Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 11982 | 07 Feb 2025
Klinis : Pasien mengelukan nyeri di bagian abdomen disertai dengan mual dan muntah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan menggunakan pendekatan SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkatnya untuk kondisi pasien yang mengeluhkan nyeri di bagian abdomen disertai dengan mual dan muntah:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses patologis di abdomen, ditandai dengan keluhan nyeri di abdomen, mual, dan muntah.
Penjelasan Singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
- Tanda dan gejala yang muncul pada pasien dengan nyeri akut di abdomen dapat berupa keluhan rasa nyeri di abdomen, mual, dan muntah.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan pada pasien dengan nyeri akut di abdomen adalah pengurangan nyeri, peningkatan kemampuan mengatasi nyeri, dan perbaikan status nutrisi.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan pada pasien dengan nyeri akut di abdomen meliputi manajemen nyeri, manajemen mual dan muntah, serta pemantauan tanda-tanda vital dan status nutrisi.
Dengan pendekatan SDKI-SLKI-SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk mengatasi masalah nyeri akut di abdomen disertai mual dan muntah yang dialami oleh pasien. -
Article No. 11983 | 07 Feb 2025
Klinis : Pasien mengelukan nyeri di bagian abdomen disertai dengan mual dan muntah dengan konsumsi cairan 5-7 gelas perhari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses patologis pada abdomen, ditandai dengan pasien mengeluhkan nyeri di bagian abdomen.
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Tujuan utama dari intervensi keperawatan adalah untuk menurunkan nyeri, meningkatkan kemampuan pasien dalam mengatasi nyeri, dan mencegah komplikasi akibat nyeri.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan mencakup pemberian analgesik, teknik relaksasi, kompres hangat/dingin, distraksi, dan edukasi tentang manajemen nyeri.
2. Risiko dehidrasi berhubungan dengan intake cairan yang tidak adekuat, ditandai dengan pasien mengonsumsi cairan hanya 5-7 gelas per hari.
Penjelasan singkat:
- SDKI: Risiko dehidrasi didefinisikan sebagai keadaan di mana terdapat risiko penurunan cairan tubuh yang dapat menyebabkan gangguan homeostasis.
- SLKI: Tujuan utama dari intervensi keperawatan adalah untuk mempertahankan status cairan dan elektrolit yang optimal, mencegah komplikasi akibat dehidrasi, dan memfasilitasi pemulihan.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan mencakup pemantauan asupan dan output cairan, pemberian cairan intravena, serta edukasi tentang pentingnya hidrasi yang adekuat.
Tone: Akademis
Persona: Pakar, perawat -
Article No. 11984 | 07 Feb 2025
Klinis : Pasien mengelukan nyeri di bagian abdomen disertai dengan mual dan muntah dengan konsumsi cairan 5-7 gelas perhari
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci sesuai dengan kondisi pasien yang Anda gambarkan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang paling sesuai dengan kondisi pasien adalah "Nyeri Akut". Pasien mengeluhkan nyeri di bagian abdomen, yang merupakan salah satu karakteristik utama dari diagnosa keperawatan Nyeri Akut. Selain itu, pasien juga mengalami mual dan muntah, yang dapat menjadi faktor yang berkontribusi terhadap nyeri akut.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri hingga berada pada tingkat yang dapat ditoleransi.
2. Pasien dapat mendemonstrasikan strategi non-farmakologis yang efektif untuk mengatasi nyeri.
3. Pasien dapat mendemonstrasikan peningkatan toleransi terhadap makanan dan cairan sesuai dengan kebutuhan tubuh.
4. Pasien dapat menunjukkan peningkatan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan cairan sehari-hari.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang diperlukan:
1. Pengkajian nyeri: Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, intensitas, durasi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri.
2. Manajemen nyeri: Berikan intervensi farmakologis dan non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti pemberian analgesik sesuai resep, terapi komplementer (misalnya distraksi, relaksasi, kompres hangat/dingin), dan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya.
3. Monitoring dan evaluasi status cairan: Pantau asupan dan output cairan pasien, serta tanda-tanda dehidrasi. Berikan edukasi dan dukungan untuk meningkatkan konsumsi cairan sesuai kebutuhan.
4. Manajemen mual dan muntah: Berikan intervensi untuk mengatasi mual dan muntah, seperti pemberian anti-emetik sesuai resep, pemberian makanan dan cairan dalam jumlah yang lebih sedikit tetapi lebih sering, dan teknik relaksasi.
5. Edukasi dan konseling: Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai penyebab, gejala, dan penatalaksanaan nyeri, mual, muntah, serta pentingnya konsumsi cairan yang adekuat.
6. Kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya: Berkoordinasi dengan dokter, ahli gizi, dan profesi kesehatan lainnya untuk memberikan pengobatan dan perawatan yang komprehensif.
Dengan memahami diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang efektif untuk mengatasi kondisi pasien dengan nyeri akut, mual, dan penurunan konsumsi cairan. -
Article No. 11985 | 07 Feb 2025
Klinis : klien mengatakan nyeri di dada jika bernapas terasa ssakit seperti ditusuk tusuk.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Terima kasih atas permintaan Anda. Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi yang Anda deskripsikan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R07.1
- Deskripsi: Nyeri dada saat bernapas
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: N/A
- Deskripsi: Tidak ada kode prosedur ICD-9-CM yang spesifik untuk kondisi ini, karena tidak ada tindakan medis yang biasanya dilakukan. Penanganan utama umumnya berupa pemeriksaan klinis, evaluasi gejala, dan manajemen nyeri dada.
Penjelasan:
Kode ICD-10 R07.1 merujuk pada kondisi "Nyeri dada saat bernapas", yang juga dikenal sebagai "pleuritis" atau "nyeri dada pleuritik". Kondisi ini ditandai dengan nyeri yang dirasakan di dada saat melakukan pernapasan dalam atau batuk, yang dapat dirasakan seperti "ditusuk-tusuk". Gejala ini dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti infeksi paru, pneumonia, emboli paru, atau peradangan pada lapisan pleura di paru-paru.
Penatalaksanaan utama untuk kondisi ini umumnya meliputi:
- Evaluasi klinis dan pemeriksaan fisik untuk menentukan penyebab mendasar
- Manajemen nyeri, seperti pemberian analgesik atau anti-inflamasi
- Terapi yang ditujukan untuk mengatasi penyebab, seperti pengobatan infeksi atau penanganan penyakit dasar
- Pemantauan gejala dan evaluasi lanjutan jika diperlukan
Tidak ada kode prosedur ICD-9-CM yang spesifik untuk kondisi ini, karena penanganan utamanya tidak memerlukan tindakan medis invasif. Manajemen pasien umumnya berfokus pada evaluasi, pengobatan gejala, dan penanganan penyebab mendasar. -
Article No. 11986 | 07 Feb 2025
Klinis : Pasien mengelukan nyeri di bagian abdomen disertai dengan mual dan muntah dengan konsumsi cairan 5-7 gelas perhari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses patologis pada abdomen, ditandai dengan pasien mengeluhkan nyeri di bagian abdomen.
Penjelasan:
- Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Nyeri abdomen dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti gastritis, infeksi saluran cerna, obstruksi usus, atau kondisi lainnya.
- Pasien mengeluhkan nyeri di bagian abdomen, yang merupakan tanda utama dari diagnosa ini.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake cairan yang tidak adekuat, ditandai dengan pasien mengonsumsi 5-7 gelas cairan per hari dan disertai dengan mual dan muntah.
Penjelasan:
- Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah keadaan di mana asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Pasien mengalami mual dan muntah, yang dapat menyebabkan intake cairan yang tidak adekuat, yaitu hanya 5-7 gelas per hari.
- Kondisi ini dapat menyebabkan dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh: Keadaan di mana asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kontrol nyeri: Kemampuan individu dalam mengontrol nyeri yang dialami.
- Status nutrisi: Keadaan kesehatan yang ditentukan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan asupan nutrisi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen nyeri: Upaya untuk mengurangi atau mengontrol nyeri yang dialami pasien.
- Manajemen nutrisi: Upaya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien sesuai dengan kondisinya. -
Article No. 11987 | 07 Feb 2025
Klinis : Kejang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi kejang.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Kerusakan Integritas Kulit (Risiko Luka Bakar)
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Kerusakan Integritas Kulit (Risiko Luka Bakar) adalah kondisi di mana individu berisiko mengalami kerusakan pada lapisan kulit akibat paparan sumber panas, kimia, listrik, atau radiasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosis ini adalah:
1. Tidak terjadi kerusakan integritas kulit
2. Luka bakar dapat sembuh dengan baik
3. Tidak terjadi komplikasi dari luka bakar
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosis ini antara lain:
1. Manajemen Nyeri
2. Perawatan Luka Bakar
3. Pencegahan Komplikasi Luka Bakar
4. Edukasi Pencegahan Luka Bakar
Sebagai seorang perawat, saya akan bekerja sama dengan pasien dan tim kesehatan lainnya untuk memastikan masalah kejang ditangani dengan tepat dan komplikasi dapat diminimalisir. Pemantauan yang ketat, tindakan perawatan yang sesuai, serta edukasi kepada pasien dan keluarga akan menjadi prioritas dalam penanganan kondisi ini. -
Article No. 11925 | 06 Feb 2025
Klinis : Batuk pilek masih ada, demam tidak ada, mual muntah tidak ada, riwayat pengobatan TB selama 1 tahun, selesai pengobatan 2 bulan lalu
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) berdasarkan kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas (00031)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bersih dan terbuka.
- Penyebab: Retensi sekret, infeksi saluran napas, perubahan mukosa.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif (0410)
- Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bersih.
- Kriteria Hasil:
- Pasien dapat membersihkan jalan napas dengan efektif.
- Pasien tidak mengalami obstruksi jalan napas.
- Pasien tidak mengalami stridor atau ronki.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas (3200)
- Definisi: Memfasilitasi pembukaan dan pemeliharaan jalan napas yang bersih dan terbuka.
- Aktivitas Keperawatan:
- Pantau status pernapasan.
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan.
- Lakukan terapi pernapasan (misalnya, fisioterapi dada, pengisapan lendir).
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menentukan terapi lanjutan.
Dengan mempertimbangkan kondisi pasien yang masih mengalami batuk pilek, riwayat pengobatan TB dalam 1 tahun terakhir, dan selesai pengobatan 2 bulan lalu, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Ketidakefektifan bersihan jalan napas. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Jalan Napas untuk memfasilitasi pembukaan dan pemeliharaan jalan napas yang bersih dan terbuka, serta mengevaluasi capaian luaran Bersihan Jalan Napas Efektif. -
Article No. 11926 | 06 Feb 2025
Klinis : Seorang wanita, Ny. S, 27 tahun, datang ke IGD dengan keluhan nyeri perut bawah yang semakin memberat sejak 4 hari terakhir. Nyeri dirasakan konstan, tumpul, dan menyebar ke punggung bawah serta kedua paha. Pasien juga mengeluhkan keputihan berwarna kuning kehijauan dengan bau tidak sedap, serta demam yang tidak kunjung turun sejak 3 hari terakhir. Dari anamnesis, diketahui bahwa Ny. S sudah menikah selama 3 tahun dan belum memiliki anak. la mengaku sering mengalami dispareunia dan haidnya tidak teratur. Siklus terakhir haidnya terjadi 6 minggu yang lalu. Pasien memiliki riwayat abortus 8 bulan yang lalu dan menjalani kuretase di klinik swasta dengan prosedur yang tidak jelas. Ia juga mengaku pernah mengalami ISK berulang. Hasil pemeriksaan fisik terdapat nyeri tekan di regio hipogastrium, turgor kulit sedikit menurun, Pemeriksaan dalam: Nyeri goyang pada serviks (cervical motion tenderness), nyeri tekan pada kedua adneksa, keputihan purulen keluar dari kanalis servikalis. TTV TD 100/70 mmHg, Nadi 110x/menit, RR 24x/menit, Suhu 38,9°C. Hasil laboratorium Hb: 11,2 g/dL., Leukosit: 15.500/mm², CRP: meningkat, HCG: negative, Urinalisis: Leukosit positif (+), nitrit positif (+).
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa Ny. S mengalami kondisi yang sesuai dengan diagnosis keperawatan Infeksi Saluran Reproduksi. Berikut adalah penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai dengan kondisi Ny. S:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Diagnosis Keperawatan: Infeksi Saluran Reproduksi
Definisi: Proses patologis yang ditandai dengan peradangan pada organ-organ yang menyusun sistem reproduksi wanita, seperti uterus, ovarium, tuba falopi, atau vagina.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Luaran Utama:
a. Tanda-tanda infeksi berkurang
b. Nyeri berkurang
c. Keputihan normal
2. Luaran Khusus:
a. Suhu tubuh normal
b. Nyeri tekan pada regio hipogastrium dan adneksa berkurang
c. Cairan vagina normal
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Infeksi
a. Monitoring tanda-tanda vital
b. Manajemen nyeri
c. Pemberian antibiotik dan analgesik sesuai resep
d. Edukasi pentingnya penanganan infeksi saluran reproduksi
2. Perawatan Vagina
a. Mempertahankan kebersihan genital
b. Mengajarkan perawatan vagina yang benar
c. Memantau perkembangan infeksi
Dengan pemberian intervensi keperawatan yang sesuai, diharapkan Ny. S dapat mengatasi infeksi saluran reproduksinya, mengurangi keluhan nyeri, dan mencegah komplikasi yang mungkin timbul. -
Article No. 11927 | 06 Feb 2025
Klinis : Seorang wanita, Ny. S, 27 tahun, datang ke IGD dengan keluhan nyeri perut bawah yang semakin memberat sejak 4 hari terakhir. Nyeri dirasakan konstan, tumpul, dan menyebar ke punggung bawah serta kedua paha. Pasien juga mengeluhkan keputihan berwarna kuning kehijauan dengan bau tidak sedap, serta demam yang tidak kunjung turun sejak 3 hari terakhir. Dari anamnesis, diketahui bahwa Ny. S sudah menikah selama 3 tahun dan belum memiliki anak. la mengaku sering mengalami dispareunia dan haidnya tidak teratur. Siklus terakhir haidnya terjadi 6 minggu yang lalu. Pasien memiliki riwayat abortus 8 bulan yang lalu dan menjalani kuretase di klinik swasta dengan prosedur yang tidak jelas. Ia juga mengaku pernah mengalami ISK berulang. Hasil pemeriksaan fisik terdapat nyeri tekan di regio hipogastrium, turgor kulit sedikit menurun, Pemeriksaan dalam: Nyeri goyang pada serviks (cervical motion tenderness), nyeri tekan pada kedua adneksa, keputihan purulen keluar dari kanalis servikalis. TTV TD 100/70 mmHg, Nadi 110x/menit, RR 24x/menit, Suhu 38,9°C. Hasil laboratorium Hb: 11,2 g/dL., Leukosit: 15.500/mm², CRP: meningkat, HCG: negative, Urinalisis: Leukosit positif (+), nitrit positif (+).
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi klien Ny. S, 27 tahun, yang datang ke IGD dengan keluhan nyeri perut bawah, keputihan, dan demam, dapat ditetapkan diagnosa keperawatan sebagai berikut:
1. Diagnosa Keperawatan (SDKI):
a. Nyeri Akut
b. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
c. Risiko Infeksi
Penjelasan singkat:
a. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Gejala: Keluhan nyeri perut bawah yang semakin memberat, nyeri dirasakan konstan, tumpul, dan menyebar ke punggung bawah serta kedua paha.
- Faktor yang Berkontribusi: Infeksi rongga panggul (PID).
b. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan bersihan jalan napas untuk memfasilitasi pertukaran gas.
- Gejala: Demam yang tidak kunjung turun.
- Faktor yang Berkontribusi: Infeksi rongga panggul (PID).
c. Risiko Infeksi
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat menimbulkan kerusakan selular.
- Faktor Risiko: Riwayat abortus 8 bulan lalu dengan prosedur yang tidak jelas, riwayat ISK berulang, adanya keputihan berwarna kuning kehijauan dengan bau tidak sedap, serta peningkatan nilai laboratorium (leukosit, CRP).
Penjelasan SDKI, SLKI, SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang digunakan dalam menetapkan diagnosis keperawatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang digunakan dalam menentukan luaran/kriteria hasil keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang digunakan dalam menentukan intervensi keperawatan.
Ketiga standar ini disusun oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk memberikan pedoman bagi perawat dalam praktik keperawatan yang berkualitas dan terstandar. -
Article No. 11928 | 06 Feb 2025
Klinis : urutkan diagnosis dari kasus dibawah ini. Seorang wanita, Ny. S, 27 tahun, datang ke IGD dengan keluhan nyeri perut bawah yang semakin memberat sejak 4 hari terakhir. Nyeri dirasakan konstan, tumpul, dan menyebar ke punggung bawah serta kedua paha. Pasien juga mengeluhkan keputihan berwarna kuning kehijauan dengan bau tidak sedap, serta demam yang tidak kunjung turun sejak 3 hari terakhir. Dari anamnesis, diketahui bahwa Ny. S sudah menikah selama 3 tahun dan belum memiliki anak. la mengaku sering mengalami dispareunia dan haidnya tidak teratur. Siklus terakhir haidnya terjadi 6 minggu yang lalu. Pasien memiliki riwayat abortus 8 bulan yang lalu dan menjalani kuretase di klinik swasta dengan prosedur yang tidak jelas. Ia juga mengaku pernah mengalami ISK berulang. Hasil pemeriksaan fisik terdapat nyeri tekan di regio hipogastrium, turgor kulit sedikit menurun, Pemeriksaan dalam: Nyeri goyang pada serviks (cervical motion tenderness), nyeri tekan pada kedua adneksa, keputihan purulen keluar dari kanalis servikalis. TTV TD 100/70 mmHg, Nadi 110x/menit, RR 24x/menit, Suhu 38,9°C. Hasil laboratorium Hb: 11,2 g/dL., Leukosit: 15.500/mm², CRP: meningkat, HCG: negative, Urinalisis: Leukosit positif (+), nitrit positif (+).
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang diberikan, berikut urutan diagnosis keperawatan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Nyeri Akut
- SDKI: Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
- Penjelasan: Pasien mengeluhkan nyeri perut bawah yang semakin memberat sejak 4 hari terakhir, nyeri dirasakan konstan, tumpul, dan menyebar ke punggung bawah serta kedua paha.
2. Risiko Infeksi
- SDKI: Risiko Infeksi
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
- Penjelasan: Pasien mengalami keputihan berwarna kuning kehijauan dengan bau tidak sedap, serta demam yang tidak kunjung turun sejak 3 hari terakhir. Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya nyeri tekan pada kedua adneksa dan keputihan purulen keluar dari kanalis servikalis. Hal ini menunjukkan adanya risiko infeksi.
3. Konstipasi
- SDKI: Konstipasi
- Definisi: Pengalaman buang air besar yang tidak memuaskan atau tidak teratur, ditandai dengan pengeluaran feses yang sulit atau tidak teratur.
- Penjelasan: Pasien memiliki riwayat abortus 8 bulan yang lalu dan menjalani kuretase di klinik swasta. Hal ini dapat menyebabkan gangguan pada sistem pencernaan dan risiko konstipasi.
4. Ansietas
- SDKI: Ansietas
- Definisi: Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya.
- Penjelasan: Pasien mengalami beberapa kondisi medis yang dapat menimbulkan kecemasan atau kekhawatiran, seperti nyeri perut, infeksi, riwayat abortus, dan dispareunia.
5. Resiko Kekambuhan Infeksi
- SDKI: Risiko Kekambuhan Infeksi
- Definisi: Rentan terhadap kemunculan kembali proses infeksi yang telah dialami sebelumnya.
- Penjelasan: Pasien memiliki riwayat ISK berulang dan telah mengalami abortus dengan prosedur kuretase di klinik swasta. Hal ini meningkatkan risiko kekambuhan infeksi di kemudian hari.
Dalam perawatan pasien, perawat harus memperhatikan dan mengelola kelima diagnosis keperawatan tersebut secara komprehensif untuk mencapai hasil yang optimal.