi terpandu, dan teknik distraksi.
3. Manajemen Oksigenasi:
- Pantau status pernapasan pasien, termasuk frekuensi, kedalaman, dan upaya pernapasan.
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen dalam batas normal.
- Ajarkan teknik pernapasan yang efektif, seperti pernapasan diafragma.
4. Pemantauan dan Manajemen Perfusi Jaringan:
- Pantau tanda-tanda perfusi jaringan, seperti warna kulit, suhu ekstremitas, dan pengisian kapiler.
- Lakukan pemeriksaan laboratorium, termasuk kadar asam laktat, untuk menilai perfusi jaringan.
- Berikan intervensi yang sesuai untuk meningkatkan perfusi jaringan, seperti penggunaan vasoaktif atau terapi cairan.
5. Edukasi dan Konseling:
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai kondisi penyakit, tanda-tanda komplikasi, dan pentingnya kepatuhan terhadap pengobatan.
- Dukung pasien dalam melakukan perubahan gaya hidup yang diperlukan, seperti manajemen stres, aktivitas fisik, dan modifikasi diet.
Penjelasan Rinci:
Diagnosa Keperawatan "Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak" dipilih karena gejala-gejala yang dialami pasien, yaitu nyeri dada, keringat dingin, dan sesak napas, menunjukkan adanya gangguan perfusi jaringan jantung. Hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan peningkatan kadar asam laktat juga mendukung diagnosa ini.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan difokuskan pada stabilitas hemodinamik, perbaikan perfusi jaringan, dan manajemen nyeri yang efektif. Tujuan ini akan dicapai melalui intervensi keperawatan yang meliputi pemantauan tanda vital, manajemen nyeri, manajemen oksigenasi, pemantauan dan manajemen perfusi jaringan, serta edukasi dan konseling.
Intervensi keperawatan yang diberikan bertujuan untuk mengevaluasi dan menstabilkan kondisi pasien, serta membantu pasien dalam mengatasi masalah yang terkait dengan penurunan perfusi jaringan jantung. Pemantauan tanda vital dan status pernapasan, pemberian oksigen, serta manajemen nyeri yang efektif merupakan langkah-langkah penting dalam memperbaiki kondisi pasien. Selain itu, pemantauan dan manajemen perfusi jaringan melalui pemeriksaan laboratorium dan intervensi yang sesuai akan membantu memulihkan perfusi jantung. Edukasi dan konseling juga diperlukan untuk membantu pasien dan keluarga memahami kondisi dan berpartisipasi aktif dalam perawatan. -
Article No. 11386 | 23 Jan 2025
Klinis : Hipertermia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi hipertermia:
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia
Penjelasan:
Hipertermia adalah keadaan di mana suhu tubuh di atas 37,5°C (99,5°F) yang disebabkan oleh peningkatan produksi panas atau penurunan hilangnya panas dari tubuh. Kondisi ini dapat terjadi karena beberapa faktor, seperti infeksi, obat-obatan, atau kondisi medis lainnya.
Berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia), penatalaksanaan keperawatan untuk hipertermia meliputi:
1. Pengkajian:
- Pemantauan suhu tubuh secara berkala
- Identifikasi penyebab hipertermia
- Pengkajian tanda dan gejala lain yang menyertai, seperti nyeri, mual, atau perubahan tanda-tanda vital.
2. Diagnosa Keperawatan:
- Hipertermia, berhubungan dengan (penyebab yang teridentifikasi)
3. Luaran Keperawatan:
- Suhu tubuh kembali normal
- Tanda-tanda vital stabil
- Tidak ada komplikasi akibat hipertermia
4. Intervensi Keperawatan:
- Pemberian cairan dan obat antipiretik (jika diperlukan)
- Penggunaan metode pendinginan, seperti kompres hangat, kipas angin, atau mandi air hangat
- Pemantauan tanda-tanda vital dan status cairan secara ketat
- Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang upaya mengatasi dan mencegah hipertermia
Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur, terukur, dan sesuai dengan standar praktik keperawatan di Indonesia.