Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 9514 | 21 Dec 2024
Klinis : Pasien nama Bapak A, usia: 58 tahun, jenis kelamin: Laki-laki, berat badan: 80 kg, tinggi badan: 165 cm. Pasien mengeluhkan sakit kepala hebat, terutama di bagian belakang kepala, disertai pusing dan rasa berdebar-debar sejak tiga hari terakhir. Pasien datang dengan keluhan sakit kepala yang terus-menerus, terutama saat beraktivitas. Pasien juga merasakan pandangan kabur sesekali, mudah lelah, dan nyeri dada ringan yang menjalar ke bahu kiri. Pasien mengaku tekanan darahnya sering tinggi, tetapi tidak rutin memeriksakan diri atau minum obat antihipertensi secara teratur. Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak lima tahun lalu, dengan tekanan darah sering berada di atas 150/90 mmHg. Riwayat Penyakit Keluarga ayah pasien meninggal karena stroke pada usia 65 tahun dan ibu pasien memiliki riwayat hipertensi. Hasil vital signs: tekanan darah: 180/100 mmHg, nadi: 92 kali/menit, frekuensi pernapasan: 20 kali/menit dan suhu: 36,8°C. Hasil pemeriksaan fisik Kepala dan Leher (tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, konjungtiva anemis ringan, sklera anikterik, nadi karotis terasa kuat dan simetris). Thoraks (Inspeksi: Dada simetris, tidak ada retraksi otot napas tambahan, palpasi: tidak ada nyeri tekan, auskultasi: Bunyi jantung regular, terdapat bising sistolik ringan pada apeks). Abdomen (inspeksi: Datar, tidak ada distensi, palpasi: Tidak ada nyeri tekan, hati tidak teraba. Perkusi: Normal, tidak ada pembesaran organ. Auskultasi: Peristaltik usus normal). Pemeriksaan Diagnostik LDL: 160 mg/dL (meningkat), HDL: 38 mg/dL (menurun), Trigliserida: 180 mg/dL (meningkat) dan Kolesterol Total: 240 mg/dL (hiperkolesterolemia)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien Bapak A:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut
2. Ketidakstabilan tanda-tanda vital
3. Ketidakefektifan pola napas
4. Risiko perubahan perfusi jaringan serebral
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri Akut
- SDKI: Nyeri - Sensasi ketidaknyamanan yang muncul secara tiba-tiba atau berkembang secara perlahan-lahan, dengan intensitas ringan hingga berat, yang dirasakan di satu atau lebih bagian tubuh dan merupakan sinyal terjadinya kerusakan jaringan.
- SLKI: Manajemen Nyeri - Upaya perawat untuk mencegah, mengurangi, atau menghilangkan nyeri yang dialami pasien.
- SIKI: Manajemen Nyeri Akut - Intervensi untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri mendadak atau yang berasal dari cedera atau penyakit.
2. Ketidakstabilan Tanda-Tanda Vital
- SDKI: Ketidakstabilan Tanda Vital - Keadaan di mana terjadi perubahan pada satu atau lebih parameter tanda-tanda vital dari batas normal.
- SLKI: Manajemen Tanda-Tanda Vital - Upaya perawat untuk memantau, mempertahankan, dan mengembalikan tanda-tanda vital dalam rentang normal.
- SIKI: Pemantauan Tanda-Tanda Vital - Intervensi untuk mengukur, menganalisis, dan mendokumentasikan parameter tanda-tanda vital.
3. Ketidakefektifan Pola Napas
- SDKI: Ketidakefektifan Pola Napas - Kondisi di mana inspirasi dan/atau ekspirasi tidak memberikan ventilasi yang adekuat.
- SLKI: Manajemen Jalan Napas - Upaya perawat untuk mempertahankan dan menjaga jalan napas tetap paten.
- SIKI: Manajemen Jalan Napas - Intervensi untuk memelihara dan menjaga jalan napas tetap terbuka.
4. Risiko Perubahan Perfusi Jaringan Serebral
- SDKI: Risiko Perubahan Perfusi Jaringan Serebral - Keadaan di mana ada potensi terjadi penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke otak.
- SLKI: Manajemen Perfusi Jaringan - Upaya perawat untuk mempertahankan dan meningkatkan perfusi jaringan.
- SIKI: Manajemen Perfusi Serebral - Intervensi untuk mempertahankan dan meningkatkan aliran darah dan oksigenasi ke otak.
Diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat di atas didasarkan pada kondisi Bapak A yang mengeluhkan sakit kepala hebat, pusing, rasa berdebar-debar, pandangan kabur, mudah lelah, nyeri dada ringan, serta riwayat hipertensi yang tidak terkontrol. -
Article No. 9515 | 21 Dec 2024
Klinis : Pasien nama Bapak A, usia: 58 tahun, jenis kelamin: Laki-laki, berat badan: 80 kg, tinggi badan: 165 cm. Pasien mengeluhkan sakit kepala hebat, terutama di bagian belakang kepala, disertai pusing dan rasa berdebar-debar sejak tiga hari terakhir. Pasien datang dengan keluhan sakit kepala yang terus-menerus, terutama saat beraktivitas. Pasien juga merasakan pandangan kabur sesekali, mudah lelah, dan nyeri dada ringan yang menjalar ke bahu kiri. Pasien mengaku tekanan darahnya sering tinggi, tetapi tidak rutin memeriksakan diri atau minum obat antihipertensi secara teratur. Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak lima tahun lalu, dengan tekanan darah sering berada di atas 150/90 mmHg. Riwayat Penyakit Keluarga ayah pasien meninggal karena stroke pada usia 65 tahun dan ibu pasien memiliki riwayat hipertensi. Hasil vital signs: tekanan darah: 180/100 mmHg, nadi: 92 kali/menit, frekuensi pernapasan: 20 kali/menit dan suhu: 36,8°C. Hasil pemeriksaan fisik Kepala dan Leher (tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, konjungtiva anemis ringan, sklera anikterik, nadi karotis terasa kuat dan simetris). Thoraks (Inspeksi: Dada simetris, tidak ada retraksi otot napas tambahan, palpasi: tidak ada nyeri tekan, auskultasi: Bunyi jantung regular, terdapat bising sistolik ringan pada apeks). Abdomen (inspeksi: Datar, tidak ada distensi, palpasi: Tidak ada nyeri tekan, hati tidak teraba. Perkusi: Normal, tidak ada pembesaran organ. Auskultasi: Peristaltik usus normal). Pemeriksaan Diagnostik LDL: 160 mg/dL (meningkat), HDL: 38 mg/dL (menurun), Trigliserida: 180 mg/dL (meningkat) dan Kolesterol Total: 240 mg/dL (hiperkolesterolemia)
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis dan tindakan medis yang sesuai adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I10
- Deskripsi: Hipertensi esensial (primer)
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 93.94
- Deskripsi: Pengukuran tekanan darah non-invasif
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 I10 (Hipertensi esensial/primer):
- Pasien mengalami tekanan darah tinggi yang sering (180/100 mmHg) dengan gejala sakit kepala, pusing, dan pandangan kabur.
- Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 5 tahun lalu dan memiliki riwayat keluarga dengan hipertensi dan stroke.
- Pemeriksaan fisik tidak menunjukkan adanya penyebab sekunder hipertensi.
- Hasil laboratorium menunjukkan profil lipid yang abnormal (hiperkolesterolemia, LDL meningkat, HDL menurun, dan hipertrigliseridemia), yang dapat berkontribusi pada risiko penyakit kardiovaskular.
2. Kode ICD-9-CM 93.94 (Pengukuran tekanan darah non-invasif):
- Pengukuran tekanan darah merupakan tindakan rutin yang dilakukan untuk mengevaluasi dan memantau kondisi hipertensi pasien.
Dalam penanganan kasus ini, selain diagnosis dan tindakan medis, perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut untuk menentukan rencana pengobatan yang sesuai, seperti pemberian obat antihipertensi, modifikasi gaya hidup, dan pemantauan tekanan darah secara rutin. -
Article No. 9516 | 21 Dec 2024
Klinis : Pasien nama Bapak A, usia: 58 tahun, jenis kelamin: Laki-laki, berat badan: 80 kg, tinggi badan: 165 cm. Pasien mengeluhkan sakit kepala hebat, terutama di bagian belakang kepala, disertai pusing dan rasa berdebar-debar sejak tiga hari terakhir. Pasien datang dengan keluhan sakit kepala yang terus-menerus, terutama saat beraktivitas. Pasien juga merasakan pandangan kabur sesekali, mudah lelah, dan nyeri dada ringan yang menjalar ke bahu kiri. Pasien mengaku tekanan darahnya sering tinggi, tetapi tidak rutin memeriksakan diri atau minum obat antihipertensi secara teratur. Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak lima tahun lalu, dengan tekanan darah sering berada di atas 150/90 mmHg. Riwayat Penyakit Keluarga ayah pasien meninggal karena stroke pada usia 65 tahun dan ibu pasien memiliki riwayat hipertensi. Hasil vital signs: tekanan darah: 180/100 mmHg, nadi: 92 kali/menit, frekuensi pernapasan: 20 kali/menit dan suhu: 36,8°C. Hasil pemeriksaan fisik Kepala dan Leher (tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, konjungtiva anemis ringan, sklera anikterik, nadi karotis terasa kuat dan simetris). Thoraks (Inspeksi: Dada simetris, tidak ada retraksi otot napas tambahan, palpasi: tidak ada nyeri tekan, auskultasi: Bunyi jantung regular, terdapat bising sistolik ringan pada apeks). Abdomen (inspeksi: Datar, tidak ada distensi, palpasi: Tidak ada nyeri tekan, hati tidak teraba. Perkusi: Normal, tidak ada pembesaran organ. Auskultasi: Peristaltik usus normal). Pemeriksaan Diagnostik LDL: 160 mg/dL (meningkat), HDL: 38 mg/dL (menurun), Trigliserida: 180 mg/dL (meningkat) dan Kolesterol Total: 240 mg/dL (hiperkolesterolemia)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Terima kasih atas informasi yang Anda berikan mengenai kondisi pasien Bapak A. Berdasarkan gejala dan temuan klinis yang dipaparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakstabilan Tanda-Tanda Vital
2. Nyeri Akut
3. Gangguan Perfusi Jaringan Serebral
4. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan Singkat:
1. Ketidakstabilan Tanda-Tanda Vital
- SDKI: Ketidakstabilan Tanda-Tanda Vital
- SLKI: Stabilitas Hemodinamik
- SIKI: Pemantauan Tanda-Tanda Vital
Definisi: Perubahan abnormal dalam salah satu atau lebih tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, respirasi) yang menunjukkan adanya perubahan status kesehatan.
Pasien Bapak A memiliki tekanan darah yang tinggi (180/100 mmHg), nadi cepat (92 kali/menit), yang menunjukkan adanya ketidakstabilan tanda-tanda vital.
2. Nyeri Akut
- SDKI: Nyeri Akut
- SLKI: Pengendalian Nyeri
- SIKI: Manajemen Nyeri
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
Pasien Bapak A mengeluhkan sakit kepala hebat, terutama di bagian belakang kepala, disertai pusing dan rasa berdebar-debar, yang menunjukkan adanya nyeri akut.
3. Gangguan Perfusi Jaringan Serebral
- SDKI: Gangguan Perfusi Jaringan Serebral
- SLKI: Perfusi Jaringan
- SIKI: Manajemen Perfusi Jaringan
Definisi: Pengurangan aliran darah ke otak yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak.
Pasien Bapak A mengalami gejala-gejala seperti sakit kepala hebat, pusing, pandangan kabur, yang dapat menunjukkan adanya gangguan perfusi jaringan serebral.
4. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Intoleransi Aktivitas
- SLKI: Toleransi Aktivitas
- SIKI: Manajemen Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk menoleransi aktivitas fisik akibat ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
Pasien Bapak A mengeluhkan mudah lelah, yang dapat menunjukkan adanya intoleransi aktivitas.
Kesimpulannya, berdasarkan gejala dan temuan klinis yang dipaparkan, pasien Bapak A membutuhkan intervensi keperawatan yang berfokus pada pemantauan dan stabilisasi tanda-tanda vital, pengelolaan nyeri, peningkatan perfusi jaringan serebral, serta manajemen aktivitas. Intervensi yang tepat dapat membantu menstabilkan kondisi pasien dan mencegah komplikasi yang lebih serius. -
Article No. 9517 | 21 Dec 2024
Klinis : Acute lung injury
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Acute Lung Injury (ALI)
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Penurunan Fungsi Paru
- Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas
- Perubahan Pola Napas
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Fungsi Paru Membaik
- Bersihan Jalan Nafas Efektif
- Pola Nafas Membaik
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Jalan Nafas
- Manajemen Ventilasi Mekanik
- Manajemen Oksigenasi
Penjelasan Singkat:
Acute Lung Injury (ALI) adalah kondisi klinis yang ditandai dengan peradangan dan kerusakan pada jaringan paru, yang menyebabkan penurunan kemampuan paru untuk mempertahankan oksigenasi darah. Kondisi ini dapat disebabkan oleh faktor sepsis, pneumonia, trauma dada, atau aspirasi.
Berdasarkan SDKI, diagnosa keperawatan yang muncul pada kondisi ALI antara lain penurunan fungsi paru, ketidakefektifan bersihan jalan nafas, dan perubahan pola napas. Tujuan keperawatan yang diharapkan sesuai SLKI adalah fungsi paru yang membaik, bersihan jalan nafas yang efektif, dan pola napas yang membaik.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan sesuai SIKI meliputi manajemen jalan nafas, manajemen ventilasi mekanik, dan manajemen oksigenasi. Tindakan-tindakan ini bertujuan untuk mempertahankan fungsi pernafasan, mencegah komplikasi, dan membantu pemulihan pasien dengan ALI.
Perawat berperan penting dalam pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi asuhan keperawatan pada pasien dengan ALI, sehingga dapat mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 9518 | 21 Dec 2024
Klinis : Acute lung injury
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci dan terperinci sebagai seorang pakar perawat mengenai diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan untuk kondisi acute lung injury.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Untuk kondisi acute lung injury, diagnosa keperawatan yang sesuai berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah:
1. Gangguan pertukaran gas
Definisi: Ketidakefektifan pertukaran oksigen dan/atau karbondioksida pada level alveolar-kapiler.
Penyebab: Kerusakan membran alveolar-kapiler, ketidakseimbangan ventilasi-perfusi, gangguan difusi.
Karakteristik Mayor: Peningkatan usaha napas, sianosis, dispnea, hiperkarbia, hipoksemia.
Luaran / Outcome yang diharapkan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan acute lung injury, diharapkan dapat tercapai luaran/outcome sebagai berikut:
1. Pertukaran gas yang efektif
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan pertukaran oksigen dan karbondioksida yang adekuat pada level alveolar-kapiler.
Indikator:
a. Frekuensi napas dalam rentang normal
b. Saturasi oksigen dalam batas normal
c. Tidak ada tanda-tanda sianosis
d. Tidak ada tanda-tanda retraksi otot bantu napas
e. Gasses darah arterial dalam batas normal
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai luaran/outcome yang diharapkan pada pasien dengan acute lung injury, maka diperlukan intervensi keperawatan sebagai berikut:
1. Manajemen Jalan Napas
a. Kaji status jalan napas dan kebutuhan oksigenasi
b. Posisikan pasien untuk memfasilitasi ventilasi
c. Lakukan suction jalan napas jika diperlukan
d. Kolaborasi pemberian oksigen sesuai kebutuhan
2. Manajemen Ventilasi
a. Monitor pola napas dan tanda-tanda distress napas
b. Kolaborasi pengaturan parameter ventilator mekanik
c. Lakukan latihan napas dalam dan batuk efektif
d. Kolaborasi pemberian surfaktan/bronkodilator jika diperlukan
3. Manajemen Perfusi
a. Monitor tanda-tanda vital dan perfusi perifer
b. Kolaborasi pemberian cairan dan vasopressor jika diperlukan
c. Kolaborasi pemeriksaan gasses darah arterial
4. Edukasi Kesehatan
a. Edukasi pasien/keluarga mengenai kondisi dan manajemen penyakit
b. Libatkan pasien/keluarga dalam perencanaan dan evaluasi asuhan
Penjelasan rinci untuk setiap poin di atas telah saya berikan sebagai seorang pakar perawat. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silahkan tanyakan. -
Article No. 9519 | 21 Dec 2024
Klinis : Acute lung injury
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi Acute Lung Injury.
Diagnosis Keperawatan SDKI:
Untuk kondisi Acute Lung Injury, diagnosis keperawatan yang sesuai berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah:
1. Penurunan Ventilasi
Definisi: Ketidakmampuan mempertahankan ventilasi paru yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida.
Karakteristik definitif: Peningkatan frekuensi napas, peningkatan usaha napas, hipoksemia, dispnea.
Luaran/Output SLKI:
Setelah diberikan Asuhan Keperawatan untuk Penurunan Ventilasi akibat Acute Lung Injury, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Ventilasi Paru Membaik
Definisi: Kemampuan mempertahankan pertukaran gas paru yang adekuat.
Indikator:
- Frekuensi napas dalam rentang normal
- Irama napas teratur
- Tidak ada retraksi dinding dada
- Tidak ada sianosis
- Saturasi oksigen dalam rentang normal
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran/output "Ventilasi Paru Membaik", intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) antara lain:
1. Manajemen Jalan Napas
Tujuan: Mempertahankan dan memfasilitasi jalan napas yang paten.
Aktivitas:
- Posisikan pasien untuk memudahkan ventilasi
- Bersihkan jalan napas dari sekret
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan pasien
- Pantau status pernapasan dan saturasi oksigen
2. Manajemen Ventilasi
Tujuan: Mempertahankan ventilasi yang adekuat.
Aktivitas:
- Atur kecepatan dan volume napas sesuai kebutuhan
- Pantau tanda-tanda vital, saturasi oksigen, dan status pernapasan
- Kolaborasi dengan tenaga medis untuk pemberian terapi ventilasi mekanik jika diperlukan
3. Manajemen Oksigenasi
Tujuan: Mempertahankan oksigenasi yang adekuat.
Aktivitas:
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan pasien
- Pantau saturasi oksigen dan gas darah
- Kolaborasi dengan tenaga medis untuk pemberian terapi oksigen tambahan jika diperlukan
Penjelasan di atas mencakup diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi Acute Lung Injury. Sebagai perawat, saya akan berusaha memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 9520 | 21 Dec 2024
Klinis : Acute lung injury
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Acute Lung Injury.
Diagnosa Keperawatan:
1. Oksigenasi Terganggu
- Definisi: Ketidakefektifan pertukaran gas di dalam paru-paru, yang dapat mengancam kesehatan.
- Faktor Risiko: Kerusakan struktural atau fungsional pada membran alveolar-kapiler, penurunan surfaktan, dan/atau ketidakefektifan mekanis ventilasi.
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang paten.
- Faktor Risiko: Peningkatan produksi sekret, penurunan kemampuan batuk, dan/atau obstruksi jalan napas.
3. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk bertoleransi terhadap aktivitas fisik.
- Faktor Risiko: Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Pertukaran Gas: Tercapainya pertukaran gas yang efektif.
2. Bersihan Jalan Napas: Tercapainya bersihan jalan napas yang efektif.
3. Toleransi Aktivitas: Tercapainya toleransi aktivitas yang memadai.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Oksigen
- Tujuan: Mempertahankan pertukaran gas yang adekuat.
- Intervensi: Mengatur terapi oksigen, memantau status oksigenasi, dan mengoptimalkan ventilasi.
2. Manajemen Jalan Napas
- Tujuan: Mempertahankan jalan napas yang paten.
- Intervensi: Memberikan suction, latihan batuk efektif, dan manajemen sekresi.
3. Manajemen Aktivitas
- Tujuan: Meningkatkan toleransi aktivitas.
- Intervensi: Mengatur aktivitas, memberikan istirahat, dan mengelola kelelahan.
Harapan saya, penjelasan singkat ini dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang dapat diterapkan untuk pasien dengan kondisi Acute Lung Injury berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, saya akan senang untuk membantu. -
Article No. 9521 | 21 Dec 2024
Klinis : Acute lung injury
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi Acute Lung Injury:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J80
- Deskripsi: Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 96.70
- Deskripsi: Continuous mechanical ventilation, unspecified
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 J80 (Acute Respiratory Distress Syndrome) digunakan untuk mendiagnosis Acute Lung Injury (ALI), yang merupakan kondisi umum dari ARDS. ALI adalah sindrom klinis yang ditandai dengan peradangan paru, edema paru non-kardiogenik, dan kegagalan pernapasan yang berat.
2. Kode ICD-9-CM 96.70 (Continuous mechanical ventilation, unspecified) dapat digunakan untuk tindakan pemasangan ventilasi mekanik kontinu, yang sering diperlukan dalam penatalaksanaan pasien dengan Acute Lung Injury. Ventilasi mekanik diperlukan untuk membantu pernapasan dan mempertahankan oksigenasi yang adekuat pada pasien.
Dalam praktik klinis, kode-kode ini digunakan oleh dokter, perekam medis, dan tenaga kesehatan lainnya untuk mengkodekan diagnosis dan tindakan medis yang dilakukan pada pasien. Pengkodean yang tepat sangat penting untuk dokumentasi medis yang akurat, penagihan asuransi, dan analisis epidemiologi. -
Article No. 9522 | 21 Dec 2024
Klinis : Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun datang bersama orang tuanya ke klinik anak dengan keluhan kesulitan berinteraksi sosial, tidak tertarik bermain dengan teman sebaya, dan menunjukkan perilaku repetitif, seperti berputar-putar dan menggoyangkan tubuh secara berulang. Anak ini juga tidak menunjukkan respons terhadap panggilan nama dan sering kali menolak kontak fisik atau visual. Orang tua melaporkan bahwa anak kesulitan berbicara dan lebih memilih bermain sendiri, serta tidak menunjukkan ekspresi wajah yang sesuai dengan situasi sosial. Anak terdiagnosa Autism Spectrum Disorder (ASD). Apa masalah keperawatan utama dari kasus tersebut? *
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, masalah keperawatan utama untuk kasus seorang anak laki-laki berusia 5 tahun dengan diagnosa Autism Spectrum Disorder (ASD) adalah:
Diagnosa Keperawatan Utama: Kesiapan Peningkatan Interaksi Sosial
SDKI: Kesiapan Peningkatan Interaksi Sosial
Definisi: Pola interaksi dengan orang lain yang dapat ditingkatkan.
Penjelasan:
Anak dengan ASD menunjukkan kesulitan dalam berinteraksi sosial, tidak tertarik bermain dengan teman sebaya, dan menunjukkan perilaku repetitif. Anak juga tidak responsif terhadap panggilan nama, menolak kontak fisik atau visual, dan kesulitan berbicara. Hal ini menunjukkan adanya masalah dalam kemampuan anak untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain.
Diagnosa keperawatan ini memfokuskan pada kesediaan atau kesiapan anak untuk meningkatkan kemampuan interaksi sosialnya, yang dapat ditingkatkan melalui intervensi keperawatan yang tepat.
SLKI: Interaksi Sosial
SIKI: Terapi Bermain, Terapi Wicara, Terapi Perilaku
Dengan diagnosa keperawatan ini, perawat dapat merencanakan dan melaksanakan intervensi yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan interaksi sosial anak, misalnya melalui terapi bermain, terapi wicara, dan terapi perilaku yang sesuai dengan kebutuhan anak. -
Article No. 9523 | 21 Dec 2024
Klinis : Acute lung injury
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasannya sesuai dengan SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Acute Lung Injury:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pertukaran Gas
Definisi: Ketidakmampuan sistem pernapasan untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan/atau mengeliminasi karbon dioksida.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Definisi: Tidak dapat membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang paten.
3. Kelebihan Volume Cairan
Definisi: Kelebihan cairan yang ditandai dengan edema, distensi vena, dan peningkatan berat badan.
Penjelasan Singkat:
1. Gangguan Pertukaran Gas
- Terjadi penurunan oksigenasi dan/atau peningkatan kadar karbon dioksida di dalam darah.
- Dapat disebabkan oleh kerusakan alveolus, gangguan permeabilitas membran alveolar-kapiler, dan/atau penurunan area alveolar yang berfungsi.
- Gejala yang mungkin muncul: sesak napas, sianosis, dan perubahan status mental.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Tidak dapat membersihkan jalan napas dari sekresi atau obstruksi secara efektif.
- Dapat disebabkan oleh peningkatan produksi sekresi, penurunan kemampuan batuk, dan/atau obstruksi jalan napas.
- Gejala yang mungkin muncul: sputum yang berlebih, suara napas tambahan, dan perubahan pola napas.
3. Kelebihan Volume Cairan
- Terjadi akumulasi cairan di dalam ruang interstisial dan/atau intravaskular.
- Dapat disebabkan oleh peningkatan masukan cairan, gangguan mekanisme regulasi cairan, dan/atau penurunan kemampuan eliminasi cairan.
- Gejala yang mungkin muncul: edema, distensi vena, peningkatan berat badan, dan perubahan status hemodinamik.
Penanganan keperawatan yang komprehensif diperlukan untuk mengelola kondisi Acute Lung Injury ini, dengan mempertimbangkan diagnosa keperawatan yang muncul serta penyebab dan gejala yang terkait.