Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 9602 | 22 Dec 2024
Klinis : Klien mengatakan nyeri pada bagian pinggang, klien menarik diri dari lingkungan, klien lebih suka berdiam diri di dalam kamar, klien mengatakan keluarganya tidak peduli dengannya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Kronis
Nyeri kronis adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut. Klien mengeluhkan nyeri pada bagian pinggang, yang dapat menjadi kronis jika tidak ditangani dengan baik.
2. Isolasi Sosial
Isolasi sosial adalah pengalaman individu yang merasa terisolasi dari orang lain, baik secara emosional, fisik, maupun sosial. Klien menarik diri dari lingkungan, lebih suka berdiam diri di dalam kamar, dan mengatakan bahwa keluarganya tidak peduli dengannya, menunjukkan adanya isolasi sosial.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
SDKI adalah panduan standar dalam menetapkan diagnosa keperawatan yang didasarkan pada data pengkajian, analisis, dan penyimpulan klinis perawat. SDKI membantu perawat dalam mengidentifikasi masalah kesehatan klien secara akurat dan komprehensif.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah panduan standar dalam menetapkan luaran (hasil) keperawatan yang diharapkan dicapai oleh klien sebagai respons terhadap intervensi keperawatan. SLKI membantu perawat dalam mengevaluasi efektivitas asuhan keperawatan yang diberikan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah panduan standar dalam menetapkan intervensi keperawatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien mencapai luaran yang diharapkan. SIKI membantu perawat dalam merencanakan dan melaksanakan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas.
Dengan berpedoman pada SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur, efektif, dan berpusat pada klien untuk mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi, termasuk nyeri kronis dan isolasi sosial yang dialami oleh klien dalam kasus ini. -
Article No. 9603 | 22 Dec 2024
Klinis : Klien mengatakan nyeri pada bagian pinggang, klien menarik diri dari lingkungan, klien lebih suka berdiam diri di dalam kamar, klien mengatakan keluarganya tidak peduli dengannya
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah pembahasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan sesuai dengan kondisi yang diberikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri Kronis: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain). Klien mengeluhkan nyeri pada bagian pinggang, yang merupakan salah satu indikasi dari nyeri kronis.
2. Isolasi Sosial: Keadaan di mana individu mengalami keterbatasan dalam berinteraksi dengan orang lain secara bermakna. Klien menarik diri dari lingkungan dan lebih suka berdiam diri di dalam kamar, menunjukkan adanya isolasi sosial.
3. Distress Emosional: Perasaan tidak nyaman atau tidak menyenangkan yang mempengaruhi fungsi psikologis, sosial, dan/atau spiritual individu. Klien mengatakan bahwa keluarganya tidak peduli dengannya, yang dapat menyebabkan distress emosional.
Luaran/Output yang Diharapkan SLKI:
1. Nyeri Kronis Terkontrol: Klien dapat mengelola nyeri kronis dengan efektif, sehingga dapat menjalankan aktivitas sehari-hari dengan baik.
2. Interaksi Sosial Membaik: Klien dapat berpartisipasi dalam interaksi sosial dengan orang lain secara bermakna, dan dapat mengembangkan hubungan yang positif.
3. Distres Emosional Menurun: Klien dapat mengelola emosi negatif dan meningkatkan kesejahteraan psikologis, sosial, dan spiritual.
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Manajemen Nyeri Kronis:
a. Identifikasi karakteristik nyeri (lokasi, durasi, intensitas, faktor pencetus, dan faktor yang mempengaruhi).
b. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik atau terapi komplementer.
c. Ajarkan teknik non-farmakologis (relaksasi, distraksi, terapi musik) untuk mengatasi nyeri.
d. Evaluasi efektivitas intervensi dalam mengelola nyeri klien.
2. Peningkatan Interaksi Sosial:
a. Dorong klien untuk berpartisipasi dalam aktivitas sosial yang sesuai.
b. Fasilitasi komunikasi dan hubungan interpersonal yang positif antara klien dan keluarga/teman.
c. Libatkan klien dalam kelompok dukungan atau kegiatan di komunitas.
d. Berikan umpan balik positif saat klien menunjukkan peningkatan interaksi sosial.
3. Manajemen Distres Emosional:
a. Identifikasi sumber dan penyebab distres emosional klien.
b. Berikan dukungan emosional dan validasi perasaan klien.
c. Ajarkan teknik koping adaptif (regulasi emosi, manajemen stres) untuk mengelola emosi negatif.
d. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan mental jika diperlukan.
e. Evaluasi efektivitas intervensi dalam menurunkan distres emosional klien.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terintegrasi, diharapkan klien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu mengelola nyeri kronis, meningkatkan interaksi sosial, dan menurunkan distres emosional secara efektif. -
Article No. 9604 | 22 Dec 2024
Klinis : Hemoglobin : 10,90 PH : 7,443 PCO2 : 37,8 PO2 : 155,4 HCO3 : 25,4 FIO2 : 37 BUN 32,1 Hemoglobin : 10,90
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, perkenalkan saya adalah perawat profesional yang akan membantu Anda dalam memberikan diagnosa keperawatan berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium yang Anda berikan.
Berdasarkan data laboratorium yang Anda sampaikan, yaitu:
Hemoglobin: 10,90 g/dL
pH: 7,443
PCO2: 37,8 mmHg
PO2: 155,4 mmHg
HCO3: 25,4 mmol/L
FiO2: 37%
BUN: 32,1 mg/dL
Diagnosa Keperawatan yang sesuai dengan kondisi ini adalah:
1. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
Definisi: Perubahan dalam komposisi cairan tubuh dan/atau elektrolit yang dapat membahayakan kesehatan.
Faktor yang berhubungan: Gangguan keseimbangan asam-basa.
Gejala dan tanda: Perubahan laboratorium seperti yang Anda sampaikan.
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Diagnosis ini menggambarkan perubahan dalam komposisi cairan dan elektrolit yang dapat menimbulkan komplikasi kesehatan. Pemantauan keseimbangan asam-basa, elektrolit, dan cairan tubuh menjadi fokus utama intervensi keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam batas normal. Indikator yang dapat digunakan adalah status cairan dan elektrolit yang stabil.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemantauan tanda-tanda vital, pemeriksaan laboratorium, pemberian terapi cairan dan elektrolit, serta edukasi kepada pasien dan keluarga.
Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. Saya akan berusaha membantu semaksimal mungkin.
Wassalamualaikum. -
Article No. 9605 | 22 Dec 2024
Klinis : Terpasang O2 Nasal 4 lpm. Pola nafas cepat 28 x/menit Hemoglobin : 10,90 PH : 7,443 PCO2 : 37,8 PO2 : 155,4 HCO3 : 25,4 FIO2 : 37 BUN 32,1 Hemoglobin : 10,90 Pasien mengatakan sesak nafas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, serta penjelasan singkat mengenai standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Berdasarkan data yang diberikan, pasien memiliki pola napas cepat (28 x/menit) dan terpasang oksigen nasal 4 lpm, yang mengindikasikan bahwa jalan napas pasien tidak efektif. Hasil pemeriksaan gas darah juga menunjukkan adanya gangguan pertukaran gas, dengan nilai PaO2 yang tinggi (155,4 mmHg) dan PaCO2 normal (37,8 mmHg).
Penjelasan Singkat Standar SDKI-SLKI-SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan acuan baku dalam menentukan diagnosa keperawatan yang didasarkan pada penilaian holistik terhadap respons pasien terhadap masalah kesehatan dan proses kehidupan. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah acuan baku dalam menentukan hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan, sedangkan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah acuan baku dalam menentukan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Penggunaan standar SDKI, SLKI, dan SIKI ini penting untuk memastikan keseragaman dan kualitas asuhan keperawatan yang diberikan di seluruh Indonesia, sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan kepada pasien. -
Article No. 9606 | 22 Dec 2024
Klinis : - pasien tmpak Pernapasan pursed-lip - pasien duduk dengan gelisah karena sesak napas - Frekuensi nafas 22 x/menit - Terpasang O2 Nasal 4 lpm.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, perkenankan saya sebagai perawat profesional untuk memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan kondisi pasien yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Pola Napas (SDKI)
Definisi: Ketidakmampuan mempertahankan pola napas yang efektif untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
Ciri-ciri: Pernapasan pursed-lip, pasien tampak gelisah karena sesak napas, dan peningkatan frekuensi napas.
Rencana Keperawatan dan Intervensi (SLKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Mempertahankan jalan napas agar tetap terbuka
- Mengatur posisi pasien yang nyaman untuk bernapas
- Pemberian oksigen sesuai kebutuhan pasien
2. Manajemen Ventilasi
- Memantau frekuensi, irama, dan kedalaman pernapasan
- Mengajarkan teknik pernapasan pursed-lip untuk membantu pengeluaran CO2
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain jika diperlukan
Luaran Keperawatan (SIKI):
1. Perbaikan Pola Napas
- Pasien menunjukkan pernapasan yang efektif dengan frekuensi 12-20 kali per menit
- Pasien tidak terlihat sesak atau gelisah saat bernapas
- Pasien dapat melakukan teknik pernapasan pursed-lip dengan baik
Kesimpulannya, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Ketidakefektifan Pola Napas, dengan intervensi utama pada manajemen jalan napas dan ventilasi. Tujuan akhirnya adalah perbaikan pola napas pasien. Semoga penjelasan ini dapat membantu. Jika ada pertanyaan lain, silakan tanyakan. -
Article No. 9607 | 22 Dec 2024
Klinis : - Pasien tampak Sesak, gelisah dan batuk berdahak yang sulit keluar - Frekuensi nafas 22 x/menit - Terpasang O2 Nasal 4 lpm. - terdapat Ronchi pada paru kanan dan kiri. - hasil foto tgl 03-11-2024 kesan Cardiomegali - Foto thorak AP tanggal 05-11-2024 Pulmo : tampak collapse paru kanan. Kesimpulan : Pneumothorax kanan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang telah Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan produksi sekret yang berlebihan dan pneumothorax.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bebas dari sekresi.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat diberikan adalah manajemen jalan napas, manajemen oksigenasi, dan manajemen ventilasi.
Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, pasien tampak sesak, gelisah, dan batuk berdahak yang sulit keluar, serta terdapat ronchi pada paru kanan dan kiri. Selain itu, hasil foto menunjukkan adanya pneumothorax kanan. Hal ini mengindikasikan adanya ketidakefektifan bersihan jalan napas yang berhubungan dengan produksi sekret yang berlebihan dan pneumothorax. Intervensi keperawatan yang dapat diberikan meliputi manajemen jalan napas (misalnya suction, pengaturan posisi), manajemen oksigenasi (misalnya pemberian oksigen), dan manajemen ventilasi (misalnya latihan batuk efektif).
Harapan luaran yang ingin dicapai adalah pasien dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bebas dari sekresi. -
Article No. 9608 | 22 Dec 2024
Klinis : DS : - Pasien mengatakan dada terasa sakit seperti ditusuk-tusuk terus menerus, skala nyeri 5 di daerah kaki kanan/kiri skala nyeri 2 hilang timbul saat digerakkan DO : - Pasien tampak meringis dan gelisah - luka bekas operasi jantung di dada panjang ± 30 cm tertutup kasa dan hipafix - nadi 92 x/menit tensi 158/72 mmhg - Foto thorak AP(1/2 Duduk) tanggal 02-11-2024 tampak terpasang wiring di os sternum
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik (luka operasi jantung) yang ditandai dengan pasien mengeluh nyeri seperti ditusuk-tusuk pada dada dan kaki.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pasien akan melaporkan penurunan nyeri dari skala 5 menjadi skala 2 pada dada dan kaki.
- Pasien akan tampak rileks dan tidak lagi meringis/gelisah.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Nyeri: Mengidentifikasi karakteristik nyeri, memantau tanda-tanda vital, menggunakan teknik nonfarmakologis (kompres dingin, distraksi), dan kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian analgesik.
- Perawatan Luka: Mempertahankan luka operasi tetap kering dan bersih, serta melakukan perawatan luka secara aseptik.
Peran perawat dalam kondisi ini adalah memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi nyeri akut yang dirasakan pasien, termasuk melakukan pengkajian, intervensi, dan evaluasi secara berkesinambungan untuk memastikan perbaikan kondisi pasien. -
Article No. 9609 | 22 Dec 2024
Klinis : DS : Pasien mengatakan telah operasi jantung, dada terasa sakit seperti ditusuk-tusuk terus menerus, skala nyeri 5 di daerah kaki kanan/kiri skala nyeri 2 hilang timbul saat digerakkan DO : - luka bekas operasi jantung di dada panjang ± 30 cm tertutup kasa dan hipafix dan kedua kaki terpasang bebat elastic - nadi 92 x/menit tensi 158/72 mmhg - Leukosit 15,90 - HB 10,90 - terpasang CVC, terpasang drain WSD, terpasang cateter urin
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan data subjektif dan objektif yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan luka operasi jantung dan pergerakan ekstremitas.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Faktor yang berhubungan: Agen cedera biologis (luka operasi jantung), keterbatasan gerak.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Tingkat nyeri, kontrol nyeri, dan perilaku menurunkan nyeri yang meningkat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen nyeri, pemberian analgesik, distraksi, dan terapi komplementer.
Berdasarkan kondisi pasien, diagnosa keperawatan yang tepat adalah nyeri akut berhubungan dengan luka operasi jantung dan pergerakan ekstremitas. Intervensi keperawatan yang dapat diberikan mencakup penilaian nyeri, pemberian analgesik, teknik distraksi, dan terapi komplementer untuk mengurangi persepsi nyeri pasien. -
Article No. 9610 | 22 Dec 2024
Klinis : - luka bekas operasi jantung di dada panjang ± 30 cm tertutup kasa dan hipafix dan kedua kaki terpasang bebat elastic - nadi 92 x/menit tensi 158/72 mmhg - Leukosit 15,90 - HB 10,90 - terpasang CVC, terpasang drain WSD, terpasang cateter urin
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Berhubungan dengan Prosedur Pembedahan
2. Perubahan Perfusi Jaringan Kardiovaskular Berhubungan dengan Pembedahan Jantung
3. Risiko Ketidakseimbangan Cairan Berhubungan dengan Prosedur Medis
Penjelasan Singkat:
1. Risiko Infeksi Berhubungan dengan Prosedur Pembedahan
- SDKI: Risiko Infeksi
- SLKI: Pemulihan Luka Operasi
- SIKI: Perawatan Luka Bedah, Pencegahan Infeksi
Pasien memiliki risiko infeksi yang tinggi karena adanya luka operasi jantung yang masih terbuka dan terpasang berbagai alat medis seperti CVC, drain WSD, dan kateter urin. Perawatan luka dan pencegahan infeksi menjadi prioritas utama.
2. Perubahan Perfusi Jaringan Kardiovaskular Berhubungan dengan Pembedahan Jantung
- SDKI: Perubahan Perfusi Jaringan
- SLKI: Pemulihan Kardiovaskular
- SIKI: Perawatan Pasca Bedah Jantung
Pasien telah menjalani pembedahan jantung, sehingga perfusi jaringan kardiovaskular dapat terganggu. Pemantauan tanda-tanda vital dan parameter laboratorium seperti nadi, tekanan darah, dan hematologi menjadi penting untuk mengevaluasi kondisi kardiovaskular.
3. Risiko Ketidakseimbangan Cairan Berhubungan dengan Prosedur Medis
- SDKI: Risiko Ketidakseimbangan Cairan
- SLKI: Pemulihan Cairan dan Elektrolit
- SIKI: Manajemen Cairan, Manajemen Elektrolit
Pasien memiliki risiko ketidakseimbangan cairan karena terpasang berbagai alat medis yang dapat mempengaruhi masukan dan pengeluaran cairan, seperti CVC, drain WSD, dan kateter urin. Pemantauan intake-output, elektrolit, dan pengaturan cairan menjadi penting.
Sebagai seorang perawat, saya akan berfokus pada penerapan intervensi keperawatan yang sesuai dengan diagnosa dan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk memastikan perawatan yang optimal bagi pasien. -
Article No. 9611 | 22 Dec 2024
Klinis : Pasien mengatakan kalau bergerak dada terasa sakit, sesak napas, badan terasa lemas, sulit bergerak dan terpasang alat-alat medis. DO : - Pasien bedrest - luka operasi di dada dan kedua kaki - terpasang alat-alat medis monitor EKG, terpasang oksigen nasal, terpasang CVC, terpasang drain WSD total 150 cc/ 24 jam, kualitas serohemorhagis, terpasang cateter urin
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat menggunakan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
2. Ketidakefektifan Pola Napas
3. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri Akut
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dirasakan dengan onset mendadak atau berkembang secara progresif.
- SLKI: Tindakan untuk mengurangi atau menghilangkan persepsi nyeri yang tidak menyenangkan.
- SIKI: Pemberian analgetik, relaksasi, kompres hangat/dingin, edukasi mengatasi nyeri, dan pemantauan respons nyeri.
2. Ketidakefektifan Pola Napas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk bernafas dengan mudah dan lancar.
- SLKI: Tindakan untuk mempertahankan atau meningkatkan ventilasi yang adekuat.
- SIKI: Pemberian oksigen, latihan pernapasan, pengisapan sekret, dan pemantauan status pernapasan.
3. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin sehari-hari.
- SLKI: Tindakan untuk mempertahankan atau meningkatkan kemampuan dalam melakukan aktivitas.
- SIKI: Pemberian istirahat, peningkatan aktivitas bertahap, edukasi manajemen aktivitas, dan pemantauan toleransi aktivitas.
Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, yaitu adanya keluhan nyeri dada saat bergerak, sesak napas, kelemahan, serta terpasangnya alat-alat medis (EKG, oksigen nasal, CVC, drain WSD, dan kateter urin), maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Akut, Ketidakefektifan Pola Napas, dan Intoleransi Aktivitas. Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemberian analgetik, relaksasi, latihan pernapasan, peningkatan aktivitas bertahap, serta pemantauan status kesehatan pasien.