Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 22017 | 09 Oct 2025
Klinis : perlambatan pemulihan paska bedah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Gagal mendapatkan konten dari API. Cek log server atau API Key.
-
Article No. 22018 | 09 Oct 2025
Klinis : Seorang remaja 17 tahun, pemain basket sekolah, datang ke IGD dengan keluhan nyeri hebat pada pergelangan kaki kanan setelah terjatuh saat melakukan lompatan. Pasien mengaku mendengar bunyi "krek" saat jatuh, kemudian tidak bisa melanjutkan permainan. Pada pemeriksaan didapatkan pembengkakan, nyeri tekan, keterbatasan gerak, dan perubahan posisi sendi yang tidak normal. Pasien tampak cemas dan sulit berjalan. Pemeriksaan tanda-tanda vital, TD:139/98, Nadi:108x/menit, RR:20x/menit. Pasien terlihat enggan untuk melihat bagian kakinya. Pasien mengatakan merasa sedih dan kecewa karena tidak bisa bermain basket seperti biasanya. Pasien juga mengungkapkan rasa takut kakinya tidak akan kembali normal dan khawatir tidak bisa ikut turnamen yang akan datang.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Gagal mendapatkan konten dari API. Cek log server atau API Key.
-
Article No. 22019 | 09 Oct 2025
Klinis : • Ansietas (D.0080)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Ansietas
Kode SDKI: D.0080
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Ansietas, dalam Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), didefinisikan sebagai kondisi emosi dan pengalaman subjektif individu terhadap objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman. Secara fundamental, ansietas adalah respons alami tubuh terhadap stres. Ini adalah perasaan takut atau khawatir tentang apa yang akan terjadi. Berbeda dengan rasa takut, yang merupakan respons terhadap ancaman yang nyata dan spesifik, ansietas adalah kekhawatiran tentang ancaman yang potensial, tidak jelas, atau yang akan datang. Dalam konteks keperawatan, ansietas menjadi diagnosis yang signifikan ketika respons tersebut menjadi berlebihan, tidak terkendali, dan mengganggu fungsi sehari-hari individu, baik secara fisik, emosional, kognitif, maupun sosial.
Penyebab ansietas sangat multifaktorial dan dapat bervariasi antar individu. SDKI mengkategorikan penyebabnya menjadi beberapa faktor. Pertama, krisis situasional, seperti perubahan besar dalam hidup (misalnya, kehilangan pekerjaan, perceraian, atau diagnosis penyakit serius) dapat memicu ansietas. Kedua, kebutuhan yang tidak terpenuhi, baik fisik (seperti rasa sakit atau kurang tidur) maupun psikologis (seperti kebutuhan akan rasa aman atau harga diri). Ketiga, ancaman terhadap konsep diri, di mana individu merasa identitas atau nilai dirinya terancam. Keempat, ancaman kematian, baik yang dirasakan sendiri maupun yang dialami oleh orang terdekat. Faktor lain termasuk kekhawatiran mengalami kegagalan, disfungsi sistem keluarga, hubungan orang tua-anak yang tidak memuaskan, faktor keturunan (predisposisi genetik), penyalahgunaan zat, serta paparan terhadap bahaya lingkungan. Kurangnya paparan informasi yang akurat mengenai suatu kondisi atau prosedur medis juga merupakan pemicu umum ansietas di lingkungan klinis.
Manifestasi klinis ansietas dibagi menjadi gejala dan tanda mayor serta minor. Gejala dan tanda mayor adalah indikator utama yang paling sering muncul dan menjadi dasar penegakan diagnosis. Secara subjektif, pasien mungkin melaporkan merasa bingung, sangat khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapinya, dan mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi. Secara objektif, perawat dapat mengobservasi pasien tampak gelisah (misalnya, tidak bisa duduk diam, mondar-mandir), tampak tegang (otot kaku, rahang mengatup), dan melaporkan atau menunjukkan tanda-tanda sulit tidur (insomnia).
Gejala dan tanda minor melengkapi gambaran klinis dan dapat bervariasi dalam intensitasnya. Keluhan subjektif minor mencakup pusing, anoreksia (kehilangan nafsu makan), palpitasi (jantung berdebar-debar), dan perasaan tidak berdaya. Tanda objektif minor yang dapat diukur atau diamati oleh perawat meliputi peningkatan frekuensi napas (takipnea), peningkatan frekuensi nadi (takikardia), peningkatan tekanan darah (hipertensi), diaforesis (berkeringat berlebihan), tremor (gemetar), muka tampak pucat, suara bergetar saat berbicara, kontak mata yang buruk, sering berkemih, dan kecenderungan untuk berorientasi pada masa lalu atau merenungkan kesalahan.
Respons fisiologis ini merupakan hasil dari aktivasi sistem saraf otonom, khususnya cabang simpatis, yang mempersiapkan tubuh untuk respons "lawan atau lari" (fight or flight). Pelepasan hormon stres seperti adrenalin dan kortisol menyebabkan peningkatan detak jantung, pernapasan, dan tekanan darah untuk mengalirkan lebih banyak oksigen ke otot. Meskipun ini adalah mekanisme bertahan hidup yang penting, aktivasi yang berkepanjangan atau tidak tepat dapat melemahkan tubuh dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan.
Dalam praktik klinis, ansietas sering kali terkait dengan berbagai kondisi medis. Pasien dengan penyakit kronis (seperti diabetes atau penyakit paru obstruktif kronis), penyakit terminal, penyakit jantung, dan kanker sering mengalami ansietas yang signifikan terkait dengan prognosis, pengobatan, dan dampak penyakit terhadap kualitas hidup mereka. Gangguan kejiwaan seperti fobia, gangguan obsesif-kompulsif (OCD), gangguan stres pasca-trauma (PTSD), dan gangguan panik adalah bentuk ansietas yang lebih spesifik dan parah. Selain itu, ansietas adalah respons umum sebelum menjalani prosedur operasi, di mana ketidakpastian hasil dan rasa takut akan nyeri menjadi pemicu utama. Oleh karena itu, asesmen dan manajemen ansietas merupakan komponen integral dari asuhan keperawatan holistik untuk memastikan pasien tidak hanya sembuh secara fisik tetapi juga stabil secara emosional dan psikologis.Kode SLKI: L.09093
Luaran yang Diharapkan: Setelah diberikan intervensi keperawatan, diharapkan Tingkat Ansietas menurun dengan kriteria hasil sebagai berikut:
- Verbalisasi kebingungan menurun
- Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang
-
Article No. 22020 | 09 Oct 2025
Klinis : pasien mengatakan diare terus menerus sejak 1 hari yang lalu, frekuensi >10 kali, feses cair warna kuning. nyeri perut bagian kiri bawah terus menerus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Diare
Kode SDKI: D.0020
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Diare, dalam Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), didefinisikan sebagai kondisi pengeluaran feses yang sering, lunak, dan tidak berbentuk. Diagnosis ini masuk dalam kategori Fisiologis dan subkategori Nutrisi dan Cairan. Diare bukanlah penyakit itu sendiri, melainkan sebuah gejala dari kondisi medis lain yang mendasarinya, yang secara fundamental mengganggu proses normal pencernaan dan penyerapan di usus. Secara fisiologis, keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam lumen usus diatur secara ketat. Sekitar 9 liter cairan masuk ke usus halus setiap hari, yang berasal dari asupan oral dan sekresi internal (saliva, lambung, pankreas, empedu). Dari jumlah tersebut, usus halus menyerap sekitar 7-8 liter, dan
Article No. 22021 | 09 Oct 2025
Klinis : pasien mengatakan diare terus menerus sejak 1 hari yang lalu, frekuensi >10 kali, feses cair warna kuning. nyeri perut bagian kiri bawah terus menerus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Diare
Kode SDKI: D.0020
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Diagnosis keperawatan Diare, dengan kode D.0020 dalam Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), didefinisikan sebagai kondisi pengeluaran feses yang sering, lunak, dan tidak berbentuk. Kondisi ini merupakan salah satu masalah gastrointestinal yang paling umum ditemui dalam praktik klinis dan dapat memengaruhi individu dari segala usia. Diare bukanlah sebuah penyakit, melainkan gejala dari suatu kondisi medis yang mendasarinya, yang dapat berkisar dari infeksi ringan yang sembuh sendiri hingga penyakit kronis yang serius. Secara fisiologis, diare terjadi ketika ada gangguan pada salah satu atau lebih mekanisme normal penyerapan dan sekresi air serta elektrolit di usus.
Patofisiologi diare dapat diklasifikasikan ke dalam empat mekanisme utama. Pertama, diare osmotik, yang terjadi ketika zat yang tidak dapat diserap (solut) tertahan di dalam lumen usus, menarik air secara osmosis dan meningkatkan volume feses. ContohArticle No. 22022 | 09 Oct 2025
Klinis : Defekasi kurang dalam 2 minggu
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Defekasi kurang dalam 2 minggu
Kode SDKI: D.0049
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Konstipasi didefinisikan sebagai penurunan frekuensi defekasi normal yang disertai dengan kesulitan dan pengeluaran feses yang tidak tuntas, dan/atau pengeluaran feses yang keras dan kering. Kondisi ini merupakan salah satu keluhan gastrointestinal yang paling umum ditemui dalam praktik klinis dan dapat memengaruhi individu dari segala usia, mulai dari bayi hingga lansia. Meskipun sering dianggap sebagai masalah ringan, konstipasi yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan komplikasi serius seperti impaksi fekal, hemoroid, fisura ani, prolaps rektum, dan bahkan dapat memengaruhi kualitas hidup secara signifikan melalui rasa tidak nyaman, nyeri, dan stres psikologis. Diagnosis keperawatan ini ditegakkan berdasarkan data subjektif dan objektif yang menunjukkan adanya perubahan pola eliminasi fekal dari kebiasaan normal individu. Gejala dan tanda mayor yang menjadi acuan utama adalah keluhan subjektif pasien mengenai frekuensi defekasi kurang dari tiga kali seminggu dan/atau pengeluaran feses yang lama dan sulit. Secara objektif, temuan yang mendukung diagnosis ini adalah feses yang keras dan kering serta penurunan bising usus atau peristaltik usus saat auskultasi abdomen. Etiologi konstipasi bersifat multifaktorial, melibatkan faktor fisiologis, psikologis, dan situasional. Dari sisi fisiologis, penurunan motilitas gastrointestinal adalah penyebab utama. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai kondisi seperti dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, gangguan endokrin (misalnya, hipotiroidisme), gangguan neurologis (misalnya, penyakit Parkinson, cedera medula spinalis, stroke), atau kelemahan otot abdomen dan dasar panggul. Pada lansia, penurunan tonus otot dan respons saraf yang melambat secara alami berkontribusi pada peningkatan risiko konstipasi. Faktor psikologis seperti depresi, kecemasan, dan kebingungan (konfusi) juga dapat memengaruhi fungsi usus. Stres emosional dapat mengubah sinyal saraf ke usus, memperlambat transit feses. Selain itu, mengabaikan dorongan untuk buang air besar, misalnya karena takut akan rasa sakit atau tidak adanya privasi, dapat menekan refleks defekasi dan memperburuk kondisi. Faktor situasional memegang peranan yang sangat penting. Perubahan pola makan, terutama diet rendah serat, merupakan penyebab umum. Serat berfungsi menambah massa dan kelembutan feses, sehingga mempermudah pergerakannya di sepanjang usus besar. Asupan cairan yang tidak adekuat juga menyebabkan feses menjadi keras dan sulit dikeluarkan. Kurangnya aktivitas fisik atau imobilitas (tirah baring lama) dapat memperlambat metabolisme dan motilitas usus. Penggunaan obat-obatan tertentu seperti opioid, antikolinergik, suplemen zat besi, antasida yang mengandung kalsium atau aluminium, dan beberapa jenis antidepresan juga dikenal memiliki efek samping konstipasi. Penyalahgunaan laksatif dalam jangka panjang secara paradoks juga dapat menyebabkan ketergantungan dan melemahkan fungsi usus normal. Pengkajian keperawatan yang komprehensif sangat krusial untuk mengidentifikasi penyebab yang mendasari dan merencanakan intervensi yang tepat. Perawat perlu mengumpulkan riwayat kesehatan yang detail, termasuk pola defekasi normal pasien, onset dan durasi konstipasi, konsistensi feses (menggunakan Bristol Stool Chart bisa sangat membantu), kebiasaan diet dan asupan cairan, tingkat aktivitas fisik, riwayat penggunaan obat-obatan (termasuk obat bebas dan suplemen), serta riwayat penyakit terdahulu. Pemeriksaan fisik harus mencakup inspeksi abdomen untuk melihat adanya distensi, auskultasi untuk menilai bising usus, serta palpasi untuk mendeteksi adanya massa atau nyeri tekan. Dalam beberapa kasus, pemeriksaan colok dubur mungkin diperlukan untuk mengidentifikasi adanya impaksi fekal atau masalah struktural lainnya. Penting untuk membedakan antara konstipasi fungsional (tanpa penyebab organik yang jelas) dan konstipasi sekunder akibat kondisi medis lain. Dengan memahami secara mendalam definisi, etiologi, serta manifestasi klinis dari konstipasi, perawat dapat menetapkan diagnosis yang akurat dan menyusun rencana asuhan keperawatan yang holistik dan efektif untuk memulihkan pola eliminasi fekal yang normal dan meningkatkan kenyamanan serta kualitas hidup pasien.
Kode SLKI: L.04033
Luaran yang Diharapkan: Eliminasi Fekal. Setelah dilakukan intervensi keperawatan, diharapkan eliminasi fekal membaik dengan kriteria hasil:
- Kontrol pengeluaran feses meningkat
- Keluhan defekasi lama dan sulit menurun
- Mengejan saat defekasi menurun
- Konsistensi feses membaik
- Frekuensi defekasi membaik
- Peristaltik usus membaik
- Distensi abdomen menurun
- Nyeri abdomen menurun
Kode SIKI: I.04153
Intervensi Utama: Manajemen Konstipasi.
Observasi:- Periksa tanda dan gejala konstipasi.
- Periksa pergerakan usus, karakteristik feses (konsistensi, bentuk, volume, dan warna).
- Identifikasi faktor risiko konstipasi (mis. obat-obatan, tirah baring, diet rendah serat).
- Monitor tanda dan gejala ruptur usus dan/atau peritonitis.
- Anjurkan diet tinggi serat.
- Anjurkan asupan cairan yang cukup.
- Anjurkan peningkatan aktivitas fisik, sesuai toleransi.
- Lakukan masase abdomen, jika perlu.
- Jadwalkan waktu untuk defekasi, berikan privasi.
- Gunakan pispot jika pasien tidak dapat berjalan.
- Berikan enema atau irigasi usus, jika perlu.
- Jelaskan etiologi masalah dan alasan tindakan.
- Anjurkan cara mengatasi konstipasi/impaksi.
- Jelaskan perubahan diet dan gaya hidup yang dapat mencegah konstipasi.
- Jelaskan penggunaan laksatif yang tepat.
- Kolaborasi penggunaan obat pencahar (mis. laksatif, supositoria), jika perlu.
- Rujuk ke ahli gizi untuk modifikasi diet, jika perlu.
***PERINGATAN: Informasi dan kode ini adalah SARAN untuk tujuan DIKLAT/SIMULASI dan BUKAN pengganti diagnosis atau kodifikasi resmi.***
Article No. 22023 | 09 Oct 2025
Klinis : Pengeluaran fases lama dan sulit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Pengeluaran fases lama dan sulit
Kode SDKI: D.0049
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Konstipasi didefinisikan sebagai penurunan frekuensi defekasi normal yang disertai dengan kesulitan dalam pengeluaran feses, perasaan evakuasi yang tidak tuntas, atau keluarnya feses yang keras dan kering. Kondisi ini merupakan salah satu keluhan gastrointestinal yang paling umum dijumpai dalam praktik klinis dan dapat memengaruhi individu dari segala usia, mulai dari bayi hingga lansia. Secara fisiologis, proses defekasi adalah hasil akhir dari pergerakan materi sisa makanan melalui usus besar (kolon). Kolon berfungsi menyerap air dan elektrolit dari sisa makanan tersebut untuk membentuk feses. Pergerakan ini didorong oleh kontraksi otot polos di dinding usus yang dikenal sebagai gerak peristaltik. Ketika pergerakan ini melambat (penurunan motilitas gastrointestinal), materi feses berada di dalam kolon untuk waktu yang lebih lama. Hal ini memberikan lebih banyak waktu bagi kolon untuk menyerap air, sehingga feses menjadi lebih keras, kering, dan sulit untuk dikeluarkan. Proses ini dapat menyebabkan individu harus mengejan secara berlebihan saat buang air besar, yang dapat menimbulkan komplikasi seperti hemoroid, fisura ani, atau bahkan prolaps rektum pada kasus yang parah.
Penyebab konstipasi bersifat multifaktorial dan dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori. Dari segi fisiologis, penurunan motilitas usus adalah penyebab utama, yang sering terjadi seiring dengan proses penuaan, di mana tonus otot usus dan respons saraf cenderung menurun. Pada bayi dan anak-anak, ketidakadekuatan pertumbuhan atau kondisi kongenital seperti penyakit Hirschsprung juga dapat menjadi penyebab. Dari segi psikologis, kondisi seperti depresi, kecemasan, atau kebingungan (konfusi) dapat memengaruhi kebiasaan buang air besar. Stres emosional dapat mengubah sinyal saraf yang mengatur fungsi usus, sering kali menyebabkan perlambatan transit kolon. Pasien dengan gangguan makan juga berisiko tinggi mengalami konstipasi.
Faktor situasional memegang peranan yang sangat signifikan. Perubahan gaya hidup dan kebiasaan sehari-hari sering menjadi pemicu utama. Asupan serat yang tidak adekuat adalah salah satu penyebab paling umum; serat berfungsi untuk menambah massa dan kelembutan feses, sehingga lebih mudah melewati usus. Demikian pula, asupan cairan yang kurang dapat menyebabkan dehidrasi, yang pada gilirannya membuat feses menjadi lebih keras. Kurangnya aktivitas fisik juga berkontribusi dengan melemahkan otot perut dan memperlambat gerak peristaltik. Kebiasaan menahan atau mengabaikan dorongan untuk buang air besar, misalnya karena tidak tersedianya toilet yang bersih atau karena kesibukan, dapat menyebabkan refleks defekasi melemah dari waktu ke waktu. Selain itu, penggunaan obat-obatan tertentu (agen farmakologis) seperti opioid, antidepresan, antasida yang mengandung aluminium atau kalsium, suplemen zat besi, dan obat antihipertensi dapat memiliki efek samping berupa konstipasi. Penyalahgunaan laksatif dalam jangka panjang juga secara paradoks dapat merusak fungsi normal usus dan menyebabkan ketergantungan.
Gejala dan tanda konstipasi dibedakan menjadi mayor dan minor. Gejala mayor subjektif yang dilaporkan oleh pasien adalah frekuensi defekasi kurang dari dua kali seminggu dan keluhan pengeluaran feses yang lama serta sulit. Secara objektif, perawat dapat menemukan feses yang keras saat inspeksi atau palpasi rektal, serta penurunan suara bising usus (peristaltik) saat auskultasi abdomen. Gejala minor subjektif termasuk perasaan harus mengejan dengan kuat saat defekasi. Tanda minor objektif yang dapat diobservasi meliputi distensi abdomen (perut kembung dan terasa penuh), teraba massa feses pada rektum atau kolon, dan terkadang pasien tampak lemah secara umum.
Konstipasi sering kali terkait dengan berbagai kondisi klinis lainnya. Pada pasien dengan tirah baring lama, imobilitas menjadi faktor risiko utama. Gangguan neurologis seperti cedera medula spinalis, stroke, penyakit Parkinson, dan sklerosis multipel dapat mengganggu sinyal saraf yang mengontrol fungsi usus. Gangguan endokrin seperti hipotiroidisme (memperlambat metabolisme tubuh secara keseluruhan) dan hiperkalsemia juga dapat menyebabkan konstipasi. Masalah struktural pada saluran cerna, seperti tumor usus, striktur, atau lesi pada rektum dan anus (misalnya, hemoroid yang nyeri), dapat menghalangi jalannya feses secara mekanis. Oleh karena itu, dalam melakukan pengkajian keperawatan, penting untuk mengidentifikasi penyebab yang mendasari dan faktor-faktor yang berkontribusi untuk merancang intervensi yang tepat dan efektif.Kode SLKI: L.04033
Luaran yang Diharapkan: Setelah dilakukan intervensi keperawatan, diharapkan Eliminasi Fekal membaik dengan kriteria hasil:
- Kontrol pengeluaran feses meningkat
- Keluhan defekasi lama dan sulit menurun
- Mengejan saat defekasi menurun
- Konsistensi feses membaik
- Frekuensi defekasi membaik
- Peristaltik usus membaik
- Distensi abdomen menurun
Kode SIKI: I.04153
Intervensi Utama: Manajemen Konstipasi
Observasi
- Periksa tanda dan gejala konstipasi.
- Periksa pergerakan usus, karakteristik feses (konsistensi, bentuk, volume, dan warna).
- Identifikasi faktor risiko konstipasi (misalnya, obat-obatan, tirah b
-
Article No. 22024 | 09 Oct 2025
Klinis : terdengar ronki pada pemeriksaan paru
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: terdengar ronki pada pemeriksaan paru
Kode SDKI: D.0001
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Diagnosis keperawatan yang paling relevan untuk kondisi terd
Article No. 22025 | 09 Oct 2025
Klinis : bersihan jalan napas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Kode SDKI: D.0001
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Bersihan jalan napas tidak efektif adalah suatu kondisi klinis yang didefinisikan sebagai ketidakmampuan individu untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan guna mempertahankan jalan napas yang paten atau terbuka. Kondisi ini merupakan salah satu masalah pernapasan yang paling umum ditemui dalam praktik keperawatan dan dapat mengancam jiwa jika tidak ditangani dengan tepat, karena jalan napas yang paten adalah prasyarat fundamental untuk ventilasi dan oksigenasi yang adekuat. Gangguan ini dapat terjadi pada berbagai tingkat usia, mulai dari neonatus hingga lansia, dan disebabkan oleh beragam faktor etiologi yang dapat diklasifikasikan menjadi penyebab fisiologis dan situasional.
Penyebab fisiologis dari bersihan jalan napas tidak efektif sangat bervariasi. Salah satu penyebab utamanya adalah hipersekresi jalan napas, di mana kelenjar mukosa memproduksi lendir atau sputum secara berlebihan. Kondisi seperti bronkitis kronis, asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), dan fibrosis kistik sering kali disertai dengan produksi mukus yang kental dan melimpah, yang sulit untuk dikeluarkan oleh mekanisme pembersihan alami tubuh. Selain itu, spasme jalan napas atau bronkospasme, yang merupakan penyempitan otot polos di sekitar bronkus, dapat menjebak sekret dan menghalangi aliran udara, seperti yang sering terjadi pada serangan asma akut. Disfungsi neuromuskular juga menjadi faktor signifikan; kondisi seperti stroke, cedera tulang belakang, Myasthenia Gravis, atau Guillain-Barré Syndrome melemahkan otot-otot pernapasan, termasuk diafragma dan otot interkostal, sehingga kekuatan untuk melakukan batuk yang kuat dan efektif menurun drastis. Adanya benda asing yang terhirup ke dalam jalan napas, baik pada anak-anak maupun orang dewasa, secara mekanis akan menghalangi aliran udara dan memicu respons inflamasi. Pada pasien yang terpasang jalan napas buatan seperti selang endotrakeal (ETT) atau trakeostomi, mekanisme batuk alami terganggu dan pembersihan sekret bergantung sepenuhnya pada intervensi eksternal seperti suctioning. Proses infeksi pada saluran napas, seperti pneumonia atau bronkiolitis, menyebabkan peradangan dan peningkatan produksi sekret purulen yang kental, yang semakin memperburuk obstruksi.
Gejala dan tanda yang muncul pada pasien dengan bersihan jalan napas tidak efektif dikategorikan menjadi mayor dan minor. Tanda mayor objektif adalah yang paling khas dan sering menjadi dasar penegakan diagnosis. Ini termasuk batuk yang tidak efektif, yaitu batuk yang lemah, dangkal, dan tidak mampu memobilisasi sekret dari saluran napas bagian bawah. Pasien mungkin juga tidak mampu batuk sama sekali karena kelemahan ekstrem atau penurunan kesadaran. Adanya sputum yang berlebih, yang bisa terlihat saat pasien mencoba batuk atau terdengar sebagai suara gemericik (ronkhi basah), adalah tanda kunci lainnya. Suara napas tambahan seperti mengi (wheezing), yang merupakan suara siulan bernada tinggi saat ekspirasi akibat penyempitan jalan napas, atau ronkhi kering, yang merupakan suara kasar dan bergetar akibat adanya sekret kental di saluran napas besar, juga merupakan temuan auskultasi yang penting. Pada neonatus, adanya mekonium di jalan napas setelah proses persalinan merupakan tanda mayor yang spesifik.
Sementara itu, gejala dan tanda minor memberikan data pendukung yang memperkuat diagnosis. Secara subjektif, pasien mungkin mengeluhkan dispnea (sesak napas), kesulitan berbicara karena napas yang pendek, atau ortopnea (sesak napas saat berbaring datar yang membaik saat duduk). Secara objektif, perawat dapat mengobservasi adanya gelisah atau agitasi, yang merupakan tanda awal hipoksia. Sianosis, yaitu perubahan warna kebiruan pada kulit dan membran mukosa, adalah tandaArticle No. 22026 | 09 Oct 2025
Klinis : DO: Keadaan umum lemah TTV TD : 176/96 mmHg Suhu : 36,5°C RR : 24x / menit HR : 89x / menit SpO2 : 97% Terpasang oksigen 3 lpm Pengkajian nyeri P : nyeri bertambah ketika beraktivitas Q : seperti tertekan R : nyeri di ulu hati dan di daerah dada S : skala 5 T : hilang timbul Terdapat pembesaran hati (hepatomegali) EF 16% DS: Klien mengeluh sesak napas Klien mengeluh nyeri pada bagian ulu hati dan di daerah dada Klien mengeluh merasa lemah
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10:
Kondisi: Penyakit Jantung Hipertensif dengan Gagal Jantung Kongestif
Kode ICD-10: I11.0
Deskripsi Singkat : Penyakit Jantung Hipertensif dengan Gagal Jantung Kongestif adalah kondisi klinis di mana tekanan darah tinggi (hipertensi) yang tidak terkontrol dalam jangka panjang menyebabkan kerusakan struktural dan fungsional pada jantung, yang berujung pada kegagalan fungsi pompa jantung. Hipertensi kronis memaksa ventrikel (bilik) jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah melawan tekanan yang tinggi di pembuluh darah. Beban berlebih
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232 233 234 235 236 237 238 239 240 241 242 243 244 245 246 247 248 249 250 251 252 253 254 255 256 257 258 259 260 261 262 263 264 265 266 267 268 269 270 271 272 273 274 275 276 277 278 279 280 281 282 283 284 285 286 287 288 289 290 291 292 293 294 295 296 297 298 299 300 301 302 303 304 305 306 307 308 309 310 311 312 313 314 315 316 317 318 319 320 321 322 323 324 325 326 327 328 329 330 331 332 333 334 335 336 337 338 339 340 341 342 343 344 345 346 347 348 349 350 351 352 353 354 355 356 357 358 359 360 361 362 363 364 365 366 367 368 369 370 371 372 373 374 375 376 377 378 379 380 381 382 383 384 385 386 387 388 389 390 391 392 393 394 395 396 397 398 399 400 401 402 403 404 405 406 407 408 409 410 411 412 413 414 415 416 417 418 419 420 421 422 423 424 425 426 427 428 429 430 431 432 433 434 435 436 437 438 439 440 441 442 443 444 445 446 447 448 449 450 451 452 453 454 455 456 457 458 459 460 461 462 463 464 465 466 467 468 469 470 471 472 473 474 475 476 477 478 479 480 481 482 483 484 485 486 487 488 489 490 491 492 493 494 495 496 497 498 499 500 501 502 503 504 505 506 507 508 509 510 511 512 513 514 515 516 517 518 519 520 521 522 523 524 525 526 527 528 529 530 531 532 533 534 535 536 537 538 539 540 541 542 543 544 545 546 547 548 549 550 551 552 553 554 555 556 557 558 559 560 561 562 563 564 565 566 567 568 569 570 571 572 573 574 575 576 577 578 579 580 581 582 583 584 585 586 587 588 589 590 591 592 593 594 595 596 597 598 599 600 601 602 603 604 605 606 607 608 609 610 611 612 613 614 615 616 617 618 619 620 621 622 623 624 625 626 627 628 629 630 631 632 633 634 635 636 637 638 639 640 641 642 643 644 645 646 647 648 649 650 651 652 653 654 655 656 657 658 659 660 661 662 663 664 665 666 667 668 669 670 671 672 673 674 675 676 677 678 679 680 681 682 683 684 685 686 687 688 689 690 691 692 693 694 695 696 697 698 699 700 701 702 703 704 705 706 707 708 709 710 711 712 713 714 715 716 717 718 719 720 721 722 723 724 725 726 727 728 729 730 731 732 733 734 735 736 737 738 739 740 741 742 743 744 745 746 747 748 749 750 751 752 753 754 755 756 757 758 759 760 761 762 763 764 765 766 767 768 769 770 771 772 773 774 775 776 777 778 779 780 781 782 783 784 785 786 787 788 789 790 791 792 793 794 795 796 797 798 799 800 801 802 803 804 805 806 807 808 809 810 811 812 813 814 815 816 817 818 819 820 821 822 823 824 825 826 827 828 829 830 831 832 833 834 835 836 837 838 839 840 841 842 843 844 845 846 847 848 849 850 851 852 853 854 855 856 857 858 859 860 861 862 863 864 865 866 867 868 869 870 871 872 873 874 875 876 877 878 879 880 881 882 883 884 885 886 887 888 889 890 891 892 893 894 895 896 897 898 899 900 901 902 903 904 905 906 907 908 909 910 911 912 913 914 915 916 917 918 919 920 921 922 923 924 925 926 927 928 929 930 931 932 933 934 935 936 937 938 939 940 941 942 943 944 945 946 947 948 949 950 951 952 953 954 955 956 957 958 959 960 961 962 963 964 965 966 967 968 969 970 971 972 973 974 975 976 977 978 979 980 981 982 983 984 985 986 987 988 989 990 991 992 993 994 995 996 997 998 999 1000 1001 1002 1003 1004 1005 1006 1007 1008 1009 1010 1011 1012 1013 1014 1015 1016 1017 1018 1019 1020 1021 1022 1023 1024 1025 1026 1027 1028 1029 1030 1031 1032 1033 1034 1035 1036 1037 1038 1039 1040 1041 1042 1043 1044 1045 1046 1047 1048 1049 1050 1051 1052 1053 1054 1055 1056 1057 1058 1059 1060 1061 1062 1063 1064 1065 1066 1067 1068 1069 1070 1071 1072 1073 1074 1075 1076 1077 1078 1079 1080 1081 1082 1083 1084 1085 1086 1087 1088 1089 1090 1091 1092 1093 1094 1095 1096 1097 1098 1099 1100 1101 1102 1103 1104 1105 1106 1107 1108 1109 1110 1111 1112 1113 1114 1115 1116 1117 1118 1119 1120 1121 1122 1123 1124 1125 1126 1127 1128 1129 1130 1131 1132 1133 1134 1135 1136 1137 1138 1139 1140 1141 1142 1143 1144 1145 1146 1147 1148 1149 1150 1151 1152 1153 1154 1155 1156 1157 1158 1159 1160 1161 1162 1163 1164 1165 1166 1167 1168 1169 1170 1171 1172 1173 1174 1175 1176 1177 1178 1179 1180 1181 1182 1183 1184 1185 1186 1187 1188 1189 1190 1191 1192 1193 1194 1195 1196 1197 1198 1199 1200 1201 1202 1203 1204 1205 1206 1207 1208 1209 1210 1211 1212 1213 1214 1215 1216 1217 1218 1219 1220 1221 1222 1223 1224 1225 1226 1227 1228 1229 1230 1231 1232 1233 1234 1235 1236 1237 1238 1239 1240 1241 1242 1243 1244 1245 1246 1247 1248 1249 1250 1251 1252 1253 1254 1255 1256 1257 1258 1259 1260 1261 1262 1263 1264 1265 1266 1267 1268 1269 1270 1271 1272 1273 1274 1275 1276 1277 1278 1279 1280 1281 1282 1283 1284 1285 1286 1287 1288 1289 1290 1291 1292 1293 1294 1295 1296 1297 1298 1299 1300 1301 1302 1303 1304 1305 1306 1307 1308 1309 1310 1311 1312 1313 1314 1315 1316 1317 1318 1319 1320 1321 1322 1323 1324 1325 1326 1327 1328 1329 1330 1331 1332 1333 1334 1335 1336 1337 1338 1339 1340 1341 1342 1343 1344 1345 1346 1347 1348 1349 1350 1351 1352 1353 1354 1355 1356 1357 1358 1359 1360 1361 1362 1363 1364 1365 1366 1367 1368 1369 1370 1371 1372 1373 1374 1375 1376 1377 1378 1379 1380 1381 1382 1383 1384 1385 1386 1387 1388 1389 1390 1391 1392 1393 1394 1395 1396 1397 1398 1399 1400 1401 1402 1403 1404 1405 1406 1407 1408 1409 1410 1411 1412 1413 1414 1415 1416 1417 1418 1419 1420 1421 1422 1423 1424 1425 1426 1427 1428 1429 1430 1431 1432 1433 1434 1435 1436 1437 1438 1439 1440 1441 1442 1443 1444 1445 1446 1447 1448 1449 1450 1451 1452 1453 1454 1455 1456 1457 1458 1459 1460 1461 1462 1463 1464 1465 1466 1467 1468 1469 1470 1471 1472 1473 1474 1475 1476 1477 1478 1479 1480 1481 1482 1483 1484 1485 1486 1487 1488 1489 1490 1491 1492 1493 1494 1495 1496 1497 1498 1499 1500 1501 1502 1503 1504 1505 1506 1507 1508 1509 1510 1511 1512 1513 1514 1515 1516 1517 1518 1519 1520 1521 1522 1523 1524 1525 1526 1527 1528 1529 1530 1531 1532 1533 1534 1535 1536 1537 1538 1539 1540 1541 1542 1543 1544 1545 1546 1547 1548 1549 1550 1551 1552 1553 1554 1555 1556 1557 1558 1559 1560 1561 1562 1563 1564 1565 1566 1567 1568 1569 1570 1571 1572 1573 1574 1575 1576 1577 1578 1579 1580 1581 1582 1583 1584 1585 1586 1587 1588 1589 1590 1591 1592 1593 1594 1595 1596 1597 1598 1599 1600 1601 1602 1603 1604 1605 1606 1607 1608 1609 1610 1611 1612 1613 1614 1615 1616 1617 1618 1619 1620 1621 1622 1623 1624 1625 1626 1627 1628 1629 1630 1631 1632 1633 1634 1635 1636 1637 1638 1639 1640 1641 1642 1643 1644 1645 1646 1647 1648 1649 1650 1651 1652 1653 1654 1655 1656 1657 1658 1659 1660 1661 1662 1663 1664 1665 1666 1667 1668 1669 1670 1671 1672 1673 1674 1675 1676 1677 1678 1679 1680 1681 1682 1683 1684 1685 1686 1687 1688 1689 1690 1691 1692 1693 1694 1695 1696 1697 1698 1699 1700 1701 1702 1703 1704 1705 1706 1707 1708 1709 1710 1711 1712 1713 1714 1715 1716 1717 1718 1719 1720 1721 1722 1723 1724 1725 1726 1727 1728 1729 1730 1731 1732 1733 1734 1735 1736 1737 1738 1739 1740 1741 1742 1743 1744 1745 1746 1747 1748 1749 1750 1751 1752 1753 1754 1755 1756 1757 1758 1759 1760 1761 1762 1763 1764 1765 1766 1767 1768 1769 1770 1771 1772 1773 1774 1775 1776 1777 1778 1779 1780 1781 1782 1783 1784 1785 1786 1787 1788 1789 1790 1791 1792 1793 1794 1795 1796 1797 1798 1799 1800 1801 1802 1803 1804 1805 1806 1807 1808 1809 1810 1811 1812 1813 1814 1815 1816 1817 1818 1819 1820 1821 1822 1823 1824 1825 1826 1827 1828 1829 1830 1831 1832 1833 1834 1835 1836 1837 1838 1839 1840 1841 1842 1843 1844 1845 1846 1847 1848 1849 1850 1851 1852 1853 1854 1855 1856 1857 1858 1859 1860 1861 1862 1863 1864 1865 1866 1867 1868 1869 1870 1871 1872 1873 1874 1875 1876 1877 1878 1879 1880 1881 1882 1883 1884 1885 1886 1887 1888 1889 1890 1891 1892 1893 1894 1895 1896 1897 1898 1899 1900 1901 1902 1903 1904 1905 1906 1907 1908 1909 1910 1911 1912 1913 1914 1915 1916 1917 1918 1919 1920 1921 1922 1923 1924 1925 1926 1927 1928 1929 1930 1931 1932 1933 1934 1935 1936 1937 1938 1939 1940 1941 1942 1943 1944 1945 1946 1947 1948 1949 1950 1951 1952 1953 1954 1955 1956 1957 1958 1959 1960 1961 1962 1963 1964 1965 1966 1967 1968 1969 1970 1971 1972 1973 1974 1975 1976 1977 1978 1979 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040 2041 2042 2043 2044 2045 2046 2047 2048 2049 2050 2051 2052 2053 2054 2055 2056 2057 2058 2059 2060 2061 2062 2063 2064 2065 2066 2067 2068 2069 2070 2071 2072 2073 2074 2075 2076 2077 2078 2079 2080 2081 2082 2083 2084 2085 2086 2087 2088 2089 2090 2091 2092 2093 2094 2095 2096 2097 2098 2099 2100 2101 2102 2103 2104 2105 2106 2107 2108 2109 2110 2111 2112 2113 2114 2115 2116 2117 2118 2119 2120 2121 2122 2123 2124 2125 2126 2127 2128 2129 2130 2131 2132 2133 2134 2135 2136 2137 2138 2139 2140 2141 2142 2143