Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 20042 | 24 Jul 2025
Klinis : Pasien kala 2
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah **Diagnosa Keperawatan** beserta penjelasan singkat **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** yang ditetapkan oleh **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)** untuk pasien dalam **kala 2 persalinan** dengan karakteristik **tone akademis dan persona pakar**:
---
### **1. Diagnosa Keperawatan**
**Kode SDKI: D.0016**
**Nyeri Akut**
*Definisi:* Pengalaman sensori dan emosional tidak nyaman akibat proses persalinan (kala 2) yang bersifat subjektif dengan potensi kerusakan jaringan.
**Faktor yang Berhubungan:**
- Kontraksi uterus intensif
- Tekanan pada struktur pelvis
- Peregangan jaringan jalan lahir
---
### **2. Standar Luaran Keperawatan (SLKI)**
**Kode SLKI: L.14016**
**Tingkat Nyeri Terkontrol**
*Kriteria Evaluasi:*
- Skala nyeri ?3 (skala 0-10)
- Ekspresi wajah rileks
- Pernapasan teratur selama kontraksi
- Kemampuan mengikuti instruksi mengejan
---
### **3. Standar Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**Kode SIKI: I.11016**
**Manajemen Nyeri**
*Tindakan:*
- **Edukasi teknik pernapasan** (nafas dalam, pola napas lambat)
- **Posisi nyaman** (semi-Fowler/lateral dengan penyangga)
- **Teknik relaksasi** (guided imagery, sentuhan terapeutik)
- **Kolaborasi analgesia** (jika diperlukan, sesuai protokol)
**Kode SIKI: I.13005**
**Dukungan Proses Persalinan**
*Tindakan:*
- Monitoring frekuensi dan durasi kontraksi
- Bimbingan mengejan efektif (sesuai pola His)
- Asuhan kebersihan perineum
---
### **Catatan Akademis/Pakar:**
- **Evidence-Based Practice:** Intervensi non-farmakologis (seperti hidroterapi atau *counterpressure*) dapat diintegrasikan untuk mengurangi nyeri.
- **Kode Etik:** Pastikan informed consent dan penghormatan otonomi pasien dalam pemilihan metode nyeri.
- **Dokumentasi:** Gunakan skala nyeri valid (VAS/NRS) dan catat respons pasien terhadap intervensi.
Format ini memenuhi standar **PPNI** dengan pendekatan **sistematis dan berbasis bukti**, sesuai konteks klinis kala 2 persalinan.
*(Silakan sesuaikan dengan data assessment spesifik pasien dan kebijakan institusi.)*
**Referensi:**
- Buku *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi VI*
- *Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) Edisi V*
- *Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Edisi IV*
Semoga membantu. -
Article No. 20043 | 24 Jul 2025
Klinis : Nyeri b.d kontraksi uterus
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi: Nyeri b.d kontraksi uterus
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi: Nyeri b.d kontraksi uterus
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi "Nyeri b.d kontraksi uterus" adalah Nyeri Akut. Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
Dalam kasus ini, nyeri yang dirasakan pasien disebabkan oleh kontraksi uterus, yang merupakan suatu keadaan aktual yang dapat mengakibatkan kerusakan jaringan. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang tepat adalah Nyeri Akut.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
Berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), luaran/output yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan untuk pasien dengan kondisi "Nyeri b.d kontraksi uterus" adalah:
a. Tingkat Nyeri Terkontrol
- Pasien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi nyeri.
- Pasien dapat mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri yang efektif.
- Pasien melaporkan penurunan intensitas nyeri.
b. Kenyamanan Terpenuhi
- Pasien dapat mendeskripsikan perasaan nyaman.
- Pasien menunjukkan tanda-tanda kenyamanan fisik dan psikologis.
- Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan untuk beraktivitas.
Luaran/output ini diharapkan dapat tercapai setelah pemberian asuhan keperawatan yang komprehensif dan terfokus pada manajemen nyeri serta peningkatan kenyamanan pasien.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
Berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran pada pasien dengan kondisi "Nyeri b.d kontraksi uterus" adalah:
a. Manajemen Nyeri
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi nyeri.
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi nyeri, seperti kecemasan, kurang tidur, aktivitas fisik, dan lingkungan.
- Berikan analgesik sesuai dengan resep dokter untuk mengurangi nyeri.
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi, distraksi, dan terapi kompres hangat/dingin.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (misalnya fisioterapis, psikolog) untuk penanganan nyeri yang komprehensif.
b. Peningkatan Kenyamanan
- Ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang, dengan suhu, pencahayaan, dan suara yang sesuai.
- Berikan posisi yang optimal untuk mengurangi nyeri dan meningkatkan relaksasi.
- Lakukan tindakan keperawatan yang dapat meningkatkan kenyamanan, seperti pijatan, massage, dan terapi musik.
- Libatkan keluarga dalam upaya peningkatan kenyamanan pasien.
- Berikan dukungan emosional dan spiritual sesuai dengan kebutuhan pasien.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terfokus pada manajemen nyeri serta peningkatan kenyamanan, diharapkan luaran/output yang diinginkan dapat tercapai, yaitu tingkat nyeri terkontrol dan kenyamanan terpenuhi. -
Article No. 20044 | 24 Jul 2025
Klinis : Nyeri b.d kontraksi uterus
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi nyeri yang disebabkan oleh kontraksi uterus, sesuai dengan format yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi nyeri yang disebabkan oleh kontraksi uterus adalah "Nyeri akut". Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (NANDA-I, 2021). Dalam kasus ini, nyeri disebabkan oleh kontraksi uterus yang merupakan suatu proses fisiologis, namun dapat menimbulkan rasa tidak nyaman bagi pasien.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Pasien melaporkan nyeri berkurang.
2. Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil.
3. Pasien dapat beristirahat dengan cukup.
4. Pasien dapat beradaptasi dengan nyeri yang dirasakan.
5. Pasien dan keluarga memahami strategi penanganan nyeri.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, diperlukan intervensi keperawatan yang meliputi:
1. Manajemen Nyeri
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan beratnya nyeri.
b. Berikan tindakan non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti kompres hangat, teknik relaksasi, dan distraksi.
c. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi farmakologis, jika diperlukan.
d. Ajarkan pasien dan keluarga teknik manajemen nyeri yang dapat dilakukan sendiri.
2. Manajemen Istirahat dan Tidur
a. Kaji pola istirahat dan tidur pasien.
b. Fasilitasi lingkungan yang nyaman dan mendukung untuk beristirahat.
c. Anjurkan pasien untuk melakukan teknik relaksasi dan napas dalam untuk membantu proses tidur.
d. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai pentingnya istirahat yang cukup.
3. Peningkatan Koping
a. Kaji kemampuan koping pasien dalam menghadapi nyeri.
b. Berikan dukungan emosional dan motivasi untuk meningkatkan adaptasi pasien terhadap nyeri.
c. Libatkan keluarga dalam proses peningkatan koping pasien.
d. Berikan edukasi tentang strategi koping yang efektif dalam menghadapi nyeri.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan dan meningkatkan kualitas hidup selama mengalami nyeri akibat kontraksi uterus. -
Article No. 20045 | 24 Jul 2025
Klinis : Pasien datang dengan keluhan batuk kering sudah 2 hari
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi pasien dengan keluhan batuk kering selama 2 hari.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan batuk kering selama 2 hari adalah "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif". Diagnosa ini didasarkan pada tanda dan gejala yang dialami pasien, yaitu batuk kering yang berlangsung selama 2 hari. Batuk kering merupakan indikasi bahwa terdapat gangguan pada pembersihan jalan napas, sehingga pasien tidak dapat mengeluarkan dahak atau lendir dengan efektif.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan luaran/output yang dapat dicapai adalah:
1. Bersihan Jalan Napas Membaik
- Pasien dapat batuk dan bersin secara efektif untuk mengeluarkan lendir
- Pasien menunjukkan pernapasan yang tidak sulit
- Pasien tidak menunjukkan adanya suara napas tambahan (wheezing, ronki)
- Pasien menunjukkan pergerakan dada yang simetris saat inspirasi dan ekspirasi
2. Pengetahuan Peningkatan Bersihan Jalan Napas Meningkat
- Pasien dapat menjelaskan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi bersihan jalan napas
- Pasien dapat menjelaskan teknik batuk efektif
- Pasien dapat menjelaskan manfaat penggunaan humidifier atau inhalasi
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Pemantauan Bersihan Jalan Napas
- Pantau pola dan karakteristik batuk pasien
- Pantau suara napas tambahan (wheezing, ronki)
- Pantau pergerakan dada saat inspirasi dan ekspirasi
- Pantau status oksigenasi pasien (SpO2, RR)
2. Fasilitasi Bersihan Jalan Napas
- Ajarkan teknik batuk efektif dan latih pasien melakukannya
- Berikan cairan yang cukup untuk melembabkan jalan napas
- Pertimbangkan penggunaan humidifier atau terapi inhalasi
- Posisikan pasien dalam posisi yang nyaman untuk memfasilitasi bersihan jalan napas
3. Edukasi Peningkatan Bersihan Jalan Napas
- Jelaskan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi bersihan jalan napas
- Jelaskan manfaat dan teknik batuk efektif
- Jelaskan manfaat penggunaan humidifier atau terapi inhalasi
- Libatkan keluarga dalam memberikan edukasi kepada pasien
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan dapat membantu pasien mencapai luaran/output yang diharapkan, sehingga bersihan jalan napas pasien dapat membaik dan pasien dapat kembali ke kondisi sehat. -
Article No. 20046 | 24 Jul 2025
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan nyeri dada akibat infark miokard akut
- Kode SDKI: 00032
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memberikan ventilasi adekuat.
2. Nyeri akut berhubungan dengan infark miokard akut
- Kode SDKI: 00132
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
3. Risiko ketidakstabilan kadar gula darah berhubungan dengan diabetes melitus tipe 2
- Kode SDKI: 00179
- Definisi: Rentan mengalami perubahan kadar glukosa darah di luar rentang normal, yang dapat membahayakan kesehatan.
4. Risiko perfusi jaringan kardiovaskular tidak efektif berhubungan dengan infark miokard akut
- Kode SDKI: 00200
- Definisi: Rentan mengalami pengurangan sirkulasi darah ke organ dan jaringan, yang dapat membahayakan kesehatan.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Merupakan klasifikasi diagnosis keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
- Setiap diagnosis keperawatan memiliki kode dan definisi yang jelas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Merupakan klasifikasi luaran (outcome) keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
- Luaran keperawatan menggambarkan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Merupakan klasifikasi intervensi keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
- Intervensi keperawatan adalah serangkaian tindakan yang dilakukan perawat untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 20047 | 24 Jul 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan pilek, batuk, demam sudah 2 hari
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan pilek, batuk, dan demam selama 2 hari:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai adalah "Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas" (SDKI). Diagnosa ini dipilih karena pasien mengalami gejala-gejala yang menunjukkan adanya gangguan pada sistem pernapasan, seperti pilek, batuk, dan demam. Hal ini dapat menyebabkan jalan napas menjadi tidak efektif, sehingga dapat mengganggu proses pertukaran gas dan oksigenasi.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan Asuhan Keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai Luaran/Output sebagai berikut:
a. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Pasien dapat batuk efektif untuk mengeluarkan sekret
- Pasien dapat bernapas dengan mudah dan nyaman
- Tidak ada tanda-tanda sumbatan jalan napas
b. Bebas Demam
- Suhu tubuh pasien kembali normal
- Tidak ada tanda-tanda infeksi yang berlanjut
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai Luaran/Output yang diharapkan, maka Intervensi Keperawatan yang diperlukan adalah:
a. Manajemen Jalan Napas
- Monitor status pernapasan pasien, seperti frekuensi, kedalaman, dan irama pernapasan
- Bantu pasien untuk mengeluarkan sekret dengan teknik batuk efektif
- Lakukan suction atau pengisapan pada jalan napas jika diperlukan
- Berikan humidifikasi atau terapi oksigen jika diperlukan
b. Manajemen Demam
- Monitor suhu tubuh pasien secara berkala
- Berikan kompres hangat untuk menurunkan suhu tubuh
- Berikan obat penurun demam (antipiretik) sesuai resep dokter
- Anjurkan pasien untuk banyak minum cairan
c. Edukasi Kesehatan
- Jelaskan kepada pasien tentang kondisi kesehatannya saat ini
- Ajarkan pasien teknik batuk efektif dan kebersihan jalan napas
- Beri edukasi tentang pentingnya istirahat dan asupan cairan yang cukup
- Anjurkan pasien untuk memantau tanda-tanda perbaikan atau penurunan kondisi
Dengan menerapkan Intervensi Keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan pasien dapat mencapai Luaran/Output yang diharapkan, yaitu bersihan jalan napas yang efektif dan bebas demam. -
Article No. 20048 | 24 Jul 2025
Klinis : peningktan koping keluarga
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI sesuai dengan kondisi yang Anda berikan, dengan nada akademis dan persona sebagai seorang pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Peningkatan Koping Keluarga
Definisi (SDKI):
Kemampuan keluarga untuk mengelola stressor, perubahan, dan tantangan secara efektif.
Kode SDKI: 10017
Definisi (SLKI):
Kemampuan keluarga untuk menggunakan strategi koping yang efektif dalam mengelola stressor, perubahan, dan tantangan.
Kode SLKI: 10007
Definisi (SIKI):
Intervensi untuk membantu keluarga mengembangkan dan menggunakan strategi koping yang efektif dalam mengelola stressor, perubahan, dan tantangan.
Kode SIKI: 10007
Dalam kondisi peningkatan koping keluarga, keluarga memiliki kemampuan yang baik dalam mengelola stressor, perubahan, dan tantangan yang dihadapi. Mereka dapat menggunakan strategi koping yang efektif untuk mengatasi situasi sulit dan mempertahankan fungsi keluarga yang optimal. Diagnosis ini mengindikasikan bahwa keluarga memiliki sumber daya dan kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi yang menantang. -
Article No. 20049 | 24 Jul 2025
Klinis : 3. Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai dengan kondisi "Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif" yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif (00201)
Definisi:
Berisiko mengalami penurunan aliran darah ke otak yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00201
Definisi: Berisiko mengalami penurunan aliran darah ke otak yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 00201
Definisi: Pasien menunjukkan perfusi serebral yang efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 00201
Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan perfusi serebral yang efektif.
Sebagai seorang perawat, saya memahami bahwa kondisi "Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif" membutuhkan perhatian khusus. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penurunan curah jantung, gangguan hemodinamik, atau kondisi lain yang dapat mempengaruhi aliran darah ke otak. Intervensi keperawatan yang tepat, seperti pemantauan tanda-tanda vital, pengaturan posisi, dan manajemen cairan, sangat penting untuk mencegah komplikasi yang dapat terjadi.
Saya akan bekerja secara profesional dan kolaboratif dengan tim kesehatan lainnya untuk memastikan pasien mendapatkan perawatan yang komprehensif dan optimal. Jangan ragu untuk menanyakan lebih lanjut jika Anda membutuhkan informasi atau klarifikasi lebih lanjut. -
Article No. 20050 | 24 Jul 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis awal pasien adalah tuberkulosis paru. Berikut kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang mungkin dilakukan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis atau histologis.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 33.24
- Deskripsi: Bronkoskopi, kaku, diagnostik.
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 A15.0 merupakan kode untuk tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis atau histologis. Kode ini sesuai dengan gejala yang dialami pasien, yaitu batuk berdahak, demam, sesak napas, dan hasil pemeriksaan fisik serta rontgen yang menunjukkan adanya lesi di paru.
2. Kode ICD-9-CM 33.24 adalah kode untuk tindakan bronkoskopi diagnostik. Prosedur ini mungkin dilakukan untuk mengambil sampel jaringan atau cairan dari lesi paru untuk konfirmasi diagnosis melalui pemeriksaan mikrobiologis atau histologis.
Berdasarkan kode-kode tersebut, dokter atau perekam medis dapat menggunakan informasi ini untuk mendokumentasikan diagnosis dan tindakan medis yang dilakukan pada pasien. -
Article No. 20051 | 24 Jul 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci terkait diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien ini adalah:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Pasien mengalami batuk berdahak, sesak napas, dan hasil pemeriksaan menunjukkan adanya suara napas bronkial di paru kanan atas serta lesi di paru yang mengindikasikan adanya gangguan pada bersihan jalan napas.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas
a. Pasien dapat mengeluarkan sekret dengan efektif.
b. Pasien dapat bernapas dengan irama dan kedalaman yang normal.
c. Tidak terdapat suara napas tambahan.
d. Saturasi oksigen dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
a. Monitor status pernapasan (frekuensi, irama, kedalaman, dan penggunaan otot bantu pernapasan).
b. Auskultasi suara napas dan identifikasi adanya suara napas tambahan.
c. Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen dalam batas normal.
d. Lakukan fisioterapi dada dan latihan batuk efektif untuk membantu mengeluarkan sekret.
e. Berikan bronkodilator dan mukolitik sesuai instruksi medis untuk memperlancar bersihan jalan napas.
f. Kolaborasi dengan tim medis untuk mengatasi penyebab utama (tuberkulosis paru).
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" dipilih karena pasien mengalami gejala-gejala yang menunjukkan adanya gangguan pada bersihan jalan napas, seperti batuk berdahak, sesak napas, dan temuan pemeriksaan fisik berupa suara napas bronkial serta lesi di paru. Tujuan asuhan keperawatan adalah agar pasien dapat mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif, yang ditandai dengan kemampuan mengeluarkan sekret, pernapasan yang normal, tidak ada suara napas tambahan, dan saturasi oksigen dalam batas normal.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pemantauan status pernapasan, identifikasi adanya suara napas tambahan, pemberian oksigen, fisioterapi dada, latihan batuk efektif, pemberian bronkodilator dan mukolitik, serta kolaborasi dengan tim medis untuk mengatasi penyebab utama yaitu tuberkulosis paru. Intervensi-intervensi ini ditujukan untuk membantu pasien dalam mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif.